Hoarding Disorder: Memahami Gangguan Mental yang Sering Tak Disadari

- Redaksi

Sunday, 21 July 2024 - 08:54 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

SwaraWarta.co.idHoarding disorder adalah gangguan mental yang kerap tidak disadari oleh penderita -nya maupun orang di sekitar mereka.

Gangguan ini ditandai dengan kesulitan ekstrem dalam membuang barang-barang, tanpa memandang nilai sebenarnya dari barang-barang tersebut.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penderita hoarding disorder cenderung menimbun berbagai jenis barang, baik yang masih memiliki nilai guna maupun yang sudah tidak layak pakai.

Kondisi ini bukan sekedar kebiasaan buruk, melainkan sebuah gangguan mental serius yang memerlukan perhatian dan penanganan yang tepat.

Penderita sering kali mengalami kecemasan atau stres berlebihan saat harus membuang atau memisahkan diri dari barang-barang mereka.

Kecemasan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti rasa takut kehilangan informasi penting, adanya emosi terhadap barang tertentu, atau keyakinan bahwa barang tersebut akan berguna di masa depan.

Akibatnya, rumah penderita hoarding disorder bisa menjadi penuh sesak dan tidak layak huni, yang pada gilirannya berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental mereka.

Baca Juga :  Polresta Malang Berhasil Menangkap Pelaku Gendam Sindikat Makassar

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi perkembangan hoarding disorder adalah masalah psikologis yang mendasarinya, seperti kecemasan, depresi, atau trauma masa lalu.

Dampak dari hoarding disorder tidak hanya dirasakan oleh penderitanya, tetapi juga oleh orang-orang di sekitar mereka.

Keluarga dan teman sering kali merasa frustrasi dan tidak berdaya dalam menghadapi kebiasaan menimbun barang tersebut.

Penderita hoarding disorder biasanya mengalami perasaan cemas yang berlebihan saat harus membuang barang-barang, meskipun barang-barang tersebut tidak memiliki nilai guna.

Kecemasan ini dapat disebabkan oleh berbagai alasan, seperti rasa takut kehilangan informasi penting, adanya emosi terhadap barang-barang tertentu, atau keyakinan bahwa barang-barang tersebut akan berguna di masa depan.

Akibatnya, rumah penderita hoarding disorder sering kali menjadi penuh sesak dan tidak layak huni, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental mereka.

Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap perkembangan hoarding disorder adalah masalah psikologis yang mendasarinya, seperti kecemasan, depresi, atau trauma masa lalu.

Baca Juga :  Mahasiswi ITB Ditangkap Polisi Terkait Meme Presiden Prabowo dan Jokowi

Pengalaman buruk di masa lalu yang sudah terlewatkan, misalnya kehilangan orang yang dicintai atau trauma pasca bencana alam, dapat memicu seseorang untuk mulai menyimpan barang sebagai cara untuk mengatasi perasaan kehilangan atau ketidakamanan.

Selain itu, faktor genetik juga dapat berperan penting dalam predisposisi seseorang terhadap gangguan ini.

Gangguan penimbunan memiliki dampak yang luas tidak hanya pada penderitanya, tetapi juga pada orang-orang di sekitarnya. Keluarga dan teman sering kali merasa frustrasi dan tidak berdaya dalam menghadapi kebiasaan menimbun barang tersebut.

Mereka mungkin merasa ingin bermalam dengan kondisi rumah yang penuh sesak dan tidak layak huni, serta khawatir tentang kesehatan dan keselamatan penderita.

Penanganan hoarding disorder memerlukan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan.

Terapi kognitif perilaku (CBT) sering digunakan untuk membantu penderita mengatasi kecemasan mereka dan mengubah pola pikir yang mendasari kebiasaan menimbun.

Baca Juga :  Rektor Unair Memilih Bungkam Usai Pemecatan Dekan Fakultas Kedokteran Ramai di Medsos

Dalam beberapa kasus, pengobatan mungkin diperlukan untuk mengatasi kondisi psikologis yang mendasarinya, seperti kecemasan atau depresi.

Dukungan dari keluarga dan teman juga sangat penting dalam membantu penderita menghadapi dan mengatasi gangguan ini.

Meningkatkan kesadaran tentang gangguan penimbunan dan menghilangkan stigma terkait gangguan mental ini adalah langkah penting dalam membantu penderita mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang penyebab dan dampaknya, serta pendekatan yang tepat dalam penanganannya, penderita hoarding disorder dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat dan lebih produktif.

Dalam menghadapi hoarding disorder, penting untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang gangguan ini dan memberikan dukungan yang tepat kepada penderita.

Dengan pendekatan yang tepat, penderita dapat belajar untuk mengelola kecemasan mereka dan membuat keputusan yang lebih sehat tentang barang-barang yang mereka miliki, sehingga meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.***

Berita Terkait

Panduan Lengkap Pendaftaran JOTA-JOTI 2025: Merayakan Dunia yang Dibentuk oleh Kaum Muda
4 Kelebihan Jet Tempur Chengdu J-10 yang Bikin Dunia Militer Terkagum
Purbaya Tolak Bayar Utang Kereta Cepat, Begini Respon dari Pemerintah
Cara Cetak Pertek NIP PPPK 2025: Panduan Lengkap dan Link Resmi
Tambahan Tunjangan Profesi Guru 2025: Jadwal, Besaran, dan Syaratnya
Tanggal 14 Oktober Memperingati Hari Apa? Simak Penjelasannya
Update Harga Cabai Merah Hari Ini: Gejolak Terpantau di Berbagai Daerah
Cara Cek BSU Kemnaker 2025 dengan Mudah secara Online dan Syaratnya

Berita Terkait

Friday, 17 October 2025 - 16:53 WIB

Panduan Lengkap Pendaftaran JOTA-JOTI 2025: Merayakan Dunia yang Dibentuk oleh Kaum Muda

Thursday, 16 October 2025 - 14:09 WIB

4 Kelebihan Jet Tempur Chengdu J-10 yang Bikin Dunia Militer Terkagum

Wednesday, 15 October 2025 - 14:31 WIB

Purbaya Tolak Bayar Utang Kereta Cepat, Begini Respon dari Pemerintah

Wednesday, 15 October 2025 - 10:57 WIB

Cara Cetak Pertek NIP PPPK 2025: Panduan Lengkap dan Link Resmi

Tuesday, 14 October 2025 - 17:06 WIB

Tambahan Tunjangan Profesi Guru 2025: Jadwal, Besaran, dan Syaratnya

Berita Terbaru