SWARAWARTA.CO.ID – Pendidikan harus memiliki kemampuan untuk mendidik manusia yang memiliki kuat nilai kemanusiaannya dan benar-benar memahami nilai-nilai kebajikan
Untuk dapat mempengaruhi manusia lain, kita harus memahami beberapa konsep, seperti contohnya adalah diagram identitas gunung es.
Baca Juga: Mengapa Pendidikan Indonesia Perlu Mempertimbangkan Kodrat Alam dan Kodrat Zaman?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, kita juga harus memahami teori pilihan, motivasi, dan nilai serta peran guru penggerak.
Secara umum, otak manusia adalah pusat kendali untuk semua kegiatan yang dilakukan oleh tubuh dan pikiran manusia.
Ada lima kebutuhan dasar manusia yaitu makanan, minuman, istirahat, perawatan diri, dan rasa aman.
Baca Juga: Cara Menumbuhkan Rasa Cinta Tanah Air yang Sering para Generasi Muda Lupakan
Selain itu, tahap-tahap tumbuh kembang anak meliputi masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa, dan masa awal kehidupan.
Tahap-tahap inilah yang sangat berpengaruh pada pembentukan kebiasaan dan nilai-nilai hidup manusia.
Oleh karena itu, hal ini sangat penting untuk dipahami oleh guru agar dapat memiliki pemahaman tentang kebutuhan serta kondisi siswanya dan memfasilitasi proses belajar dengan baik.
Sebagai guru penggerak, diperlukan penguatan nilai-nilai seperti kejujuran, disiplin, tanggung jawab, kerja keras dan kerjasama.
Dengan penguatan nilai-nilai tersebut dapat menjadikan siswa memiliki kepribadian yang baik dan dapat diandalkan dalam kehidupannya.
Dengan memahami bagaimana cara kerja otak, 5 kebutuhan dasar manusia, tahap-tahap tumbuh kembang anak, serta pengaruhnya pada pembentukan kebiasaan dan nilai-nilai hidup manusia maka guru dapat mengembangkan metode pengajaran yang lebih baik.
Berdasarkan penjelasan tersebut bisa disimpulkan bahwa jawaban bagaimana bapak/Ibu memahami cara kerja otak, 5 kebutuhan dasar manusia, tahapan tumbuh kembang anak beserta pengaruhnya pada pembentukan kebiasaan yakni, ‘ Cara kerja otak manusia yang sebenarnya masih dipengaruhi oleh empat unsur otak lainnya, yaitu otak Luhur, otak mamalia, otak primata, dan otak reptil atau batang otak.
Baca Juga: Mengapa Kurikulum Perlu Berubah? Menghadapi Tantangan Zaman dengan Pendidikan yang Relevan
Kehadiran unsur-unsur tersebut membuat sistem berpikir manusia terbagi menjadi dua, yaitu sistem berpikir cepat dan lambat.’
Kesimpulan yang dapat diambil dari pertanyaan pertama adalah bahwa jika seorang anak atau pendidik mampu memaksimalkan cara berpikir otak anak dalam memberikan respon atau respons yang sesuai dengan perkembangan jiwa dan psikososialnya, maka proses perkembangan anak akan membentuk karakter positif sepanjang hidup.
Selain itu, hal tersebut dapat membantu anak untuk menyadari nilai dirinya sebagai individu maupun anggota masyarakat, sehingga dapat memiliki nilai-nilai hidup sebagai bekal di masa depan untuk mewujudkan dimensi Profil Pelajar Pancasila
Sementara itu, nilai-nilai yang perlu olej seorang guru penggerak meliputi mandiri, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid.
Seorang guru penggerak harus mampu mendorong kemampuan dirinya untuk bersifat inovatif dan menjalin kerja sama serta komunikasi yang baik.
Selain itu, seorang guru penggerak juga harus berpikir kreatif dan memiliki gagasan-gagasan yang baru serta memiliki kepedulian terhadap tumbuh kembang anak sesuai dengan kodrat dan karakteristiknya masing-masing.
Hal ini dapat membantu siswa untuk memiliki pemahaman yang baik tentang dirinya sendiri serta dapat mendorong perkembangan karakter positif di masa depan. Referensi jawaban ini dilansir dari Indra Wulan, S.Pd, M.Pd CGP Angkatan 10.