Memahami Tantrum pada Anak: Penyebab, Reaksi, dan Cara Mengatasi

- Redaksi

Saturday, 22 June 2024 - 13:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tantrum dan Penyebab – SwaraWarta.co.id (AloDokter)

SwaraWarta.co.idtantrum adalah ungkapan dari Emosi negatif seperti frustrasi, marah, atau amarah.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tantrum terjadi ketika seorang Anak tidak dapat mencapai tujuannya, tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, atau tidak dapat melakukan apa yang mereka minta atau coba lakukan.

Singkatnya, tantrum adalah reaksi terhadap penolakan permintaan atau tindakan yang diinginkan oleh anak.

Dalam situasi ini, anak bisa membuat berbagai reaksi yang tidak biasa atau abnormal: melemparkan diri ke lantai, menyerang orang tua, menarik rambut sendiri, lari ke tempat bermain, dan lain sebagainya.

Ini adalah ledakan emosi yang tidak terkendali yang menciptakan situasi yang tidak menyenangkan atau mengganggu di sekitar mereka.

Tantrum adalah bagian dari perkembangan normal anak dan seringkali terjadi pada usia antara 1 hingga 4 tahun.

Baca Juga :  Operasi LASIK: Solusi Praktis untuk Penglihatan Lebih Jernih Tanpa Kacamata

BACA JUGA: Mengenal Tantrum pada Anak dan Cara Penanggulangannya

Pada usia ini, anak-anak masih belajar bagaimana mengelola emosi mereka dan sering merasa frustrasi ketika mereka tidak dapat mengekspresikan keinginan atau kebutuhan mereka dengan kata-kata.

Mereka mungkin merasa sangat marah ketika keinginan mereka tidak dipenuhi, dan karena keterbatasan kemampuan komunikasi mereka, mereka mengekspresikan perasaan ini melalui tantrum.

Selain itu, tantrum juga bisa dipicu oleh berbagai faktor lain seperti kelelahan, lapar, atau merasa tidak nyaman.

Anak-anak yang tidak cukup tidur atau makan mungkin lebih rentan mengalami tantrum karena mereka lebih mudah merasa frustrasi atau marah.

Lingkungan yang tidak mendukung atau situasi yang membingungkan juga bisa memicu tantrum pada anak-anak.

Orang tua atau pengasuh sering kali merasa cemas atau frustasi ketika menghadapi tantrum anak.

Baca Juga :  Mengenal Tantrum pada Anak dan Cara Penanggulangannya

Namun, penting untuk diingat bahwa tantrum adalah bagian normal dari perkembangan anak dan biasanya akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia anak dan meningkatnya kemampuan mereka untuk mengelola emosi dan berkomunikasi.

BACA JUGA: Cara Mengatasi Tantrum Pada Anak

Dalam menghadapi tantrum, penting bagi orang tua untuk tetap tenang dan konsisten.

Mengabaikan tantrum atau mengalihkan perhatian anak bisa menjadi strategi yang efektif untuk mengurangi frekuensi dan intensitas tantrum.

Mengatasi tantrum dengan cara yang tenang dan sabar juga memberikan contoh yang baik bagi anak tentang bagaimana mengelola emosi.

Menggunakan waktu tenang untuk membantu anak menenangkan diri dan berbicara dengan mereka setelah tantrum berakhir tentang apa yang terjadi bisa membantu anak belajar cara mengungkapkan perasaan mereka dengan lebih tepat di masa depan.

Menetapkan batasan yang jelas dan konsisten juga membantu anak memahami apa yang diharapkan dari mereka dan bisa mengurangi frustrasi yang bisa memicu tantrum.

Baca Juga :  Bisa Berujung Kematian, Ini Penyebab Kucing Demam Berkepanjangan

Selain itu, penting juga bagi orang tua untuk mengenali tanda-tanda awal tantrum dan mencoba mencegahnya sebelum terjadi.

Memastikan anak cukup tidur, makan tepat waktu, dan merasa nyaman adalah langkah-langkah yang bisa membantu mengurangi kemungkinan tantrum.

Memberikan pilihan kepada anak juga bisa membantu mereka merasa memiliki kendali dan mengurangi frustrasi.

Secara keseluruhan, meskipun tantrum bisa menjadi tantangan bagi orang tua, mereka adalah bagian penting dari proses belajar anak tentang emosi dan komunikasi.

Dengan pendekatan yang tepat, orang tua bisa membantu anak mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola emosi mereka dengan lebih efektif dan tumbuh menjadi individu yang lebih tenang dan terampil dalam berkomunikasi.***

Berita Terkait

Hati-Hati! Penggunaan Rutin Paracetamol pada Lansia Tingkatkan Risiko Komplikasi Serius
Usaha Vaksin KKPP Palembang dalam Edukasi Vaksin untuk Pencegahan Stunting pada Balita dan Batita
PAFI Musi Banyuasin: Meningkatkan Peran Farmasi dalam Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Musi Banyuasin
PAFI Magelang: Perhimpunan Ahli Farmasi yang Meningkatkan Standar Profesi Farmasi di Kota Magelang
PAFI Nusantara: Perhimpunan Ahli Farmasi Indonesia yang Memajukan Profesi Farmasi di Tanah Air
Cara Mengatasi Tantrum Pada Anak
Cara Menghilangkan Minyak di Wajah: Tips Efektif untuk Kulit yang Sehat
Mengenali Gejala Alergi Udang, Pentingnya Memahami Respons Tubuh Terhadap Makanan

Berita Terkait

Monday, 16 December 2024 - 22:25 WIB

Hati-Hati! Penggunaan Rutin Paracetamol pada Lansia Tingkatkan Risiko Komplikasi Serius

Friday, 29 November 2024 - 04:40 WIB

Usaha Vaksin KKPP Palembang dalam Edukasi Vaksin untuk Pencegahan Stunting pada Balita dan Batita

Thursday, 14 November 2024 - 04:47 WIB

PAFI Musi Banyuasin: Meningkatkan Peran Farmasi dalam Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Musi Banyuasin

Monday, 4 November 2024 - 09:49 WIB

PAFI Magelang: Perhimpunan Ahli Farmasi yang Meningkatkan Standar Profesi Farmasi di Kota Magelang

Sunday, 3 November 2024 - 03:00 WIB

PAFI Nusantara: Perhimpunan Ahli Farmasi Indonesia yang Memajukan Profesi Farmasi di Tanah Air

Berita Terbaru

50 mL Berapa Sendok Makan

Pendidikan

50 mL Berapa Sendok Makan? Panduan Lengkap Konversi Takaran

Saturday, 18 Jan 2025 - 14:42 WIB

Masyarakat Gaza Bersukacita, Gencatan Senjata Bawa Harapan Baru

Berita

Masyarakat Gaza Bersukacita, Gencatan Senjata Bawa Harapan Baru

Saturday, 18 Jan 2025 - 14:29 WIB

Mengapa Rumah Adat Perlu Dilestarikan

Pendidikan

Mengapa Rumah Adat Perlu Dilestarikan? Simak Penjelasannya!

Saturday, 18 Jan 2025 - 14:20 WIB