swarawarta.co.id – Dalam modul Pelatihan Mandiri Guru yang tersedia di Platform Merdeka Mengajar (PMM), terdapat pembahasan mengenai pendidikan seksual.
Bagaimana pandangan bapak/ibu terhadap pendidikan seksual sejak dini. Hal ini telah dibahas dalam cerita Reflektif.
Baca Juga: Mengapa Anda Memilih untuk Menjadi Pengajar Praktik di Program Pendidikan Guru Penggerak
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagai informasi, Cerita Reflektif adalah bagian dari soal latihan yang muncul setiap kali seorang guru menyelesaikan satu topik dalam Modul Pelatihan Mandiri.
Mereka harus menjawab pertanyaan itu untuk melihat seberapa baik pemahaman mereka tentang materi modul.
Baca Juga: Apa Saja yang Sangat dibutuhkan Murid untuk Membantu Mereka Menguatkan Kekuatan-kekuatan Kodratnya?
Pertanyaan tentang pendidikan seksual muncul dalam Modul 3 Layanan Dasar dalam topik Bimbingan dan Konseling.
Itu terjadi karena topik ini dianggap sangat penting dan harus diajarkan kepada para siswa.
Cara Menjawab Pertanyaan Mengenai Seksual pada Anak-anak
Untuk menjawab pertanyaan Cerita Reflektif ini, guru harus memahami konsep pendidikan seksual terlebih dahulu.
Menurut jurnal Peranan Orang Tua Dalam Memberikan Pendidikan Seksual Pada Anak (2013) oleh Reny Safita, pendidikan seksual adalah informasi tentang seksualitas dan jenis kelamin manusia secara jelas dan benar.
Informasi tersebut meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan sampai kelahiran, serta tingkah laku seksual yang harus dilakukan sesuai dengan norma-norma di masyarakat.
Selain itu, juga penting untuk menjelaskan masalah tentang menstruasi, mimpi basah, hingga bahaya seks bebas.
Kementerian Kesehatan dalam laman resminya mengimbau agar pendidikan seksual diberikan sedini mungkin.
Hal ini dilakukan agar anak-anak tidak mendapatkan informasi yang salah atau keliru.
Baca Juga: Contoh Penerapan Asesmen dalam Kurikulum Merdeka yang Tepat Adalah
Membahas seksualitas pada remaja tidak boleh dianggap sebagai hal tabu. Sebaliknya, masa remaja adalah masa yang penuh perubahan secara fisik, kepribadian, intelektualitas, dan emosional. Masa ini sering digambarkan sebagai masa yang penuh tantangan.
Pendidikan seksual pada remaja harus dapat membentuk nilai-nilai serta pandangan yang benar sesuai dengan agama, norma, dan hukum. Dengan begitu, mereka mampu bertanggung jawab terhadap kehidupan seksual mereka.
Menurut Stefanus M. Marbun dan Kalis Stevanus dalam jurnal Pendidikan Seks Pada Remaja (2019), jika pendidikan seks tidak diajarkan sejak dini pada anak-anak, mereka tidak akan tahu betapa berbahayanya seks bebas, pemerkosaan, hamil di luar nikah, aborsi, dan pelanggaran-pelanggaran nilai moral lainnya.
Setelah memahami perlunya pendidikan seksual pada anak, guru dapat menuliskan pandangannya sendiri tentang topik ini dalam kolom Cerita Reflektif.
Sebagai referensi, mereka dapat menekankan bahwa pendidikan seksual sangat penting karena berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan siswa.
Selain itu, mereka dapat menjelaskan pandangan dari sisi budaya atau agama untuk menunjukkan keragaman perspektif.
Terakhir, guru bisa memberikan kesimpulan dan menjelaskan tindakan yang ingin dilakukan untuk mendukung pendidikan seksual di sekolah.