Sri Mulyani – SwaraWarta.co.id (Bareksa) |
SwaraWarta.co.id – Diberitakan kepada publik bahwa Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa realisasi belanja bantuan sosial (Bansos) telah mencapai Rp70,5 triliun hingga 31 Mei 2024, mencatat kenaikan sebesar 12,7 % dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp62,5 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut penjelasannya, peningkatan ini terutama didorong oleh penyaluran bansos Kartu Sembako untuk periode Mei dan Juni yang dilakukan secara simultan pada bulan Mei.
Hingga saat ini, Kementerian Sosial berhasil menyalurkan bansos sebesar Rp37,4 triliun, yang mencakup Program Keluarga Harapan (PKH) untuk 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM) dan Kartu Sembako untuk 18,7 juta KPM.
Sementara itu, pada hal lain, Kementerian Kesehatan mengalokasikan Rp19,3 triliun untuk Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JKN) kepada 96,8 juta peserta.
BACA JUGA: Main Masak-masakan, Bocah di Mojokerto Bakar 4 Rumah 1 Gudang
Realisasi bansos melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mencapai Rp11,9 triliun, yang terdiri dari bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) untuk 8 juta siswa dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah untuk 766,7 ribu mahasiswa.
Kementerian Agama juga menyalurkan bansos sebesar Rp1,6 triliun untuk PIP kepada 1,5 juta siswa dan KIP Kuliah bagi 47 ribu mahasiswa.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyumbangkan Rp100 miliar untuk bantuan sosial.
Secara keseluruhan, realisasi belanja pemerintah pusat (BPP) pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga 31 Mei 2024 mencapai Rp824,3 triliun, yang menunjukkan pertumbuhan sebesar 15,4 % dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
BACA JUGA: Minum Miras Oplosan,3 Pria di Sukabumi Tewas
Belanja yang dialokasikan melalui kementerian/lembaga (K/L) mencatatkan angka Rp388,7 triliun atau 35,6 % dari total anggaran.
APBN Mei 2024 mengalami defisit sebesar 0,10 % dengan nilai Rp21,8 triliun.
Pendapatan negara mencatatkan Rp1.123,5 triliun, mengalami perlambatan sebesar 7,1 %, sedangkan belanja negara tumbuh sebesar 14 % mencapai Rp1.145,3 triliun.***