Kasih sayang orang tua (Dok. Ist) |
SwaraWarta.co.id Istilah “kelonan” dan “dikeloni” adalah istilah yang sering digunakan oleh masyarakat Sunda dalam percakapan sehari-hari.
Namun, bagi sebagian orang yang berasal dari luar wilayah Sunda, mungkin terdengar agak asing. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui arti dari kedua istilah tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca Juga:
Tips Cara Menyapih Anak agar Tidak Rewel, Terapkan Mulai Sekarang!
Istilah “kelon” berasal dari bahasa Sunda yang artinya adalah memeluk dengan sayang. Dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBBI), “kelon” didefinisikan sebagai pelukan dengan rasa sayang.
Istilah “kelonan” kemudian digunakan untuk menyebut ketika sepasang suami-istri atau orang tua dan anak saling memeluk dengan rasa sayang.
Istilah ini juga bisa merujuk pada momen ketika keluarga atau teman yang dekat bertemu dan berpelukan dengan hangat.
Sementara itu, istilah “dikeloni” adalah bentuk kata kerja pasif dari kata “kelon”. Istilah ini mengacu pada ketika seseorang dipeluk oleh orang lain, baik saat sedang berdiri atau tidur.
Biasanya, “dikeloni” lebih sering digunakan oleh masyarakat Indonesia secara umum untuk menyiratkan momen-momen kasih sayang antara orang-orang yang bersahabat atau keluarga.
Secara lebih luas, kedua istilah ini menunjukkan ungkapan kasih sayang yang berlimpah antara individu yang terlibat.
Baca Juga:
Produk Bayi, Salah Satu Barang yang Lagi Booming di Online Shop
Hal ini tercermin dari arti kata “kelonan” yang mengisyaratkan adanya rasa yang dalam dan ikatan yang erat antara pasangan atau keluarga, serta arti kata “dikeloni” yang menunjukkan rasa sayang dalam bentuk pelukan yang dapat memberikan rasa nyaman.
Oleh karena itu, meskipun istilah “kelonan” dan “dikeloni” berasal dari bahasa Sunda, penggunaannya telah menyebar ke seluruh Indonesia dan menjadi bagian dari bahasa sehari-hari masyarakat Indonesia.
Dalam kehidupan sehari-hari, istilah-istilah ini dipahami dan disebutkan secara alami ketika merujuk pada momen-momen kasih sayang.
Apakah ada perbedaan antara “kelonan” dan pelukan biasa dalam budaya Sunda?
Kasih sayang orang tua (Dok. Ist) |
Di dalam budaya Sunda, “kelonan” dan “pelukan biasa” memang memiliki perbedaan yang signifikan.
Baca Juga:
5 Superfood yang Wajib Dikonsumsi untuk Meningkatkan Daya Imun pada Tubuh
“Kelonan” lebih merujuk pada suatu tindakan memeluk dengan rasa sayang yang dalam dan erat antara pasangan atau keluarga, sementara “pelukan biasa” lebih mengacu pada tindakan memeluk yang bersifat informal dan cenderung sebagai penghormatan.
“Kelonan” merupakan bentuk kasih sayang yang lebih dalam dan erat yang mencerminkan adanya hubungan kekerabatan atau asmara yang kuat.
Di Indonesia, istilah “kelonan” sering kali digunakan dalam konteks pernikahan atau hubungan asmara untuk menggambarkan momen-momen penting ketika pasangan merayakan cinta mereka.
Sementara itu, “pelukan biasa” merujuk pada tindakan memeluk yang lebih santai dan tidak selalu melibatkan rasa kasih sayang yang dalam atau hubungan kekerabatan yang kuat.
Dalam budaya Sunda, “kelonan” juga mencerminkan adanya hubungan yang erat antara orang tua dan anak, di mana keduanya seringkali melihat pelukan sebagai tindakan alami yang harus diberikan secara teratur.
Pelukan dalam keluarga ditujukan untuk mewujudkan rasa kasih sayang yang tulus dan menciptakan ikatan yang kuat dalam hubungan kekeluargaan.
Baca Juga:
Cara Mengatasi Perut Kembung pada Bayi, Bunda Wajib Lakukan Ini!
Dalam kesimpulannya, meskipun pelukan dan “kelonan” memiliki konteks yang agak berbeda dalam budaya Sunda, keduanya sama-sama memiliki nilai-nilai positif yang erat kaitannya dengan tindakan kasih sayang dan hubungan kekeluargaan yang kuat.