Pemkab Banyuwangi saat meninjau saluran irigasi (Dok. Ist) |
SwaraWarta.co.id Pemerintah Kabupaten Banyuwangi akan membangun dan merevitalisasi jaringan irigasi sepanjang 123 km tahun ini.
Pembangunan dan revitalisasi jaringan irigasi bertujuan untuk mendukung ketahanan pangan dan ketersediaan air area persawahan di Banyuwangi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca Juga:
5 Tempat Wisata di Sentul yang Sedang Hits! dari Eco Art hingga Jungleland
Program ini nantinya akan menerapkan skema padat karya, dan diharapkan akan menciptakan peluang kerja bagi kelompok keluarga prasejahtera yang dilibatkan dalam program tersebut.
Banyuwangi memiliki 80,081 km jaringan irigasi yang tersebar di 25 kecamatan, dan 43,403 km di antaranya telah masuk dalam skema rehabilitasi padat karya.
“Pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan sumber daya air, mengingat air adalah faktor vital bagi pertanian,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani melalui keterangan tertulis yang diterima awak media, Jumat (13/6).
Jaringan irigasi yang akan dibangun antara lain di Kecamatan Blimbingsari, Srono, Songgon, Purwoharjo, dan seluruh kecamatan di Banyuwangi.
Sementara untuk rehabilitasi jaringan irigasi di antaranya Cluring, Kabat, Purwoharjo, Tegaldlimo, dan sejumlah lainnya tersebar di sejumlah kecamatan berbeda.
Selain membangun infrastruktur irigasi, juga akan dibangun infrastruktur jalan di daerah tersebut.
Revitalisasi jaringan irigasi bukan hanya bermanfaat bagi sektor pertanian, namun juga sebagai upaya pengentasan kemiskinan di Banyuwangi.
Program padat karya akan melibatkan warga prasejahtera untuk ikut serta dalam proses pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi tersebut.
“Pelibatan masyarakat dalam instrumen padat karya yang ada di Dinas PU Pengairan ini menjadi bagian dari program pengentasan kemiskinan di Banyuwangi,” terang Ipuk.
Dinas PU Pengairan Kabupaten Banyuwangi menargetkan, skema padat karya tersebut mampu menyentuh 2.400 orang yang terbagi dalam 80 lokus kerja di seluruh Banyuwangi.
Pelibatan masyarakat dalam instrumen padat karya menjadi bagian dari program pengentasan kemiskinan di Banyuwangi.
Skema ini akan terus diluaskan jangkauannya dengan melibatkan sejumlah instansi lain yang memiliki program padat karya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Banyuwangi menurun.
Namun, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berharap agar kemiskinan Banyuwangi bisa dientaskan.
Ia berharap program padat karya ini menjadi salah satu cara menekan angka kemiskinan di Banyuwangi sehingga warga pedesaan bisa merasakan peluang kerja dan sejahtera.
Baca Juga:
Mengunjungi Banyuwangi, Presiden Jokowi Bagi Uang Rp 400.000
“Meski angka kemiskinan sudah rendah, tapi berbagai hal tetap harus dilakukan sebagai bentuk intervensi. Tentu saja, tujuannya agar warga benar-benar sejahtera,” tukas Ipuk.