Ciri Denial – SwaraWarta.co.id (Sumber: Harvard Health) |
SwaraWarta.co.id – Denial atau penolakan adalah mekanisme pertahanan psikologis yang digunakan individu untuk menghindari atau menghadapi realitas atau Emosi yang menyakitkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketika seseorang berada dalam keadaan denial, mereka cenderung menolak atau mengabaikan Fakta atau situasi yang tidak nyaman atau mengancam.
Ciri Ciri Denial
Ada beberapa ciri yang mengindikasikan bahwa seseorang masuk kategori denial.
Dan ciri-ciri denial dan bagaimana mekanisme ini bekerja dalam kehidupan sehari-hari, berikut beberapa di antaranya:
1. Penolakan Fakta
Salah satu ciri utama denial adalah penolakan terhadap fakta.
Individu yang berada dalam denial sering kali menolak untuk menerima kenyataan yang ada di depan mata mereka.
Misalnya, seseorang yang telah kehilangan pekerjaan mungkin terus berpura-pura pergi bekerja setiap hari, meskipun mereka sebenarnya sudah tidak bekerja lagi.
2. Menghindari Informasi yang Mengancam
Orang yang berada dalam denial cenderung menghindari informasi yang dapat mengancam persepsi mereka tentang realitas.
Mereka mungkin menghindari berita, laporan medis, atau hasil tes yang menunjukkan sesuatu yang tidak ingin mereka terima.
Misalnya, seseorang yang merokok mungkin menghindari membaca artikel tentang bahaya merokok.
3. Mempersonalisasi Masalah Orang Lain
Denial juga dapat terlihat ketika individu mempersonalisasi masalah orang lain untuk mengalihkan perhatian dari masalah mereka sendiri.
Mereka mungkin terlalu fokus pada masalah orang lain dan mengabaikan masalah pribadi mereka.
Contohnya, seseorang yang mengalami masalah pernikahan mungkin terlalu sibuk mengurusi masalah pernikahan teman-temannya, sehingga tidak perlu memikirkan masalahnya sendiri.
4. Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah mekanisme denial di mana individu mencari alasan atau pembenaran untuk menghindari kebenaran.
Mereka mungkin membuat alasan logis yang terdengar masuk akal untuk menghindari kenyataan yang tidak mereka sukai.
Misalnya, seseorang yang mengonsumsi alkohol berlebihan mungkin berkata bahwa mereka hanya minum untuk bersosialisasi, padahal kenyataannya mereka memiliki masalah dengan kecanduan.
5. Minimnya Respons Emosional
Orang yang berada dalam denial sering menunjukkan minimnya respons emosional terhadap situasi yang seharusnya menimbulkan emosi yang kuat.
Mereka mungkin tampak acuh tak acuh atau tidak peduli ketika menghadapi situasi yang menegangkan atau menyakitkan.
BACA JUGA: Pentingnya Self Efficacy dalam Mencapai Keberhasilan dan Kesejahteraan Psikologis
Hal ini merupakan cara mereka untuk menghindari rasa sakit secara emosional.
6. Mengalihkan Perhatian
Mengalihkan perhatian adalah salah satu tanda denial di mana individu fokus pada aktivitas lain untuk menghindari memikirkan masalah yang sebenarnya.
Mereka mungkin terlalu sibuk dengan pekerjaan, hobi, atau kegiatan sosial untuk menghindari menghadapi masalah yang ada.
Misalnya, seseorang yang menghadapi masalah keuangan mungkin bekerja berlebihan untuk menghindari memikirkan tagihan yang menumpuk.
7. Proyeksi
Proyeksi adalah mekanisme di mana individu memproyeksikan perasaan atau pikiran mereka sendiri kepada orang lain.
Dalam konteks denial, mereka mungkin menuduh orang lain memiliki masalah yang sebenarnya ada pada diri mereka sendiri.
Misalnya, seseorang yang tidak mau mengakui bahwa mereka memiliki masalah kecemasan mungkin menuduh orang lain terlalu cemas atau paranoid.
8. Kesulitan Mengambil Keputusan
Individu dalam denial sering kali mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan karena mereka tidak mau menghadapi kenyataan.
Mereka mungkin menunda-nunda keputusan penting atau terus berubah pikiran karena tidak mau menerima dampak dari keputusan tersebut.
Contohnya, seseorang yang tidak mau mengakui bahwa pernikahannya bermasalah mungkin terus menunda-nunda keputusan untuk berkonsultasi ke terapis pernikahan.
9. Mengubah Subjek Pembicaraan
Mengubah subjek pembicaraan adalah cara lain individu dalam denial untuk menghindari topik yang tidak nyaman.
Mereka mungkin cepat-cepat mengalihkan pembicaraan ketika topik yang mengancam muncul.
Misalnya, ketika seseorang mencoba membicarakan masalah kesehatan mereka, mereka mungkin segera mengubah topik pembicaraan ke hal lain yang lebih ringan.
10. Pikiran yang Tidak Realistis
Orang yang berada dalam denial sering memiliki pikiran yang tidak realistis atau harapan yang tidak rasional.
Mereka mungkin berharap bahwa masalah akan hilang dengan sendirinya atau bahwa situasi akan membaik tanpa perlu melakukan tindakan apa pun.
BACA JUGA: Perbedaan dan Pengembangan Self Efficacy, Self Esteem, dan Self Confidence
Misalnya, seseorang yang mengabaikan tanda-tanda awal penyakit mungkin berpikir bahwa mereka akan sembuh dengan sendirinya tanpa perlu ke dokter.
Denial adalah mekanisme pertahanan yang sangat umum dan sering kali membantu individu untuk sementara waktu menghadapi situasi yang terlalu berat untuk diterima.
Namun, ketika denial berlangsung terlalu lama, hal ini dapat menghalangi individu untuk menghadapi kenyataan dan menyelesaikan masalah yang ada.
Mengenali ciri-ciri denial adalah langkah pertama yang penting untuk membantu diri sendiri atau orang lain dalam menghadapi dan mengatasi kenyataan yang sulit.
Dengan kesadaran dan intervensi yang tepat, individu dapat belajar untuk menerima kenyataan dan menemukan cara untuk mengatasi tantangan hidup dengan lebih efektif.***