SwaraWarta.co.id – Bencana alam kembali melanda Nusantara, sekali ini adalah banjir yang melanda wilayah Kecamatan Tolinggula, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, yang telah merendam pemukiman dan perkebunan milik warga sejak Sabtu (13/7).
Banjir ini terjadi mulai pukul 15.00 WITA pada hari Sabtu akibat luapan Sungai Limbato yang disebabkan oleh curah hujan tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Desa Limbato, Udin Lauposo, menginformasikan pada hari Minggu bahwa pemukiman dan kebun warga terendam dengan ketinggian air yang mencapai dua meter di beberapa tempat.
Menurut Udin Lauposo, banjir saat ini mulai surut, namun cuaca di wilayah tersebut masih berpotensi hujan.
Seluruh kepala dusun sedang bergerak untuk mendata jumlah warga yang terdampak, rumah yang terendam, dan kerugian yang ditimbulkan.
Data ini akan segera dilaporkan ke pemerintah kecamatan dan kabupaten setelah terkumpul.
Udin Lauposo menjelaskan bahwa pasca-banjir bandang yang terjadi pada Maret 2024, wilayah tersebut sangat berpotensi mengalami banjir.
Banjir yang terjadi kali ini merupakan banjir kedua yang melanda desa di wilayah tersebut setelah banjir bandang sebelumnya.
Kondisi ini dipicu oleh keadaan sungai yang telah rata dengan jalan atau perkebunan.
Udin Lauposo menyatakan bahwa pembangunan tanggul Sungai Limbato yang diperkirakan mencapai satu kilometer sangat diperlukan untuk mencegah luapan air sungai masuk ke pemukiman dan perkebunan yang menjadi sumber penghasilan masyarakat.
Mengingat curah hujan yang tinggi hanya dalam beberapa jam saja dapat menyebabkan air sungai meluber ke perkebunan, jalan utama desa, dan pemukiman warga, diperlukan penanganan yang serius.
Daerah Aliran Sungai (DAS) Limbato memerlukan penanganan segera untuk mencegah wilayah tersebut menjadi langganan banjir.
Camat Tolinggula, Tony Abas, menambahkan bahwa banjir melanda wilayah tersebut, khususnya di titik-titik yang menjadi langganan banjir.
Banjir ini terjadi akibat curah hujan tinggi sejak Sabtu sore. Selain itu, terjadi pula longsor di perbatasan antara Desa Limbato dan Papualangi.
Tony Abas menginformasikan bahwa upaya penanganan banjir sedang dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak.
Pemerintah kecamatan dan kabupaten telah dikoordinasikan untuk memberikan bantuan kepada warga yang terdampak dan untuk mengatasi kerusakan yang terjadi akibat banjir dan longsor.
Penanganan darurat dan evakuasi warga dilakukan untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.
Banjir di Kecamatan Tolinggula menunjukkan bahwa wilayah ini sangat rentan terhadap bencana alam, terutama banjir dan longsor.
Kondisi geografis dan curah hujan yang tinggi menjadi faktor utama yang memicu terjadinya bencana ini.
Pemerintah daerah diharapkan dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengurangi risiko bencana di masa mendatang, termasuk pembangunan infrastruktur yang memadai seperti tanggul dan sistem drainase yang efektif.
Dalam jangka panjang, diperlukan upaya pencegahan yang komprehensif untuk mengurangi dampak bencana alam di wilayah ini.
Edukasi kepada masyarakat tentang cara menghadapi bencana, serta peningkatan kesiapsiagaan bencana, juga sangat penting.
Masyarakat diharapkan dapat lebih siap menghadapi kemungkinan terjadinya banjir dan longsor, sehingga dapat meminimalisir kerugian dan dampak yang ditimbulkan.
Dengan adanya perhatian dan tindakan nyata dari pemerintah serta partisipasi aktif dari masyarakat, diharapkan wilayah Kecamatan Tolinggula dapat lebih tangguh dalam menghadapi bencana alam.
Banjir dan longsor yang terjadi dapat menjadi pelajaran berharga untuk memperkuat sistem penanggulangan bencana dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah tersebut.***