Kisah Nabi Zulkifli – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest) |
SwaraWarta.co.id – Kisah Nabi Zulkifli AS, meskipun diimpit oleh misteri, memiliki makna mendalam di dalam tradisi ajaran Islam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kisah Nabi Zulkifli memang tidak sepopuler nabi lainnya akan tetapi namanya tetap dikenang sebagai salah satu nabi terbaik yang diperintahkan Allah SWT untuk menyampaikan kebenaran Islam.
Nama Zulkifli sendiri bila diterjemahkan, artinya adalah sebagai “pemilik lipatan” atau “pemilik, atau memberikan, pembalasan atau bagian ganda.”
Gelar ini menandakan Kisah Nabi Zulkifli, merupakan individu yang melebihi kewajibannya dalam pengabdian kepada Allah, melampaui apa yang hanya diperlukan darinya.
Nabi Zulkifli AS menjadi contoh komitmen luar biasa dalam shalat, ibadah, dan perbuatan saleh, yang menunjukkan kesediaan untuk melampaui ekspektasi demi keridhaan Ilahi.
Siapa Nabi Zulkifli Sebenarnya?
Kisah Nabi Zulkifli – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest) |
Beberapa interpretasi menyarankan bahwa Nabi Zulkifli AS membawa tanggung jawab ganda sebagai nabi, yang tentunya mengimplikasikan tugas yang melampaui praktik-praktik spiritual.
Misalnya, beliau mungkin ditugaskan untuk berpuasa di siang hari, melaksanakan shalat malam, dan melayani sebagai Hakim yang adil di antara kaumnya.
Peran yang multifaset seperti itu akan menuntut penguasaan emosi yang luar biasa dan komitmen teguh terhadap keadilan, sifat-sifat yang menjadi lambang sejati seorang hamba Allah.
Akan tetapi, meskipun demikian, detail-detail tepat tentang kehidupan dan misi Nabi Zulkifli tetap samar, dengan hanya sedikit penyinggungan tentang dirinya di dalam Al Quran.
Dalam Surat Al-Anbiya (21:85-86) penjelasannya hanya tertulis secara singkat, yang menyatakan, “Dan [sebutkanlah] Isma’il, Ilyas dan Dzulkifl; semuanya termasuk orang-orang yang sabar. Dan Kami masukkan mereka ke dalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka adalah termasuk orang-orang yang saleh.”
BACA JUGA: Kisah Nabi Harun dan Keterhubungannya dengan Kisah Nabi Musa AS
Kekurang populerna seputar Nabi Zulkifli mengundang kontemplasi dan refleksi, mendorong kaum beriman untuk lebih dalam dalam mencari tahu lebih jauh lagi esensi kenabian dan kesalehannya.
Meskipun catatan sejarah mungkin memberikan beberapa wawasan, pelajaran spiritual yang ditarik dari kisah Nabi Zulkifli AS, melampaui sekadar detail faktual.
Warisan beliau menjadi pengingat akan ketekunan, kesalehan, dan keikhlasan yang tak terbatas yang diperlukan dalam pencarian keridhaan Ilahi.
Bila diambil kesimpulan secara garis besar, Nabi Zulkifli menggambarkan nilai-nilai abadi tentang ketekunan, kesalehan, dan pengorbanan diri, yang mampu menginspirasi kaum beriman untuk meniru perilaku teladannya dalam kehidupan mereka sendiri.
Meskipun kisahnya mungkin tetap terbungkus dalam sebuah misteri, pesan abadi Nabi Zulkifli bergema melalui tradisi Islam, menjadi sorotan bagi generasi yang akan datang.
Perihal Kenabian Nabi Zulkifli AS
Kisah Nabi Zulkifli – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest) |
Terdapat banyak perdebatan di kalangan ulama apakah Nabi Zulkifli merupakan seorang Nabi (Rasul) atau wali Allah.
Meskipun disebut dalam Al Quran, informasi tentangnya terbatas, sehingga statusnya kurang benderang.
Sebagian ulama percaya bahwa Nabi Zulkifli mungkin identik dengan nabi dalam Alkitab, yakni Nabi Yehezkiel, namun hal ini tidak terbukti.
Meskipun demikian, beberapa teks Islam menyebutkan Nabi Zulkifli sebagai seorang Nabi yang diberkahi oleh Allah dan merupakan orang saleh.
Sementara itu, interpretasi lain menganggapnya sebagai seorang wali yang sangat dihormati oleh Allah atas kebaktiannya.
BACA JUGA: Kisah Nabi Yakub dan Putranya, Nabi Yusuf AS
Dalam kedua kasus, pesan moral dari kisah Nabi Zulkifli tetap penting, mengajarkan kebaktian, kesabaran, dan keteladanan dalam menghadapi cobaan hidup.
Meskipun tidak ada kesepakatan definitif tentang status keprofetikan Nabi Zulkifli, pengajaran moral dari kisahnya tetap memberikan inspirasi dan pembelajaran bagi umat Islam.
Kisah Nabi Zulkifli AS
Imam Ibn Jarir mengisahkan bahwa Nabi Zulkifli bukanlah seorang Nabi, melainkan seorang yang saleh, dan memberikan wawasan lebih lanjut tentang kehidupan beliau.
Ketika Nabi Ilyasa AS menua, ia mencari pengganti yang bisa membantu memandu orang Israel.
Beliau membutuhkan seseorang dengan kepribadian yang tenang dan pikiran yang jernih. Nabi Ilyasa kemudian mengumpulkan sekelompok sahabat dan menetapkan tiga syarat yang diyakininya akan menjadi ciri pemimpin yang hebat.
Seorang yang relatif tidak dikenal dan dihina oleh orang-orang bersedia untuk mengemban tugas tersebut, datang.
Nabi Ilyasa AS kemudian menanyakan apakah tiga syarat tersebut terpenuhi. Pria itu menjawab ya untuk ketiganya, tetapi Nabi Ilyasa tidak percaya dan menolaknya.
Beberapa hari kemudian, Nabi Ilyasa mengumpulkan kelompok tersebut lagi dan mengulangi apakah syaratnya telah terpenuhi.
Semua orang tetap duduk di samping pria yang sama. Melihat ketekunan pria tersebut, Ilyasa mengangkatnya menjadi pendampingnya.
Akan tetapi, untuk menguji kehendaknya, Nabi Ilyasa meminta beberapa orang mencoba meyakinkan pria tersebut untuk melakukan sesuatu yang akan menyebabkan dia dipecat dari jabatannya. Mereka semua mencoba, tetapi semuanya gagal.
BACA JUGA: Kisah Nabi Syuaib dan Orang-Orang Madyan
Pada saat itu pria tersebut tetap mengembangkan rutinitas yang melibatkan puasa di siang hari, melaksanakan ibadah, dan berdzikir kepada Allah sepanjang malam.
Di siang hari, dia akan tidur sebentar untuk menyegarkan dirinya.
Godaan Iblis Terhadap Nabi Zulkifli AS
Kemudian godaan Iblis masuk dan mulai berceloteh tentang kekejaman dan ketidakadilan yang dia alami.
Ceritanya begitu panjang sehingga tidak ada waktu yang tersisa untuk tidur siang pria tersebut.
Pria itu menawarkan untuk mengunjungi Iblis di pengadilan esok hari agar keadilan ditegakkan baginya.
Pria itu menunggu Iblis keesokan harinya, tetapi Iblis tidak datang. Keesokan paginya, dia menunggu Iblis kembali, tetapi sekali lagi, Iblis tidak datang.
Akhirnya, tepat sebelum pria itu hendak tidur siang seperti biasa, Iblis datang dan mulai mengetuk pintu.
Percakapan berlanjut untuk waktu yang lama, dan ketika pria itu melewatkan tidurnya seperti biasa, dia meminta Iblis untuk mengunjungi pengadilannya untuk menyelesaikan masalah.
Dan untuk beberapa kalinya, lagi-lagi, pria itu menunggu dengan penuh kesabaran di pengadilan, tetapi lagi dan lagi Iblis itu tidak datang menghadap.
Ketika dia pulang ke rumah pada hari itu, dia merasa lelah karena kurang tidur. Dia meminta keluarganya untuk tidak membiarkan siapapun mengetuk pintu.
BACA JUGA: Kisah Nabi Saleh dan Bangsa Tsamud yang Sombong
Iblis sekali lagi mencoba mengganggu tidurnya agar dia tidak bisa berpuasa dan beribadah dan berharap dia akan marah, tetapi ketika dia mencoba mengetuk pintu, anggota keluarga pria itu menghentikannya.
Iblis bertekad; dia mencari cara lain masuk ke rumah pria itu dan mulai mengetuk pintu kamar.
Imam Ibn Jarir berpendapat bahwa Nabi Zulkifli AS bukanlah nama, melainkan gelar yang diberikan kepada pria tersebut karena episode ini. Nama sebenarnya dari Nabi tersebut tetap tidak teridentifikasi.***