Mengatasi Tantrum pada Anak: Panduan untuk Orang Tua dan Pengasuh

- Redaksi

Saturday, 22 June 2024 - 14:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tantrum dan Cara Mengatasinya – SwaraWarta.co.id (Halodoc)

SwaraWarta.co.idtantrum, atau sering disebut sebagai amukan, adalah ekspresi frustrasi yang umum terjadi pada anak-anak.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Reaksi ini dapat berupa Menangis, berteriak, berhenti berbicara, tidak sabar, menolak bergerak, menahan napas, menendang, atau memukul orang lain.

Pada usia dini, anak-anak memang belum memiliki kemampuan untuk mengatasi kegagalan dengan baik, sehingga wajar jika mereka menunjukkan perilaku seperti ini.

Namun, yang menjadi masalah adalah jika perilaku tersebut tidak segera diperbaiki, maka dapat terus berlanjut hingga anak tumbuh dewasa.

Perilaku tantrum biasanya mulai muncul pada usia sekitar 2 tahun.

Pada usia ini, anak-anak sedang dalam proses mengembangkan kepribadian dan ingin menunjukkan kekuatan mereka.

BACA JUGA: Memahami Tantrum pada Anak: Penyebab, Reaksi, dan Cara Mengatasi

Mereka sedang belajar untuk mengekspresikan keinginan dan pendapat mereka, tetapi seringkali belum memiliki kata-kata atau kemampuan emosional yang diperlukan untuk melakukannya dengan cara yang konstruktif.

Baca Juga :  Kontroversi dan Manfaat Tanaman Tahan Herbisida dalam Pertanian Modern

Tantrum menjadi salah satu cara mereka untuk mengkomunikasikan rasa frustrasi atau ketidakpuasan.

Pada usia ini, anak-anak juga mulai memahami konsep kemandirian dan kontrol.

Mereka ingin melakukan banyak hal sendiri dan membuat keputusan sendiri. Ketika mereka dihadapkan pada batasan atau kegagalan dalam mencapai keinginan mereka, frustrasi yang dirasakan bisa memicu tantrum.

Ini adalah bagian normal dari perkembangan mereka dan merupakan tanda bahwa mereka sedang belajar dan berusaha memahami dunia di sekitar mereka.

Namun, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk tidak mengabaikan atau membiarkan perilaku ini berlanjut tanpa koreksi.

Jika tidak ditangani dengan baik, anak-anak dapat belajar bahwa tantrum adalah cara yang efektif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, dan ini dapat berlanjut hingga mereka dewasa.

Baca Juga :  PAFI Kota Jantho Aceh: Inovasi Digital Perkuat Jaringan Apotek

BACA JUGA: Cara Mengatasi Tantrum Pada Anak

Oleh karena itu, sangat penting untuk mengajarkan anak cara-cara yang lebih positif dan konstruktif untuk mengekspresikan emosi mereka dan menghadapi kekecewaan.

Untuk menangani tantrum, ada beberapa strategi yang dapat digunakan orang tua dan pengasuh.

Pertama, penting untuk tetap tenang dan tidak bereaksi berlebihan terhadap perilaku anak. Memberikan perhatian yang tenang dan penuh kasih dapat membantu menenangkan anak.

Kedua, berikan waktu kepada anak untuk menenangkan diri. Jika anak sedang marah atau frustrasi, biarkan mereka mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang aman, tetapi tetap beri batasan yang jelas.

Selain itu, penting juga untuk mengajarkan anak cara-cara alternatif untuk mengekspresikan emosi mereka.

Misalnya, ajarkan mereka untuk menggunakan kata-kata untuk menggambarkan apa yang mereka rasakan atau mengarahkan energi mereka ke aktivitas yang positif seperti bermain atau berolahraga.

Baca Juga :  Manfaat Ikan Lemadang Untuk Kesehatan: Pilihan Gizi untuk Tubuh

Memberikan pujian dan penghargaan ketika mereka berhasil mengatasi frustrasi dengan cara yang positif juga dapat membantu memperkuat perilaku yang diinginkan.

Dalam jangka panjang, mengembangkan keterampilan emosional yang sehat pada anak adalah kunci untuk membantu mereka menghadapi tantangan dan kegagalan dengan lebih baik.

Dengan bimbingan dan dukungan yang tepat, anak-anak dapat belajar untuk mengelola emosi mereka dengan cara yang lebih konstruktif dan positif, yang pada akhirnya akan membantu mereka tumbuh menjadi individu yang lebih dewasa dan bertanggung jawab.

Tantrum adalah bagian normal dari perkembangan anak, tetapi dengan pendekatan yang tepat, perilaku ini dapat dikelola dan diubah menjadi kesempatan belajar yang berharga.***

Berita Terkait

Meski Ada Efisiensi, BPJS Kesehatan Tetap Berjalan Normal
Hayashi Dental: Klinik Gigi Profesional dengan Perawatan Berkualitas di Jepang
Kepergian Emilia Contessa dan Hubungan Diabetes dengan Penyakit Jantung yang Perlu Diwaspadai
Hati-Hati! Penggunaan Rutin Paracetamol pada Lansia Tingkatkan Risiko Komplikasi Serius
Usaha Vaksin KKPP Palembang dalam Edukasi Vaksin untuk Pencegahan Stunting pada Balita dan Batita
PAFI Musi Banyuasin: Meningkatkan Peran Farmasi dalam Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Musi Banyuasin
PAFI Magelang: Perhimpunan Ahli Farmasi yang Meningkatkan Standar Profesi Farmasi di Kota Magelang
PAFI Nusantara: Perhimpunan Ahli Farmasi Indonesia yang Memajukan Profesi Farmasi di Tanah Air

Berita Terkait

Friday, 21 February 2025 - 08:56 WIB

Meski Ada Efisiensi, BPJS Kesehatan Tetap Berjalan Normal

Thursday, 13 February 2025 - 09:47 WIB

Hayashi Dental: Klinik Gigi Profesional dengan Perawatan Berkualitas di Jepang

Tuesday, 28 January 2025 - 19:20 WIB

Kepergian Emilia Contessa dan Hubungan Diabetes dengan Penyakit Jantung yang Perlu Diwaspadai

Monday, 16 December 2024 - 22:25 WIB

Hati-Hati! Penggunaan Rutin Paracetamol pada Lansia Tingkatkan Risiko Komplikasi Serius

Friday, 29 November 2024 - 04:40 WIB

Usaha Vaksin KKPP Palembang dalam Edukasi Vaksin untuk Pencegahan Stunting pada Balita dan Batita

Berita Terbaru

Disdukcapil Kota Serang

Advertorial

Disdukcapil Kota Serang, Layanan Administrasi Kependudukan Online

Saturday, 22 Feb 2025 - 16:38 WIB