Swarawarta.co.id – Tiga pusaka milik Ponorogo yang masih terkait dengan Kerajaan Majapahit akan dikeluarkan untuk prosesi kirab bedol pusaka.
Pada prosesi ini, tiga pusaka akan dikeluarkan dari Pringgitan dan diarak ke pendopo yang berada di area pemakaman Eyang Batoro Katong.
“Ketiga pusaka ini disimpan di Pringgitan, rumah dinas bupati, ada tempat tersendiri untuk menyimpannya,” ungkap salah satu budayawan Ponorogo, Sunarso, Sabtu (06/07/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kirab ini selalu dilakukan pada malam hari sebelum malam 1 Suro.
“Ada acara sakral dalam perayaan Grebeg Suro, ya kirab bedol pusaka dan kirab pusaka. Acara ini, mengkirabkan 3 pusaka milik Ponorogo tersebut,” katanya.
Baca Juga: 276 Kades di Ponorogo Terima SK Perpanjangan Masa Jabatan, Begini Pesan Sugiri Sancoko
Sunarso menyebut bahwa kirab pusaka ini merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur yang telah berjuang untuk mendirikan Kabupaten Ponorogo.
Kirab pusaka dari Makam Batoro Katong ke Paseban Alun-alun Ponorogo dilakukan untuk memperingati peristiwa bersatunya Ponorogo.
Peristiwa ini juga menjadi awal bergantinya pusat pemerintahan ke kota yang digunakan hingga saat ini.
Sunarso menambahkan bahwa Tombak Kiai Tunggul Nogo, Sabuk Angking Cinde Puspito, dan Payung Songsong Kiai Tunggul Wulung merupakan tiga pusaka yang digunakan Raden Batoro Katong dalam memimpin Ponorogo. Oleh karena itu, pusaka-pusaka ini masih terus dirawat hingga kini.
Baca Juga: Akan Pulang Ke Tanah Air, Jamaah Haji Asal Ponorogo
“Kirab bedol pusaka merupakan pra acara kirab pusaka. Kirab pusaka merupakan memperingati kejadian menyatunya Ponorogo, dan berpindahnya pusat pemerintahan di Kota Tengah, yang saat ini dipakai,” katanya.