Ilustrasi pernikahan ( Dok. Ist) |
SwaraWarta.co.id – Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, memperhatikan masalah pernikahan dini di Jatim yang sedang gencar mengalami penurunan angka.
Pada tahun 2021, angka pernikahan dini di Jatim mencapai 10,44 persen, kemudian turun menjadi 9,46 persen pada tahun 2022, dan pada tahun 2023 turun lagi menjadi 8,86 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kita harus menekan terus angka ini, tetapi ini sudah menjadi bukti bahwa Kader PKK Jatim terus melakukan berbagai upaya pemberdayaan keluarga, edukasi terhadap perempuan, serta meningkatkan kualitas pola asuh anak dan remaja dalam rumah tangga,” ujar Adhy, Jumat (19/4/2024).
BACA JUGA: Acara Tunangan Bocah 4 Tahun di Sampang Mendadak Viral, Ini Kata Dinkes Setempat
Ia mengharapkan TP PKK Jatim dapat terus berkolaborasi dengan berbagai perangkat daerah dalam rangka mencapai program kerja mereka, termasuk pencegahan dan penghapusan kekerasan dalam rumah tangga, serta meningkatkan kesadaran membela negara.
Adhy membuka Peringatan Hari Kesatuan Gerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (HKG PKK) ke-52 TP PKK Provinsi Jatim di Hotel DoubleTree Surabaya, Jumat (19/4/2024).
Ia memberikan arahan khusus untuk seluruh Kader PKK di Jatim agar aktif dalam melaksanakan 10 Program Pokok PKK. Pelaksanaan 10 Program Pokok PKK sangat penting untuk mendukung pembangunan di Jatim.
“Jawa Timur memang segala sesuatunya best. Tapi, PKK ini luar biasa sekali, 10 bidang sekaligus dipikul. Kami berharap, program-program ini bisa diimplementasikan melalui sinergi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur,” harapnya
Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Maria Ernawati berharap momen ini membawa semangat dan energi baru pada setiap langkah seluruh kader PKK.
“Perwakilan BKKBN Jawa Timur siap mendukung terwujudnya Jawa Timur bebas stunting, pernikahan dini dan kekerasan dalam rumah tangga, ujarnya. [ipl/ian]