Tumbuhan Paku – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest) |
SwaraWarta.co.id – Seperti yang telah diajarkan di mata pelajaran Biologi di sekolah, Daur Hidup Tumbuhan Paku merupakan salah satu contoh siklus hidup yang bersifat heterosporik, di mana dalam proses perkembangbiakkannya terdapat dua fase utama yang harus dilalui yakni fase gametofit dan juga fase sporofit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tumbuhan paku, yang dalam bahasa ilmiahnya dikenal sebagai pteridophyta, secara umum memiliki ciri khas daun yang menyirip, yang tentunya hal ini membedakannya dari tumbuhan lainnya.
Pada tumbuhan paku, fase gametofit dimulai dari spora, yang kemudian tumbuh menjadi protalus, yang merupakan tahap awal dari fase gametofit.
Pada keberlangsunganya kemudian, Protalus berkembang menjadi gametofit dewasa yang dapat menghasilkan gamet.
Pada prosesi normal, di bawah kondisi yang tepat, gamet jantan dan juga gamet betina akan bertemu untuk kemudian menyatu membentuk zigot, yang selanjutnya akan berkembang menjadi sporofit.
Pada fase sporofit inilah yang menjadi tahap dominan dalam siklus hidup tumbuhan paku hingga menjadi tumbuhan paku baru.
Setelah memasuki fase Sporofit untuk kemudian berkembang dari zigot dan tumbuh menjadi individu dewasa, yang tentunya akan memiliki akar, batang, dan juga daun.
Di bawah daun, biasanya terdapat sporangia yang menghasilkan spora melalui proses meiosis.
Spora-spora ini kemudian menyebar dan tumbuh menjadi protalus, untuk menutupi siklus hidup tumbuhan paku selanjutnya.
Daur Hidup Tumbuhan Paku menunjukkan ketergantungan yang kuat di antara kedua fase utama pertumbuhan tersebut.
BACA JUGA: 4 Fase Daur Hidup Kumbang, Simak, Yuk, Prosesnya!
Secara keterhubungan, Gametofit bergantung pada sporofit untuk mendapatkan nutrisi, sedangkan sebaliknya sporofit bergantung pada gametofit untuk mereproduksi seksualnya.
Hal ini tentunya menjadikan Daur Hidup Tumbuhan Paku ini sebagai contoh penting dari sebuah hubungan simbiotik dalam alam yang terjadi secara selaras.
Dalam perkembangannya, tumbuhan paku akan mengalami fenomena yang disebut sebagai pergiliran keturunan atau metagenesis, yang merupakan fase pergiliran keturunan di antara dua generasi utama tumbuhan paku, yakni sporofit dan juga gametofit.
Pada fase sporofit inilah, tumbuhan paku akan berkembang dari fase zigot yang dihasilkan melalui proses peleburan gamet.
Sporofit ini sendiri adalah tahap paling dominan dalam daur hidup tumbuhan paku, yang pada perkembangan selanjutnya akam memiliki akar, batang, dan daun yang bentuknya menyirip.
Secara jelas sesuai fakta di alam bahwa di bawah daun tumbuhan paku, biasanya terdapat sporangia yang dapat menghasilkan spora dari hasil proses meiosis.
Spora tersebut kemudian menyebar dan tumbuh di dalam alam dengan sebelumnya menjadi protalus terlebih dahulu, sebagai tahap awal dari generasi gametofit.
Protalus ini kemudian berkembang menjadi gametofit dewasa yang akan menghasilkan gamet yang akan menjadi tumbuhan baru setelah proses berikutnya.
Gamet jantan dan betina pastinya akam bertemu dan bersatu, sampai membentuk zigot yang akan berkembang menjadi sporofit baru.
Dengan adanya pergiliran keturunan antara sporofit dan gametofit ini memungkinkan tumbuhan paku untuk bisa memanfaatkan keuntungan dari kedua fase tersebut.
BACA JUGA: Daur Hidup Jangkrik, Apa dan Bagaimana Tahapannya?
Pada dasarnya Sporofit menyediakan kerangka tubuh yang kuat dan efisien untuk pertumbuhan tumbuhan paku, sementara gametofit memfasilitasi reproduksi seksual yang tentunya akan memperkenankan variasi genetik dalam populasi.
Ini menjadi sebuah proses adaptasi penting bagi tumbuhan paku untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka dan juga untuk bertahan dalam sistem evolusi alam yang ketat.
Dalam rantai perjalanannya, spora ini kemudian akan matang, dan jika jatuh di tempat yang lembab, maka akan tumbuh menjadi gametofit muda yang juga memiliki sifat haploid (n), atau dikenal juga sebagai protalium.
Berikutnya, protalium akan berkembang menjadi gametofit dewasa yang matang, dengan menghasilkan dua struktur reproduktif utama, yakni anteridium dan juga arkegonium.
Anteridium akan mampu memproduksi sperma, sementara arkegonium menghasilkan biasanya mengahsilkan ovum atau sel telur.
Kedua struktur ini biasanya mencapai tingkat kematangan pada waktu yang berbeda satu sama lainnya hingga memberikan memungkinkan untuk melakukan pembuahan silang.
Sperma yang dihasilkan oleh anteridium memiliki flagela yang memiliki fungsi untuk digunakan bergerak menuju ovum yang ada di dalam arkegonium.
Proses ini jika diperhatikan mirip dengan proses pembuahan pada tumbuhan berbiji yang lebih tinggi pada umumnya, di mana sperma harus bergerak terlebih dahulu melalui lingkungan air untuk mencapai sel telur di dalamnya.
Daur hidup ini tentunya menunjukkan adaptasi tumbuhan paku terhadap lingkungan mereka, dimana mereka terbiasa memanfaatkan kelembaban untuk menumbuhkan gametofit muda serta menggunakan air sebagai media untuk pergerakan sperma menuju sel telur.
BACA JUGA: 5 Tahap Daur Hidup Fasciola Hepatica, dari Telur hingga Dewasa
Ini bisa dikatakan sebagai adalah strategi penting bagi penjagaan kelangsungan hidup dan reproduksi tumbuhan paku dalam lingkungan hidup mereka.
Selanjutnya Setelah sperma (n) berhasil bergerak menuju ovum (n) dalam lingkungan yang berair, maka kedua sel berneda itu akan bersatu melalui proses fertilisasi, untuk kemudian membentuk zigot yang bersifat diploid (2n).
Zigot ini selanjutnya akan berkembang menjadi sporofit paku, yang juga sama-sama bersifat diploid.
Pada awal fase pertumbuhan, sporofit merupakan bagian dari arkegonium dalam proses tumbuhnya hingga mengalami fase membesar sampai lepas keluar dari indukan gametofit.
Selanjutnya Sporofit akan terus tumbuh dan melakukan fotosintesis untuk menghasilkan nutrasi untuk tubuhnya.
Secara umum, sporofit tumbuhan paku memiliki struktur tubuh berbentuk seperti semak kecil. Sporofit biasanya memiliki dua jenis daun: tropofil dan sporofil.
Untuk gambarannya, Tropofil merupakan struktur daun yang sepenuhnya digunakan untuk melakukan fotosintesis, sementara sporofil sendiri merupakan daun yang melakukan fotosintesis dan berperan penting dalam perkembangbiakan.
Sporofil pada tahapan lanjutan akan menghasilkan spora yang biasanya menempel di bagian bawah daun atau di tepi daun sebagai tempat bersemayam calon tubuh tumbuhan paku baru.
Spora tumbuhan paku sendiri akan mengalami proses perkembangan di dalam sporangium atau disebut juga sebagai kotak spora.
Lebih jauh, kotak spora ini akan membentuk kelompok dan membentuk struktur baru yang dikenal sebagai sorus.
BACA JUGA: Mengingat Kembali Daur Hidup Siput yang Pernah Dipelajari Waktu SD
Sorus sendiri biasanya memiliki penampilan secara visual seperti gumpalan warna kuning kecoklatan di bagian bawah daun.
Tumbuhan Paku – SwaraWarta.co.id (Sumbeŕ: Pinterest) |
Beberapa sorus terlindungi oleh indusium. Ketika spora memasuki tingkat kematangatangan final, maka kotak spora akan pecah, dengan sendirinya seraya melepaskan isinya ke lingkungan sekitarnya, dan Daur Hidup Timbuhan Pamu akan kembali berulang lagi.
Daur Hidup Tumbuhan pamu ini tentnya kian menunjukkan adaptasi yang penting bagi tumbuhan paku terhadap lingkungan di sekitar mereka tumbuh dan berkembang.
Biasanya mereka memanfaatkan pergerakan air untuk proses pembuahan, pertumbuhan, juga penyebaran spora mereka.
Dengan demikian, tumbuhan paku mampu bertahan dan juga bereproduksi dalam beragam kondisi lingkungan dan cuaca.***