Erupsi gunung Semeru (Dok. Ist) |
SwaraWarta.co.id – Sebanyak 50 warga di Kecamatan Candipuro di Lumajang terpaksa mengungsi akibat banjir lahar dingin yang menerjang sejumlah Daerah Aliran Sungai (DAS).
Sebagian dari warga tersebut mengungsi ke Balai Desa dan sebagian lainnya mengungsi ke rumah kerabat atau tempat yang lebih aman dari banjir lahar dingin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Desa Jarit, Novita Sukristiwati, mengatakan bahwa ada kurang lebih 50 orang yang mengungsi ke balai desanya dan tidak semuanya dari Desa Jarit.
“Di sini sekarang terdata kurang lebih 50 orang. Informasi yang saya dapat, selain mengungsi ke sini warga juga mengungsi dan menginap di rumah saudara mereka yang jauh dari daerah aliran sungai. Situasi sekarang mulai Pronojiwo itu seluruh DAS kena banjir, jumlah pengungsi mungkin cukup banyak,” katanya.
Baca Juga:
Masih Momen Lebaran, Gunung Semeru Erupsi Setinggi 700 Meter
Sayangnya, data pengungsi dan dampak banjir lahar dingin di kawasan desa serta Kecamatan Candipuro belum bisa dipastikan.
Balai desa berusaha membantu pengungsi dengan menyiapkan peralatan seperti matras dan selimut.
“Kami hanya memastikan bisa membantu menyiapkan peralatan yang dibutuhkan para pengungsi di balai desa ini. Seperti matras untuk alas tidur, juga selimut, kami sedang berupaya menyiapkan,” ujarnya.
Baca Juga:
Waspada, Gunung Semeru Kembali Erupsi! Warga diminta Batasi Aktivitas di Arah Tenggara
Salah satu dampak dari banjir lahar dingin Semeru adalah putusnya Jembatan Gondoruso yang menjadi penghubung 2 desa di Kecamatan Pasirian, sehingga akses ke dua desa tersebut terputus.
“Jembatan putus. Gondoruso jembatan sudah putus. Yang selatan, yang selatan sudah putus,” demikian seru warga dalam sebuah video amatir warga yang menggambarkan derasnya aliran banjir lahar dingin SwaraWarta Jumat pagi.
Banjir lahar dingin Semeru juga merendam sejumlah daerah aliran sungai (DAS) di Lumajang akibat derasnya hujan, namun masih belum ada informasi pasti mengenai destinasi Wisata Alam Tirtosari View yang disebut terendam banjir.
Beberapa warga Supit Urang juga sudah mengungsi mandiri karena debit air yang terus naik.