Perbedaan Self Efficacy dan Self Confidence – SwaraWarta.co.id (Sumber: PositivePsychology.com) |
SwaraWarta.co.id – Self Efficacy sering kali membingungkan ketika disandingkan dengan Self Esteem, padahal ada perbedaan penting antara keduanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Apa perbedaan antara self-efficacy dan self-esteem?
Self-efficacy mengacu pada bagaimana perasaan Anda tentang kemampuan Anda untuk berhasil dalam berbagai situasi, sementara self-esteem mengacu pada rasa hormat Anda terhadap nilai dan harga diri Anda sendiri.
Apakah self-efficacy sama dengan Self Confidence? Meskipun kedua istilah tersebut terkait, ada beberapa perbedaan penting.
Self-confidence lebih umum dan merujuk pada keyakinan seseorang secara keseluruhan terhadap dirinya sendiri dalam semua konteks.
Self-efficacy, di sisi lain, lebih spesifik dan tergantung pada konteks. Seseorang dapat memiliki self-efficacy yang tinggi di satu area seperti dalam akademis dan self-efficacy yang rendah di area lain seperti dalam olahraga.
Bagaimana Self-Efficacy Berkembang?
Kita mulai membentuk rasa self-efficacy di masa kanak-kanak dengan menghadapi berbagai pengalaman, tugas, dan situasi.
Namun, pertumbuhan self-efficacy tidak berakhir saat remaja tetapi terus berkembang sepanjang hidup saat orang memperoleh keterampilan, pengalaman, dan pemahaman baru.
Pengalaman Mastery
Melakukan tugas dengan sukses memperkuat rasa self-efficacy kita.
Namun, gagal menangani tugas atau tantangan dengan baik dapat merusak dan melemahkan self-efficacy.
Pemodelan Sosial
Menyaksikan orang lain berhasil menyelesaikan suatu tugas adalah sumber self-efficacy penting lainnya.
Melihat orang yang mirip dengan diri kita dan berhasil melalui upaya yang berkelanjutan tentunya akan meningkatkan keyakinan para pengamat bahwa mereka juga tentu juga bisa memiliki kemampuan untuk menguasai aktivitas serupa hingga berhasil.
BACA JUGA: Pentingnya Self Efficacy dalam Mencapai Keberhasilan dan Kesejahteraan Psikologis
Persuasi Sosial
Bandura juga menyatakan bahwa orang bisa diyakinkan untuk percaya bahwa mereka memiliki keterampilan dan kemampuan untuk berhasil.
Pikirkan tentang suatu waktu ketika seseorang mengatakan sesuatu yang positif dan mendukung yang membantu Anda mencapai tujuan.
Mendapatkan dorongan verbal dari orang lain membantu orang mengatasi keraguan diri dan sebaliknya fokus memberikan upaya terbaik pada tugas yang ada.
Respon Psikologis
Respon dan reaksi emosional kita terhadap situasi juga memainkan peran penting dalam self-efficacy.
Suasana hati, keadaan emosional, reaksi fisik, dan tingkat stres semuanya dapat mempengaruhi bagaimana seseorang merasa tentang kemampuan pribadi mereka dalam situasi tertentu.
Seseorang yang menjadi sangat gugup sebelum berbicara di depan umum dapat mengembangkan rasa self-efficacy yang lemah dalam situasi ini.
Namun, Bandura juga mencatat “bukan intensitas semata dari reaksi emosional dan fisik yang penting, tetapi bagaimana mereka dipersepsikan dan ditafsirkan.”
Pengaruh Pengalaman Mastery
Pengalaman mastery merupakan aspek penting dalam pengembangan self-efficacy.
Ketika seseorang berhasil menyelesaikan suatu tugas, mereka merasa lebih yakin akan kemampuan mereka untuk menyelesaikan tugas serupa di masa depan.
Pengalaman-pengalaman ini bertindak sebagai bukti konkret bahwa mereka mampu mengatasi tantangan dan mencapai tujuan.
Sebaliknya, kegagalan yang berulang-ulang tanpa pembelajaran atau dukungan dapat merusak rasa self-efficacy seseorang, membuat mereka meragukan kemampuan mereka sendiri.
Pengaruh Pemodelan Sosial
Pemodelan sosial adalah alat yang kuat untuk meningkatkan self-efficacy.
Ketika seseorang melihat orang lain yang serupa dengan mereka berhasil, hal ini memberikan keyakinan bahwa mereka juga bisa mencapai kesuksesan yang sama.
Proses ini melibatkan pengamatan terhadap orang lain yang memiliki tantangan dan situasi serupa, serta belajar dari cara mereka mengatasi hambatan dan mencapai tujuan.
Pemodelan sosial ini bisa berasal dari berbagai sumber, termasuk teman sebaya, mentor, atau tokoh inspiratif.
Pengaruh Persuasi Sosial
Persuasi sosial adalah teknik penting lainnya dalam membangun self-efficacy.
Dorongan dan dukungan verbal dari orang lain dapat memainkan peran besar dalam membangun keyakinan diri seseorang.
Misalnya, kata-kata positif dan dukungan dari seorang guru, teman, atau keluarga dapat membantu seseorang melihat potensi dan kemampuan mereka sendiri dengan lebih jelas.
Kata-kata semangat ini membantu mengatasi keraguan diri dan memotivasi seseorang untuk mencoba dan berusaha lebih keras.
BACA JUGA: Kasus Vina di Mata Pengamat Kepolisian: Penyelidikan Kasusnya Harus Ditinjau Ulang
Pengaruh Respon Psikologis
Respon psikologis dan emosional juga mempengaruhi self-efficacy.
Emosi seperti stres, kecemasan, dan rasa takut dapat menghambat seseorang dalam mencapai tujuannya.
Namun, penting untuk diingat bahwa cara seseorang menafsirkan reaksi emosional mereka juga sangat berpengaruh.
Seseorang yang belajar untuk melihat kegugupan sebagai tanda bahwa mereka peduli dan bersemangat tentang suatu tugas, daripada melihatnya sebagai tanda ketidakmampuan, akan memiliki self-efficacy yang lebih kuat.
Self-efficacy, self-esteem, dan self-confidence adalah konsep yang berbeda namun saling terkait.
Self-efficacy adalah keyakinan pada kemampuan untuk menyelesaikan tugas tertentu dan berkembang melalui pengalaman mastery, pemodelan sosial, persuasi sosial, dan respon psikologis.
Sementara itu, self-esteem adalah penilaian umum tentang nilai diri, dan self-confidence adalah keyakinan umum dalam diri sendiri.
Meskipun ketiganya berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain, memahami perbedaan ini penting untuk mengembangkan strategi yang tepat dalam meningkatkan masing-masing aspek dari diri kita.***