Museum Sumpah Pemuda, dan 5 Hal Unik yang Melatarbelakanginya

- Redaksi

Thursday, 4 April 2024 - 10:52 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Museum Sumpah Pemuda – SwaraWarta.co.id (Sumber: Salsa Wisata)

SwaraWarta.co.id – Bagi para pecinta sejarah mungkin tidak asing dengan museum yang satu ini, yakni Museum Sumpah Pemuda, yang tentunya memiliki rekam sejarah yang menarik untuk ditelusuri.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Museum Sumpah Pemuda merupakan sebuah gedung yang dibangun untuk mengenang Peristiwa Sumpah Pemuda yang terjadi ada tanggal 28 Oktober 1928, sekaligus menjadi salah satu bangunan yang memiliki nilai sejarah di Indonesia.

Museum Sumpah Pemuda lokasinya berada di Kawasan Jakarta Pusat, museum ini menawarkan hal-hal menarik kepada para pengunjungnya sekaligus memberikan kesempatan untuk menyelami peristiwa penting dalam perjalanan sejarah bangsa.

Untuk jadwal operasional museum ini biasanya mengikuti jam kerja standar, yakni buka mulai dari waktu pagi hari sampai sore hari.

Untuk harga tiket masuknya pun cukup terjangkau, murah meriah dan tentunya membuat destinasi sejarah ini menjadi destinasi edukatif yang dapat dinikmati oleh semua kalangan tak terbatas dan lintas usia.

Banyak hal menarik yang ada di dalam museum, para pengunjung bisa menemukan berbagai macam artefak, dokumen-dokumen penting, serta benda-benda bersejarah yang terkait dengan Peristiwa Sumpah Pemuda, serta informasi yang berhubungan dengan peristiwa tersebut secara lebih mendalam dan juga terperinci.

Bukan hanya itu saja, Museum Sumpah Pemuda juga sering menjadi tempat untuk mengadakan berbagai kegiatan dan acara yang tentunya berkaitan dengan sejarah dan seni budaya Indonesia.

Dengan mengunjungi museum ini, para pengunjung diharapkan bisa memperdalam pemahaman dan juga wawasan secara luas mereka tentang arti pentingnya perjuangan serta semangat persatuan bangsa yang bisa diwujudkan melalui peristiwa bersejarah tersebut.

Museum Sumpah Pemuda merupakan sebuah institusi yang mempersembahkan pengalaman secara lebih mendalam tentang terjadinya sebuah peristiwa monumental di masa lalu, tepatnya pada tanggal 28 Oktober 1928 di Indonesia.

Esensi penting dari leristiwa tersebut pada akhirnya melahirkan Ikrar Sumpah Pemuda yang terkenal hingga sekarang, yang tentunya menjadi tonggak sejarah bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia.

BACA JUGA: Museum Benteng Vredeburg, Destinasi Wisata Menarik dengan Diorama Sejarah di Jogja


Baca Juga :  Wisata Jati Ombo: Destinasi Liburan Seru di Jawa Barat

Kenapa Harus Berkunjung ke Museum Sumpah Pemuda?


Museum Sumpah Pemuda
Museum Sumpah Pemuda – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest)


Ada banyak pertimbangan yang bisa jadi menjadi preferensi para pengunjung untuk datang ke tempat bersejarah ini, yakni:

1. Museum Ini Memiliki Fungsi Krusial

Museum ini sendiri memiliki fungsi krusial sebagai wadah untuk melestarikan, mempelajari, serta membagikan pengetahuan secara umum mengenai momen penting ini kepada generasi masa kini dan generasi mendatang.

Terletak di daerah Jakarta Pusat, museum ini memberikan hal menarik kepada para pengunjungnya sebuah kesempatan untuk menjelajahi artefak, dokumen, dan benda-benda bersejarah yang terkait dengan Sumpah Pemuda di dalamnya.

Selain itu, melalui berbagai pameran dan informasi yang disajikan, para pengunjung dapat memahami konteks historis peristiwa, makna, serta dampaknya secara lebih luas dari peristiwa tersebut dalam pembentukan identitas bangsa serta nasionalisme Indonesia.

2. Jam Operasional Mengikuti Jam Kerja Standar

Dengan jadwal operasional museum yang mengikuti jam kerja standar, tempat bersejarah ini menjadi destinasi edukatif yang terjangkau bagi masyarakat umum.

Harga tiket masuk yang cukup terjangkau, menjadikan museum ini menjadi wisata pavorit dan terjangkau bagi siapa pun dan tentunya tempat bersejarah ini cocok dikunjungi oleh semua kalangan.

Dengan mengunjungi Museum Sumpah Pemuda, para pengunjung setidaknya bisa menghargai dan merayakan semangat persatuan dan nasionalisme yang diperjuangkan oleh para pemuda Indonesia pada masa lampau.

Untuk adwal operasional Museum Sumpah Pemuda mulai hari Selasa-Kamis serta hari Sabtu-Minggu dengan dibuka mulai pukul 08.00 dan tutup pada pukul 16.00 WIB, sementara pada hari Jumat, buka hingga pukul 16.30 WIB sore hari.

Museum ini tidak beroperasi pada hari Senin dan juga hari libur nasional.

Para pengunjung bisa menikmati beragam koleksi di dalamnya mulai dari artefak hingga informasi-informasi penting seputar peristiwa Sumpah Pemuda yang terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928.

BACA JUGA: Museum Tsunami Aceh, dan 9 Area yang Bisa Dinikmati oleh Para Pengunjung Saat Lebaran

Baca Juga :  Pantai Jungwok, Pesona Pantai Pasir Putih yang Masih Alami dan Sunyi di Gunung Kidul

3. Harga Tiket yang Murah Meriah

Harga tiket masuknya relatif masih terjangkau, sehingga menjadikan museum ini sebagai destinasi edukatif yang cocok untuk semua kalangan yang ingin memahami sejarah dan semangat persatuan Indonesia di masa perjuangan fisik.

Untuk harga tiket masuk Museum Sumpah Pemuda ini sangat tergantung pada kategori pengunjungnya.

Untuk perhitungannya yakni, kategori perorangan dewasa dikenakan biaya sebesar Rp. 2.000 rupiah, sementara untuk anak-anak Rp. 1.000 rupiah, dan pengunjung dari kalangan warga negara asing dikenakan tarif sebesar Rp. 10.000 rupiah.

Sementara itu untuk kategori pengunjung dalam jumlah besar atau rombongan, untuk kategori dewasa dikenakan tarif Rp. 1.000 rupiah,  sementara untuk rombongan anak-anak Rp. 500 rupiah.

Dengan range harga yang sangat terjangkau, museum ini tentunya menjadi tempat yang sangat ideal untuk mempelajari sejarah serta semangat patriotisme persatuan Indonesia bagi semua kalangan.

4. Sejarah Singkat


Museum Sumpah Pemuda
Museum Sumpah Pemuda – SwaraWarta.co.id (Sumber: 1001 Indonesia)



Sebahai catatan penting, bangunan yang kini menjadi Museum Sumpah Pemuda awalnya merupakan rumah tempat tinggal milik warga keturunan bernama Sie Kong Lian yang berdiri pada awal abad ke-20.

Pada tahun 1908, gedung tersebut kemudian disewa oleh pelajar Stovia dan RS sebagai tempat tinggal sekaligus tempat untuk belajar, pada perkembangan selanjutnya kemudian dikenal dengan nama gedung Commensalen Huis.

Di tempat ini, tokoh-tokoh penting yang terlibat seperti Bung Karno dan para anggota Algemeene Studie Club Bandung sering bertemu untuk membicarakan format perjuangan yang akan mereka lakukan.

Kemudian, seiring dengan penggunaannya yang intens oleh berbagai organisasi, para perkembangan berikutnya, gedung ini kemudian diberi nama Indonesische Clubhuis pada tahun 1927.

Pada 15 Agustus 1928, gedung ini kemudian dipilih sebagai tempat diselenggarakannya Kongres Pemuda yang Kedua, dengan menghasilkan perumusan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.

BACA JUGA: Museum Bank Mandiri, 7 Hal Menarik di Dalamya: Orisinalitas juga Otentik

5. Alih Fungsi Gedung Sebelum Menjadi Bangunan Museum

Setelah peristiwa Sumpah Pemuda, sebagian penghuni gedung meninggalkannya karena telah lulus belajar, masing-masing tentunya memiliki kesibukan sendiri-sendiri yang membuat intensitas pertemuan mereka mulai berkurang.

Baca Juga :  Habiskan Momen Liburan di Pantai Matahari Lobuk: Surga Tersembunyi di Sumenep

Kemudian pada tahun 1934, setelah para pelajar tidak melanjutkan sewa gedungnya, gedung tersebut disewakan kepada warga negara keturunan lainnya yakni Pang Tjem Jam yang akan dijadikan rumah tempat tinggal oleh yang bersangkutan.

Dalam rentang sejarah selama tahun 1934 hingga tahun 1937, gedung tersebut disewakan kepada Pang Tjem Jam dan digunakan sebagai rumah tinggal hingga kemudian melepaskannya juga.

Dalam catatan sejarah berikutnya, pada tahun 1937-1951, gedung ini kemudian disewakan kepada Loh Jing Tjoe untuk dipergunakan menjadi sebuah tempat usaha, mulai dari toko bunga (1937-1948).

Setekah berubah menjadi toko bunga pada periode sebelumnya, gedung ini kemudian kembali berubah fungsi kali ini fungsinya dijadikan menjadi sebuat tempat penginapan berupa hotel yang diberi nama Hotel Hersia (1948-1951).

Pengalihan fungsi bangunan kembali terjadi, kali ini antara tahun 1951 hingga 1970, Gedung Kramat 106 ini kemudian disewakan kepada Inspektorat Bea dan Cukai untuk dijadikan bangunan kantor yang juga merangkap mess untuk penampungan para karyawannya.

Lanjut pada tanggal 3 April 1973, Pemda DKI Jakarta membuat terobosan baru dengan memulai proses pemugaran Gedung Kramat 106 ini yang hasil pemugaran bangunannya baru selesai pada tanggal 20 Mei 1973.

Setelah prosesi pemugaran selesai, gedung ini kemudian diresmikan menjadi bangunan Museum Sumpah Pemuda.

Gedung tersebut dipilih bukan tanpa alasan, hal ini merujuk kepada sejarah perjalanan panjangnya hingga menjadi sebuah bangunan museum.

BACA JUGA: Museum Basoeki Abdullah dan 9 Hal Menarik di Dalamnya

Karena perjalanan sejarahnya yang panjang tersebut, yang sekaligus menjadi saksi dari pembentukan semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia, maka bangunan ini pun dijadikan bangunan museum.

Hingga saat ini, gedung tersebut tetap dikenal sebagai Museum Sumpah Pemuda, yang tentunya menjadi tempat yang mempersembahkan sejarah dan semangat perjuangan para pemuda Indonesia kala itu.***

Berita Terkait

Nasi Pecel Godong Jati, Kuliner Tradisional Unik Khas Madiun
Sego Sambel Mak Yeye: Nikmatnya Sambal Pedas yang Melegenda di Surabaya Sejak 1982
Tajin Sobih: Bubur Tradisional Madura dengan Rasa Manis yang Lezat
Pantai Karang Anom Probolinggo: Wisata Baru dengan Pesona Alam yang Memikat
Panduan Wisata Telaga Warna Dieng: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket
Bakso Mas Bay: Surga Kuliner Bakso di Kota Ponorogo
Bakso Laksana Garut: Legenda Cita Rasa Khas yang Wajib Dicoba
Telaga Ngebel, Destinasi Favorit Wisatawan di Ponorogo Saat Libur Tahun Baru

Berita Terkait

Wednesday, 15 January 2025 - 08:39 WIB

Nasi Pecel Godong Jati, Kuliner Tradisional Unik Khas Madiun

Tuesday, 14 January 2025 - 16:42 WIB

Sego Sambel Mak Yeye: Nikmatnya Sambal Pedas yang Melegenda di Surabaya Sejak 1982

Monday, 13 January 2025 - 08:49 WIB

Tajin Sobih: Bubur Tradisional Madura dengan Rasa Manis yang Lezat

Monday, 13 January 2025 - 08:45 WIB

Pantai Karang Anom Probolinggo: Wisata Baru dengan Pesona Alam yang Memikat

Tuesday, 7 January 2025 - 08:41 WIB

Panduan Wisata Telaga Warna Dieng: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket

Berita Terbaru

50 mL Berapa Sendok Makan

Pendidikan

50 mL Berapa Sendok Makan? Panduan Lengkap Konversi Takaran

Saturday, 18 Jan 2025 - 14:42 WIB

Masyarakat Gaza Bersukacita, Gencatan Senjata Bawa Harapan Baru

Berita

Masyarakat Gaza Bersukacita, Gencatan Senjata Bawa Harapan Baru

Saturday, 18 Jan 2025 - 14:29 WIB

Mengapa Rumah Adat Perlu Dilestarikan

Pendidikan

Mengapa Rumah Adat Perlu Dilestarikan? Simak Penjelasannya!

Saturday, 18 Jan 2025 - 14:20 WIB