Salah satu pemimpin senior Hamas, Ismail Haniyeh, dilaporkan tewas di kediamannya di Teheran, Iran, pada Selasa (30/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut keterangan dari Hamas, Haniyeh meninggal setelah menghadiri upacara pelantikan presiden terpilih Iran, Masoud Pezeshkian.
“Saudara, pemimpin, mujahid Ismail Haniyeh tewas dalam serangan Zionis di markas besarnya di Teheran setelah ia berpartisipasi dalam pelantikan presiden (Iran) yang baru,” ungkap Hamas dalam laporannya, seperti dimuat BBC.
Hingga saat ini, belum ada pihak bisa dimintai pertangungjawaban ber atas kematian Haniyeh. Namun, Hamas cukup yakin bahwa serangan tersebut berasal dari Israel.
Korps Garda Revolusi Iran menyatakan bahwa penyebab kematian Haniyeh, belum jelas dan sedang dalam penyelidikan.
Sebelumnya, diketahui bahwa Israel telah mengancam untuk membunuh Ismail Haniyeh dan menghancurkan kelompok Hamas setelah serangan pada 7 Oktober yang menyebabkan kematian 1.195 orang, yang dimana sebagian besar korban adalah warga sipil.
Haniyeh, sendiri adalah seorang petinggi hamas yang berusia 62 tahun, ia merupakan tokoh penting dalam gerakan Hamas sejak akhir 1980-an. Haniyeh juga diketahui pernah dipenjara oleh Israel selama tiga tahun pada tahun 1989 saat penindakan terhadap Intifada Palestina pertama. Setelah itu, pada tahun 1992, Haniyeh diasingkan ke wilayah tak bertuan antara Israel dan Lebanon bersama sejumlah pemimpin Hamas lainnya.
Penulis : Pipit Adila Wati, Siswi Magang, SMAN 1 PONOROGO.