Cuci Darah pada Anak Bukan Karena Minuman Manis! Lantas?

- Redaksi

Wednesday, 31 July 2024 - 20:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

SwaraWarta.co.id – Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menjelaskan bahwa pasien anak yang menjalani cuci darah atau hemodialisis di rumah sakit tersebut bukan disebabkan oleh konsumsi minuman manis.

Prof Dany Hilmanto, Konsultan Nefrologi Anak RSHS, menuturkan bahwa pasien anak yang menjalani cuci darah telah memiliki riwayat penyakit gagal ginjal yang lama atau memiliki kelainan bawaan.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Prof Dany mengungkapkan bahwa penyebab utama anak-anak harus menjalani cuci darah adalah karena dua faktor utama, yaitu kelainan struktur dan penyakit glomerulus pada ginjal.

Ia menegaskan bahwa banyak pasien anak yang menjalani cuci darah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, yang saat ini menjadi viral di media sosial, juga memiliki latar belakang serupa.

Menurut Prof Dany, penyakit gagal ginjal yang disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi makanan tidak sehat tidak langsung menimbulkan gejala.

Baca Juga :  Bareksa Vs Bibit Lebih Bagus yang Mana? Ini Jawabannya!

Penyakit tersebut berkembang melalui proses yang panjang, diawali dengan hipertensi, diabetes melitus, dan obesitas, yang semuanya merupakan faktor risiko bagi gagal ginjal.

Ia menjelaskan bahwa gangguan ginjal pada anak-anak berbeda dengan gangguan ginjal pada orang dewasa. Dalam banyak kasus, penyebabnya adalah kelainan bawaan.

Prof Dany menambahkan bahwa pada anak di atas lima tahun, penyakit glomerulus menjadi penyebab paling umum dari gagal ginjal.

Salah satu bentuk penyakit glomerulus yang sering ditemukan adalah bocor ginjal.

Ia menjelaskan bahwa penyakit ini memerlukan penanganan serius dan sering kali memerlukan cuci darah sebagai bagian dari pengobatan.

Dr. Ahmedz Widiasta, staf Divisi Nefrologi RSHS Bandung, menyebutkan bahwa sekitar 20 anak menjalani cuci darah secara rutin setiap bulan di Poliklinik Hemodialisis RSHS Bandung.

Baca Juga :  Sambut Ulang Tahun Kabupaten Ponorogo, Adakan Makan Geratis

Ia menegaskan bahwa jumlah pasien anak yang menjalani cuci darah akibat penyakit gagal ginjal masih relatif stabil.

Menurutnya, tidak ada peningkatan atau penurunan yang signifikan dalam jumlah kasus anak dengan penyakit ginjal kronis yang memerlukan cuci darah rutin, yaitu berkisar antara 10 hingga 20 anak per bulan.

Penjelasan ini penting untuk mengedukasi masyarakat bahwa penyakit ginjal pada anak-anak umumnya disebabkan oleh faktor genetik atau kelainan bawaan, bukan karena konsumsi makanan atau minuman tidak sehat.

Meskipun gaya hidup sehat tetap penting, orang tua perlu memahami bahwa beberapa kondisi kesehatan memang tidak dapat dihindari dan memerlukan perhatian medis yang serius.

Dengan informasi ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami penyebab sebenarnya dari gagal ginjal pada anak-anak dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum tentu benar di media sosial.

Baca Juga :  Ketua MK Bohong? Begini Pembelaannya

Edukasi yang benar mengenai kesehatan ginjal pada anak sangat penting untuk pencegahan dan penanganan dini, sehingga anak-anak dengan kondisi ini dapat mendapatkan perawatan yang tepat dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Prof Dany juga mengingatkan bahwa penting bagi orang tua untuk tetap memantau kesehatan anak-anak mereka dan segera berkonsultasi dengan dokter jika terdapat tanda-tanda masalah kesehatan.

Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi yang lebih serius di kemudian hari.

Dengan demikian, pemahaman yang benar tentang penyebab gagal ginjal pada anak dan pentingnya perawatan medis yang tepat sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman dan meningkatkan kesehatan anak-anak di Indonesia.***

Berita Terkait

Meutya Hafid: Kominfo Tetap Tegas Tutup Situs Judi Meski Digugat
Gunung Ibu di Halmahera Barat Erupsi, Keluarkan Lava Pijar dan Kolom Abu
Mega Aulia Menangis: “Tolong Jangan Tayangkan Lagi Sinetron Saya”
Nissa Sabyan & Ayus Resmi Menikah, Ini Lokasi dan Maharnya
Penjualan iPhone di China Anjlok, Huawei Sukses Pikat Konsumen dengan Diskon Besar
Dugaan Penyalahgunaan Dana BOS di SMK PGRI 2 Ponorogo, Kejaksaan Sita 10 Kendaraan
Praperadilan Tom Lembong Berlangsung: Tidak Dijelaskan Apa Masalahnya
Makin Merebak, Bareskrim Tetapkan 734 Orang jadi Tersangka dalam 619 Kasus Judi Online

Berita Terkait

Friday, 22 November 2024 - 05:10 WIB

Meutya Hafid: Kominfo Tetap Tegas Tutup Situs Judi Meski Digugat

Friday, 22 November 2024 - 05:05 WIB

Gunung Ibu di Halmahera Barat Erupsi, Keluarkan Lava Pijar dan Kolom Abu

Thursday, 21 November 2024 - 19:54 WIB

Mega Aulia Menangis: “Tolong Jangan Tayangkan Lagi Sinetron Saya”

Thursday, 21 November 2024 - 19:47 WIB

Nissa Sabyan & Ayus Resmi Menikah, Ini Lokasi dan Maharnya

Thursday, 21 November 2024 - 17:11 WIB

Penjualan iPhone di China Anjlok, Huawei Sukses Pikat Konsumen dengan Diskon Besar

Berita Terbaru

Potret Nissa Sabyan dan Ayus (Dok.ist)

Berita

Nissa Sabyan & Ayus Resmi Menikah, Ini Lokasi dan Maharnya

Thursday, 21 Nov 2024 - 19:47 WIB