Salah Satu Korban Kekerasan di Tepi Barat – SwaraWarta.co.id (VoA) |
SwaraWarta.co.id – Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB untuk Hak Asasi Manusia (HAM), Volker Turk, pada Selasa, 4 Juni, mendesak diakhirinya lonjakan tajam eskalasi kekerasan mematikan di Tepi Barat dan menuntut pertanggungjawaban atas pembunuhan lebih dari 500 warga Palestina oleh Pasukan Keamanan Israel (ISF) dan pemukim Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Laporan dari Kantor HAM PBB mengungkapkan bahwa sedikitnya 505 warga Palestina telah tewas dalam bentrokan kekerasan dengan Israel di Tepi Barat sejak 7 Oktober 2023.
Turk menyatakan keprihatinannya terhadap banyaknya nyawa yang hilang dengan cara yang sewenang-wenang, berdasarkan verifikasi kematian dan pemantauan oleh Kantor HAM PBB.
Dia menyoroti bahwa lebih dari 80 kasus menunjukkan adanya pelanggaran hukum HAM internasional terkait penggunaan kekuatan oleh ISF.
BACA JUGA: Mengenal Sosok Gloria Elsa, Perias Jenazah Gratis yang Membantu Keluarga Tak Mampu
Penggunaan kekuatan mematikan yang tidak seimbang serta peningkatan pembunuhan tertarget dan terencana oleh ISF menjadi perhatian utama.
Turk juga menunjukkan bahwa temuan-temuan tersebut menunjukkan adanya penolakan atau penundaan sistematis terhadap penyaluran bantuan medis untuk para korban yang terluka parah.
Dia menyatakan bahwa kekerasan yang dilakukan ISF dan pemukim Israel, serta skala pembunuhan dan penghancuran yang terus berlanjut di Gaza, telah memicu ketakutan dan ketidakamanan di kalangan warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
Selain itu, Turk menekankan pentingnya penyelidikan yang menyeluruh dan independen terhadap tuduhan pembunuhan yang melanggar hukum ini.
BACA JUGA: Diduga Terpeleset, Bocah 9 Tahun Tewas Tenggelam di Waduk Saguling
Dia menekankan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas tindakan tersebut harus dimintai pertanggungjawaban.
Dengan mendesak diakhirinya kekerasan dan meminta pertanggungjawaban, Komisaris Tinggi PBB untuk HAM berusaha mengatasi situasi kritis di Tepi Barat.
Kekerasan yang terus berlanjut, disertai dengan pembunuhan dan penghancuran, menciptakan lingkungan yang sangat tidak aman bagi warga Palestina.
Perlunya penyelidikan independen terhadap tindakan-tindakan ini sangat mendesak untuk memastikan bahwa hukum HAM internasional dihormati dan diikuti.
Pernyataan Turk menunjukkan betapa seriusnya pelanggaran yang terjadi, dengan lebih dari 500 warga Palestina tewas dalam waktu kurang dari satu tahun.
Ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk reformasi dan tindakan yang memastikan bahwa nyawa warga sipil dilindungi dan bahwa keadilan ditegakkan bagi mereka yang terkena dampak kekerasan.
Dalam laporannya, Kantor HAM PBB memberikan gambaran yang suram tentang situasi di lapangan, menegaskan bahwa tindakan-tindakan yang dilakukan oleh ISF dan pemukim Israel melanggar norma-norma internasional.
Penolakan atau penundaan bantuan medis juga memperburuk keadaan, menunjukkan kekejaman tambahan yang dialami oleh warga Palestina yang terluka.
Ketakutan dan ketidakamanan yang dialami oleh warga Palestina di Tepi Barat menjadi semakin dalam akibat kekerasan ini.
Secara keseluruhan, seruan Turk untuk mengakhiri kekerasan dan menuntut pertanggungjawaban adalah upaya untuk mendorong perubahan yang berarti dalam pendekatan terhadap konflik ini.
Dengan menekankan pentingnya penyelidikan independen dan pertanggungjawaban, dia berusaha memastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas pelanggaran HAM tidak luput dari hukuman.
Ini adalah langkah penting menuju keadilan dan perlindungan HAM di wilayah yang dilanda konflik ini.***