Pria Trenggalek yang ngaku jadi korban pembegalan (Dok. Ist) |
SwaraWarta.co.id Seorang warga Trenggalek bernama Saroni mengklaim bahwa dia dibegal di jalan raya dan uang Rp 650 ribu untuk membeli pupuk dirampas oleh pelaku.
Namun, polisi kemudian menemukan bahwa laporan itu hanyalah rekayasa Saroni karena uang itu sebenarnya digunakan untuk kegiatan Tayub dan habis karena dipakai nyawer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca Juga:
Heboh! Aksi Begal Payudara di Kota Malang Berhasil Terekam Kamera CCTV
“Kami pastikan informasi begal itu tidak benar. Itu hanya akal-akalan saudara Saroni saja,” kata Kasat Reskrim Polres Trenggalek AKP Zainul Abidin, Minggu (16/6).
Saroni takut dimarahi istrinya karena uang pupuk itu habis, sehingga dia mengarang cerita bahwa dirinya dibegal di jalur hutan pinus di Desa Pringapus.
“Saat kami ajak bicara yang bersangkutan akhirnya mengaku jika cerita itu hanya akal-akalan saja. Intinya dia takut dimarahi istrinya karena uangnya habis,” jelasnya
Polisi mengajak Saroni untuk ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk memastikan kebenaran informasi itu.
“Prosedurnya kami lakukan interogasi untuk dibuatkan BAI atau berita acara interogasi untuk menegaskan bahwa tidak ada kejadian itu (pembegalan di kawasan hutan),” kata Zainul.
Namun setelah interogasi, Saroni akhirnya mengakui bahwa cerita tersebut hanyalah pembohongan belaka.
Polsek Dongko memeriksa Saroni dan menegaskan bahwa tidak ada kejadian begal di kawasan hutan.
Saroni meminta maaf atas kejadian yang telah meresahkan masyarakat dan diharapkan tidak ada lagi yang membuat laporan palsu di masa yang akan datang.
Baca Juga:
Hendak Pulang Kampung, Mahasiswi Jember Jadi Korban Pembegalan
“Kejadian perampasan yang terjadi di jalan Dongko-Kampak tepatnya di Tumpak Kebat, Desa Pringapus, peristiwa tersebut hanya rekayasa saya sendiri. Mohon maaf atas kejadian yang telah terjadi,” kata Saroni dalam video yang dilihat Swarawarta.