Swarawarta.co.id – BPBD Ponorogo, Jawa Timur telah memulai aksi kemanusiaan dengan menyalurkan bantuan air bersih ke daerah-daerah terdampak kekeringan.
Situasi krisis air yang cukup parah telah melanda beberapa wilayah selama beberapa pekan terakhir.
Kepala BPBD Trenggalek, Triadi Atmono, menyatakan bahwa penyaluran bantuan air bersih dilakukan berdasarkan permohonan pemerintah desa atau lingkungan yang terdampak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca Juga: Dampak Kekeringan, Warga Ponorogo Andalkan Air Sungai
Salah satu daerah yang mendapat perhatian BPBD adalah Lingkungan Magersari, Dusun Sukun, Desa Sidoharjo, Kecamatan Pulung.
“Hari ini kami terjunkan sebanyak 6.000 liter air bersih untuk Lingkungan Magersari. Kami kira ini cukup untuk kebutuhan dasar satu pekan ke depan,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Agung Prasetyo
Warga di daerah tersebut harus menggunakan air sungai yang tidak layak untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci, dan bahkan untuk konsumsi mereka.
Nurhadi, Ketua RT di sana, merasa terbantu dengan bantuan air bersih dari BPBD yang seperti oase di tengah gurun.
“Puncak kekeringan di bulan Agustus nanti, sebagian ada yang sudah mengalami kekeringan sebagian ada yang masih memiliki sumber air bersih walaupun terbatas,” terangnya.
Dia mengungkapkan bahwa penggunaan air sungai sebagai sumber air minum terpaksa dilakukan karena harga air isi ulang di depo setempat terlalu mahal bagi warga yang sehari-hari bekerja sebagai buruh petik daun kayu putih.
“Kalau air sungai itu zat kapurnya tinggi, ditambah warna air yang sedikit kecoklatan. Jadi bersyukur akhirnya dapat bantuan air bersih dari BPBD,” katanya.
“Di sini semua kerjanya sebagai buruh petik daun, kalau harus beli air Rp7.000 per galon kan tidak mampu, keberatan,” pungkas Nurhadi.
Baca Juga: Krisis Air Bersih Terjadi di 3 Desa Mojokerto, 8.320 Jiwa Turut Terdampak
Situasi ekonomi yang sulit membuat mereka harus memprioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan hidup lainnya.