Senjata Tradisional Sulawesi Tengah – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest) |
SwaraWarta.co.id – Senjata Tradisional Sulawesi Tengah tentunya menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan Budaya Indonesia kebendaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Adapun Sulawesi Tengah sendiri, merupakan sebuah provinsi yang terletak di Indonesia dengan ibu kotanya di Palu, memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam, termasuk Senjata Tradisional Sulawesi Tengah-nya.
Menurut Direktorat sejarah dan Seni Tradisional, dalam bukunya berjudul “Seni Budaya Masyarakat di Sulawesi Tengah” yang diterbitkan pada tahun 1992, Provinsi ini dihuni oleh 13 suku bangsa yang berbeda dan lebih dari 100 subetnik dengan beragam bahasa dan budaya.
Keanekaragaman ini tercermin dalam banyak aspek kehidupan masyarakat Sulawesi Tengah, termasuk dalam seni dan tradisi, juga Senjata Tradisional Sulawesi Tengah itu sendiri.
Salah satu contohnya adalah senjata tradisional Sulawesi Tengah yang lahir di wilayah ini, seperti pasatimpo, guma, dan surampa.
Senjata-senjata ini bukan sekadar alat pertahanan atau serangan, tetapi juga memegang peran penting dalam warisan budaya dan identitas suku bangsa di daerah tersebut.
Pasatimpo, guma, dan surampa memiliki nilai sejarah dan kebudayaan yang tinggi bagi masyarakat Sulawesi Tengah.
Mereka seringkali digunakan dalam upacara adat, perang suku, atau sebagai simbol kehormatan dan keberanian.
Selain itu, senjata-senjata tradisional ini juga menjadi bagian dari seni pertunjukan dan hiburan tradisional, yang sering ditampilkan dalam festival-festival budaya atau acara-acara khusus lainnya.
Dengan demikian, keberadaan senjata-senjata tradisional ini bukan hanya mencerminkan keterampilan teknis dalam pembuatan dan penggunaannya, tetapi juga menjadi bagian integral dari identitas budaya dan sejarah masyarakat Sulawesi Tengah.
BACA JUGA: 7 Senjata Tradisional Gorontalo yang Harus Tetap Dijaga Keberadaannya Jangan Sampai Punah
Mereka mengingatkan kita akan kekayaan warisan budaya yang perlu dilestarikan dan dihargai, serta menjadi jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, serta memperkuat rasa solidaritas dan kebanggaan dalam masyarakat yang multikultural ini.
3 Senjata Tradisional Sulawesi Tengah
Setidaknya ada 3 Senjata Tradisional Sulawesi Tengah yang dikenal masyarakat sebagai senjata tradisional yang memiliki nilai sejarah dan seni budaya.
Ketiga senjata tradisional Sulawesi Tengah ini meliputi:
1. Pasatimpo
Pasatimpo – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest) |
Pasatimpo merupakan sebuah Senjata Tradisional Sulawesi Tengah, yang memiliki kemiripan dengan parang dalam bentuk dan fungsi.
Senjata ini memiliki ciri khas dengan bilah yang bengkok membentuk sudut siku-siku dan gagang yang terbuat dari kayu.
Bilah pasatimpo memiliki ukuran sepanjang 30 hingga 40 sentimeter, dengan bagian tengah yang menggembung dan ujungnya yang runcing.
Untuk melindungi bilahnya, pasatimpo dilengkapi dengan sarung yang terbuat dari kayu dan dilengkapi dengan tali.
Gagangnya juga terbuat dari kayu keras dan memiliki cincin besi yang menghubungkan gagang dengan bilah pasatimpo.
Selain menjadi alat pertahanan atau serangan, pasatimpo juga dipercaya memiliki nilai spiritual.
Dipercaya sebagai senjata bertuah yang berisi roh, pasatimpo dianggap memiliki kesaktian yang bisa digunakan untuk melindungi pemiliknya dari roh jahat dan bencana.
Dalam masyarakat Sulawesi Tengah, pasatimpo bukan hanya sekadar senjata, tetapi juga menjadi bagian penting dari warisan budaya dan identitas suku bangsa.
BACA JUGA: 3 Senjata Tradisional Sulawesi Tenggara yang Unik dengan Fungsi Dinamis Mengikuti Perkembangan Zaman
Penggunaan dan perawatan pasatimpo juga diatur oleh tradisi dan adat istiadat yang turun-temurun, menjadikannya tidak hanya sebagai objek praktis tetapi juga simbol kepercayaan dan kebudayaan yang kuat.
2. Guma
Guma – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest) |
Guma merupakan salah satu senjata tradisional Sulawesi Tengah, memiliki bentuk yang mirip dengan pedang.
Namun, apa yang membuatnya sangat istimewa adalah bahan pembuatannya yang tidak lazim: bilahnya dibuat dari batu oleh pandai besi khusus yang juga dipercaya memiliki kekuatan magis.
Sebagai hasilnya, guma tidak hanya dianggap sebagai senjata biasa, melainkan sebuah pedang bertuah yang dianggap memiliki kekuatan mistis yang besar.
Dalam masyarakat Sulawesi Tengah, guma dianggap sebagai senjata yang setia pada tuannya.
Dipercaya akan memberikan perlindungan dan kekuatan ekstra pada pemiliknya saat mereka berada dalam bahaya.
Guma memiliki gagang yang terbuat dari kayu, yang sering kali dihiasi dengan berbagai ukiran.
Ukiran-ukiran ini bukan hanya sekadar ornamen, melainkan juga menandakan status sosial pemiliknya.
Menurut Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia, ada beberapa jenis ukiran yang mewakili status pemilik guma. Bagi rakyat biasa, gagang guma mungkin dihiasi dengan ukiran ekor burung (balira), sementara bagi bangsawan atau pemuka adat, ukiran kaki rusa (kadangjong) mungkin lebih umum.
Perwira atau ajudan mungkin memiliki guma dengan ukiran ekor udang (petondu), sementara raja atau kepala suku bisa memiliki guma dengan ukiran kepala buaya (pewo o gagaranggo).
BACA JUGA: 6 Senjata Tradisional Kalimantan Tengah yang Merupakan Bagian dari Kekayaan Budaya Suku Dayak
Ini bukan sekadar penanda status, tetapi juga menunjukkan kekuasaan dan kewibawaan pemiliknya.
Namun, penggunaan guma tidak sembarangan.
Baik digunakan dalam perang maupun upacara adat, ada ritual dan tata cara yang harus diikuti oleh pemiliknya.
Ini termasuk persiapan mental dan spiritual sebelum menggunakannya, serta prosedur khusus dalam membersihkan dan merawat guma setelah penggunaan.
Ini menegaskan bahwa guma tidak hanya dipandang sebagai alat untuk pertarungan fisik, tetapi juga memiliki dimensi spiritual yang mendalam dalam kehidupan masyarakat Sulawesi Tengah.
Selain sebagai senjata, ada juga jenis guma yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai perkakas, yang dikenal sebagai guma madika.
Meskipun mungkin tidak memiliki kekuatan magis seperti guma bertuah, guma madika tetaplah penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Sulawesi Tengah, baik sebagai alat untuk bekerja di ladang, memotong kayu, atau keperluan lainnya.
Secara keseluruhan, guma adalah simbol kekayaan budaya dan warisan spiritual yang memperkaya kehidupan masyarakat Sulawesi Tengah.
3. Surampa
Surampa, atau dikenal juga sebagai tombak kanjae, merupakan Senjata Tradisional Sulawesi Tengah yang khas, yang memiliki kemiripan dengan trisula.
Senjata ini adalah sebuah tombak panjang dengan dua ujung yang dilengkapi dengan mata pisau.
Bagian bawah surampa memiliki satu mata pisau yang runcing dan berbentuk segitiga sama kaki.
Sementara itu, bagian atasnya memiliki tiga mata pisau, dengan mata tengah yang lebih panjang dibandingkan dengan dua mata lainnya.
BACA JUGA: 10 Senjata Tradisional Bangka Belitung yang Memiliki Nilai Sejarah dan Budaya
Yang membedakan surampa dengan trisula konvensional adalah bahwa mata pisau pada surampa memiliki cabang yang melengkung dan tajam.
Keberadaan cabang mata pisau ini menjadikan surampa sangat mematikan.
Ketika senjata ini menancap ke tubuh lawan, sulit untuk dicabut kembali. Jika dipaksa untuk dicabut, hal ini dapat menghasilkan luka robekan yang sangat besar dan berbahaya bagi yang terkena.
Dengan desain yang unik dan ciri khasnya yang mematikan, surampa bukan hanya menjadi alat untuk pertempuran fisik, tetapi juga merupakan simbol kekuatan dan keberanian di kalangan masyarakat Sulawesi Tengah.
Penggunaan surampa tidak hanya membutuhkan keahlian dalam pertempuran, tetapi juga membutuhkan keberanian.
Dengan keunikan surampa menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya dan sejarah Sulawesi Tengah.
Penggunaannya tidak hanya mencerminkan tradisi pertempuran yang telah berlangsung selama berabad-abad, tetapi juga menjadi bagian penting dari identitas dan kebanggaan lokal.
Ketiga Senjata Tradisional Sulawesi Tengah tentunya menjadi khazanah kekayaan seni dan budaya tradisional.***