Ilustrasi orang transfusi darah (Dok. Ist) |
SwaraWarta.co.id – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Tulungagung meningkat tajam selama empat bulan terakhir.
Hal ini membuat jumlah orang yang memerlukan transfusi darah dan trombosit juga meningkat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca Juga:
Terserang DBD, 6 Warga Lebak Meninggal Dunia
Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Tulungagung, dr Rukmi mengatakan, permintaan trombosit meningkat sejak awal 2024.
“Bulan Maret melonjak menjadi 429 kantong, sedangkan April ini permintaannya 221 kantong,” kata dr Rukmi, Kamis (18/4).
Pada Januari, ada 257 permintaan trombosit, lalu pada Februari meningkat menjadi 317 permintaan.
“Trombosit itu tidak hanya untuk DBD saja, namun juga untuk beberapa penyakit lain. Khusus untuk data DBD mungkin bisa ke dinkes,” ujarnya
Menurutnya, peningkatan permintaan ini terjadi seiring dengan meningkatnya kasus DBD di Tulungagung dan beberapa daerah sekitarnya. Permintaan trombosit juga berasal dari Trenggalek, Kediri, dan Blitar.
Baca Juga:
Dinkes Ponorogo Tetapkan Status Waspada DBD
Meskipun mengalami peningkatan, stok darah dan trombosit di PMI Tulungagung masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Untuk stok di Tulungagung aman, selalu ada. Hari ini saja untuk trombosit atau TC golongan A ada 12 B 13, O 12 dan AB 5 kantong,” imbuhnya.
Rukmi menambahkan, terdapat sekitar 1.900 pendonor yang mendukung pasokan darah dan trombosit di PMI Tulungagung.
Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Tulungagung, Desi Lusiana Wardani mengatakan, terdapat 409 kasus DBD pada periode Januari-April.
Kasus ini paling banyak terjadi di Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, Sumbergempol, Ngunut dan Boyolangu.
“Untuk jumlah pasien yang meninggal dunia ada 10 orang,” jelasnya.