Pentingnya Self Efficacy – SwaraWarta.co.id (Sumber: The Pain PT) |
SwaraWarta.co.id – Pentingnya Self Efficacy atau Efikasi Diri merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal ini mencakup kepercayaan diri seseorang untuk mengendalikan perilaku mereka, memberikan pengaruh terhadap lingkungannya, dan tetap termotivasi dalam mengejar tujuannya.
Seseorang dapat memiliki self-efficacy dalam berbagai situasi dan Domain, seperti di sekolah, tempat kerja, hubungan, dan area penting lainnya.
Ketika menghadapi tantangan, apakah Anda merasa mampu bangkit dan mencapai tujuan Anda, ataukah Anda menyerah dalam kekalahan?
Apakah Anda seperti kereta kecil dalam buku anak-anak klasik, ataukah Anda meragukan kemampuan Anda sendiri untuk bangkit dan mengatasi kesulitan yang dihadapi?
Jika Anda cenderung terus maju di tengah rintangan, Anda mungkin memiliki tingkat self-efficacy yang tinggi.
Self-efficacy penting karena berperan dalam bagaimana perasaan Anda terhadap diri sendiri dan apakah Anda berhasil mencapai tujuan Anda dalam hidup.
BACA JUGA: Bagaimana Refleksi Anda Tentang Praktik Kinerja Anda Selama Observasi Praktik Kinerja?
Konsep self-efficacy adalah inti dari teori kognitif sosial Albert Bandura, yang menekankan peran pembelajaran observasional, pengalaman sosial, dan determinisme timbal balik dalam perkembangan kepribadian.
Menurut persepsi seorang Bandura, self-efficacy merupakan bagian dari sistem diri sebagai sebuah korelasi dari sikap, kemampuan, serta keterampilan yang sifatnya kognitif dari diri seseorang.
Sistem ini memainkan peran utama dalam bagaimana kita memandang dan merespons berbagai situasi.
Self-efficacy adalah bagian penting dari sistem diri ini.
Dasar-dasar Self-Efficacy
Menurut pemikiran Albert Bandura, self-efficacy merupakan sebuah “keyakinan pada kemampuan diri seseorang untuk bisa mengorganisir serta melaksanakan segala tindakan yang diperlukan untuk mengelola sebuah situasi yang sifatnya prospektif.”
Self-efficacy adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk berhasil dalam situasi tertentu.
Keyakinan semacam ini berperan dalam menentukan bagaimana orang berpikir, berperilaku, dan merasakan.
Sejak Bandura menerbitkan makalah seminalnya pada tahun 1977, “Self-Efficacy: Toward a Unifying Theory of Behavioral Change,” subjek ini telah menjadi salah satu topik yang paling banyak dipelajari dalam psikologi.
Mengapa self-efficacy menjadi topik yang begitu penting di kalangan psikolog dan pendidik?
Sebagaimana telah ditunjukkan oleh Bandura dan peneliti lainnya, self-efficacy dapat mempengaruhi segala hal mulai dari keadaan psikologis hingga perilaku dan motivasi.
Self-efficacy menentukan tujuan apa yang kita kejar, bagaimana kita mencapai tujuan tersebut, dan bagaimana kita merefleksikan kinerja kita sendiri.
BACA JUGA: Jelaskan Fungsi Utama Desentralisasi Fiskal dalam Pembangunan Daerah?
Peran Self-Efficacy
Hampir semua orang dapat mengidentifikasi tujuan yang ingin mereka capai, hal-hal yang ingin mereka ubah, dan hal-hal yang ingin mereka raih.
Namun, kebanyakan orang juga menyadari bahwa mengimplementasikan rencana ini tidaklah semudah itu.
Bandura dan yang lainnya menemukan bahwa self-efficacy seseorang berperan besar dalam bagaimana tujuan, tugas, dan tantangan didekati.
Memiliki self-efficacy yang tinggi adalah hal yang baik. Orang dengan rasa self-efficacy yang kuat:
– Mengembangkan minat yang lebih dalam terhadap aktivitas yang mereka ikuti
– Membentuk komitmen yang lebih kuat terhadap minat dan aktivitas mereka
– Pulih dengan cepat dari kemunduran dan kekecewaan
– Melihat sudut pandang sebuah masalah yang sifatnya menantang sebagai sebuah tugas yang harus segera disepesaikan dan dikuasai
Self-efficacy yang buruk, di sisi lain, dapat memiliki sejumlah efek merugikan. Orang dengan rasa self-efficacy yang lemah:
– Menghindari tugas yang menantang
– Sangat percaya diri bahwa tugas serta situasi yang sangat sulit berada di luar kemampuan yang mereka miliki
– Fokus pada kegagalan pribadi dan hasil negatif
– Cepat kehilangan kepercayaan pada kemampuan pribadi
Pengembangan Self-Efficacy
Bandura mengidentifikasi empat sumber utama self-efficacy:
1. Pengalaman Penguasaan:
Keberhasilan masa lalu dalam melakukan tugas atau mencapai tujuan adalah faktor paling berpengaruh dalam membentuk self-efficacy.
Keberhasilan memperkuat self-efficacy, sedangkan kegagalan dapat merusaknya jika tidak dikelola dengan baik.
2. Pengalaman Vicarious:
Melihat orang lain yang mirip dengan diri sendiri berhasil meningkatkan keyakinan bahwa kita juga mampu melakukannya.
Sebaliknya, melihat orang lain gagal dapat menurunkan self-efficacy kita.
3. Persuasi Sosial:
Didorong oleh orang lain bahwa kita memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan kita dapat meningkatkan self-efficacy.
Kritik yang membangun juga berperan dalam penguatan keyakinan ini.
4. Keadaan Psikologis dan Emosional:
Kondisi emosi kita dapat mempengaruhi bagaimana kita merasakan kemampuan kita.
Stres dan kecemasan dapat menurunkan self-efficacy, sedangkan suasana hati yang positif dapat meningkatkannya.
Kesimpulannya, self-efficacy adalah aspek penting dari kesejahteraan psikologis dan keberhasilan individu.
Mengembangkan self-efficacy yang kuat dapat membantu kita menghadapi tantangan dengan lebih baik, tetap termotivasi, dan mencapai tujuan kita.
Dengan memahami dan meningkatkan self-efficacy, kita dapat meningkatkan kualitas hidup dan keberhasilan dalam berbagai aspek kehidupan.***