Mushola yang menjadi tempat pengungsian warga (Dok. Ist) |
SwaraWarta.co.id – Di Desa Sukamaju, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis terjadi pergerakan tanah yang menyebabkan puluhan rumah mengalami retak-retak.
Ada 13 keluarga yang harus mengungsi ke musala dan rumah kerabat karena rumah mereka rawan ambruk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca Juga:
Terdampak Longsor Cianjur, 2 Orang Ditemukan Tewas
Beberapa rumah bahkan mengalami kerusakan cukup parah seperti dinding yang jebol dan belah di bagian lantai.
Selain itu, pergerakan tanah juga mengganggu saluran irigasi sehingga warga juga mengalami kesulitan air bersih.
Pengungsi di musala terdekat ada 8 keluarga atau 23 jiwa, sedangkan 5 keluarga lainnya mengungsi di rumah kerabat mereka. Total ada 32 keluarga yang berada di zona rawan pergerakan tanah.
“Hasil dari lapangan, pergerakan tanah di Desa Sukamaju masih aktif. Total yang terancam ada 32 keluarga (rumah). Yang sudah mengungsi ada 13 kepala keluarga dengan jumlah 44 jiwa. Mengungsi dari tanggal 29 April,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Ciamis Ani Supiani.
Baca Juga:
Tak Kunjung ditemukan, Tim SAR Hentikan Pencarian Penambang Batu Bara di Lebak
BPBD Ciamis telah menyalurkan bantuan logistik berupa 22 sembako, 22 selimut, dan 22 matras untuk warga yang mengungsi. Namun, kesulitan air bersih masih menjadi masalah di daerah tersebut.
“Kami sudah menyalurkan bantuan logistik berupa 22 sembako, 22 selimut, 22 matras untuk warga yang mengungsi,” ucapnya.
“Pergerakan tanah awalnya masyarakat merasakan ada getaran seperti gempa. Lalu disusul rumah retak-retak. Warga berteriak berhamburan, kemudian laporan. Hasilnya 8 KK diungsikan. Sedangkan warga lain diminta tetap siaga,” jelasnya saat ditemui di lokasi kejadian.
Warga diharapkan selalu waspada mengingat pergerakan tanah masih terjadi dan dapat menimbulkan kerusakan yang lebih besar.
Di samping itu, warga juga harus memperhatikan kebutuhan dasar seperti air bersih agar dapat bertahan hidup sementara waktu.