ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebuah keluarga di Seru, Kabupaten Bekasi, ( keluarga asep/ korban pembunuhan ) sedang berjuang melawan istri dan anak yang telah membunuh ayah nya sendiri.
Asep Saepudin, yang berusia 45 tahun. ia dibunuh oleh anggota keluarganya sendiri. Asep dibunuh oleh sang Istri Asep, Juhariah, 45 tahun, dan anaknya yang pertama, Silvia Nur Alfiani, 22 tahun, bersama dengan kekasih Silvia, Hagistko Pramada, 22 tahun,
diketahui mereka telah merencanakan pembunuhan selama dua pekan sebelum kejadian itu. Adik Asep, Ade Mulyana, terus mendukung para pelaku dihukum mati karena tindakan mereka yang tidak bisa dianggap ringan.
Saya tidak melihat itu keponakan ataupun ipar. Bagi kami, kami berharap besar, mereka harus bertanggung jawab apa yang mereka sudah lakukan, apalagi itu menghilangkan nyawa,” kata adik Asep, Ade Mulyana (43) saat ditemui di Kampung Serang (24/7/2024).
“Dalam tuntutan kami, ya dihukum seberat-beratnya, dan harus hukuman mati. Jadi, tidak ada tebang pilih. Mau ke ponakan atau apa,” lanjut Ade.
Ade percaya bahwa pembunuhan Asep didorong oleh keinginan istri dan anaknya untuk mengambil harta benda miliknya, bukan karena masalah ekonomi, perselingkuhan, atau restu, seperti yang diklaim oleh para pelaku.
Ade juga mengatakan bahwa keluarga Asep tidak memiliki masalah ekonomi. Ia menceritakan bahwa dalam sehari Silvia mendapat jatah 100k sehari, jadi bukan karena masalah ekonomi.
“Si Silvia itu indekos di Bandung, kuliah. Buat uang jajan satu hari saja bisa Rp 100.000. Bagaimana bisa motif ekonomi? Itu buat dia lho, belum buat dua anaknya yang lain dan Juju (Juhariah),” Ungkap Ade.
Untuk restu itu juga tidak, karena sesuai yang Ade ketahui, Asep bukanlah orang yang mempersulit restu. Selain itu sebelum kejadian pacar silvia juga sering berkunjung ke rumah asep, jadi bukanlah restu.
Menurut pandanganya, Ade juga menjelaskan mengapa Silvia dan Juhariah tega membunuh ayahnya.
“Menurut hemat saya, ini pasti penguasaan harta. Kalau cuma melalui pinjaman online (pinjol), itu belum satu tahun juga habis untuk bertiga. Tapi dia (Juhariah) tahu asetnya, usahanya, warisannya, kendaraannya,” Kata Ade.
Penulis : Pipit Adila Wati, Siswi Magang, SMAN 1 PONOROGO.