Erupsi gunung Semeru (Dok. Ist) |
SwaraWarta.co.id Pada Selasa (18/6/2024) dini hari, Gunung Semeru erupsi dua kali. Saat ini, gunung tertinggi di Pulau Jawa ini berada di level III atau siaga.
Kolom erupsi pada saat itu tidak terlalu tinggi dan tercatat di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasinya 124 detik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca Juga:
Gunung Semeru Erupsi, Begini Kondisinya Sekarang!
Erupsi kedua juga mirip, tinggi kolom erupsi tidak teramati, tercatat di seismograf dengan amplitudo maksimum 21 mm dan durasi 112 detik.
Gunung Semeru tertutup kabut dan tidak terlihat asap kawah. Masyarakat diimbau agar tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Masyarakat juga tidak diperbolehkan melakukan aktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
“Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak,” imbau Petugas Sigit Rian Alfian.
Potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai juga perlu diwaspadai.
Baca Juga:
Gunung Ibu Erupsi, Masyarakat Sekitar Diminta Waspada
“Mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” tambahnya.