Aksara Ngalagena dan 6 Hal Menarik yang Bisa Dipelajari

- Redaksi

Friday, 19 April 2024 - 15:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aksara Sunda Ngalagena – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest)

SwaraWarta.co.idAksara Ngalagena atau lebih spesifik Aksara Sunda, merupakan sistem penulisan kuno yang digunakan oleh masyarakat Sunda, memegang peranan penting dalam warisan Budaya Indonesia.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Meskipun penggunaannya telah berkurang, terutama di era modern ini, upaya untuk melestarikan dan menjaga Aksara Ngalagena ini tetap kuat.

Di Jawa Barat, terutama di Bandung, penggunaan Aksara Ngalagena Sunda masih terlihat dalam nama jalan dan tempat umum yang ditulis dalam bahasa Sunda di bagian bawah papan nama.

Untuk memahami aksara Sunda secara mendalam, penting bagi masyarakat, terutama Suku Sunda untuk mempelajari sejarah dan jenis-jenisnya.

Memahami asal-usul serta bentuk-bentuk yang berbeda dari aksara ini dapat membantu memperkaya pengetahuan tentang warisan budaya dan bahasa Indonesia.

Hal Menarik Aksara Ngalagena


Aksara Ngalagena
Aksara Ngalagena – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest)



Dengan menjaga keberadaan dan pengetahuan tentang aksara Sunda, kita turut serta dalam upaya pelestarian kekayaan budaya yang berharga bagi bangsa Indonesia.

1. Sejarah Aksara Ngalagena, Aksara Sunda

Aksara Sunda telah menjadi bagian integral dari budaya masyarakat Jawa Barat sejak abad ke-14 hingga ke-18, dengan perkembangannya yang signifikan pada periode tersebut.

Menurut informasi dari penelusuran sejarah panjang di masa lalu, aksara Sunda ditemukan kali pertama adalah dengan dimulai dari keberadaan bangunan prasasti batu dan juga piagam naskah yang pembuatannya diterakan pada material daun lontar, atau juga daun nipah, serta material bambu yang ditemukan di wilayah Jawa Barat.

Catatan mengenai penemuan-penemuan ini terdokumentasi dalam katalog naskah pada abad ke-20.

Penemuan yang kemudian dikumpulkan dan diausun, mulai dari bukti kebendaan berupa prasasti hingga lembaran naskah kuno, yang pada masa sekarang terus dijaga dengan  begitu baik di beberapa museum dan perpustakaan yang ada di Indonesia ataupun di luar negeri yang jauh.

Baca Juga :  6 Spot Taman Balai Kota Bandung yang Menarik untuk Foto-Foto

BACA JUGA: Tertarik Kerja di Jepang? Ini Dia Cara Mempelajari Bahasanya

Dalam praktiknya, Aksara Sunda tentu saja memiliki sistem penulisan berbeda sari akasara lainnya yang terbilang unik, umumnya menggunakan huruf-huruf khusus yang berbeda dengan sistem huruf pada alfabet biasa.

Sistem penulisan yang diberlakukan ini merujuk pada beberapa tipe dasar aksara Pallawa Lanjut, yang tentunya memiliki kemiripan dengan model aksara yang berasal dari wilayah Tibet maupun Punyab, India.

Melalui pelestarian dan pemahaman tentang aksara Sunda, kita dapat memperkaya pengertian kita tentang warisan budaya yang kaya dan beragam di Indonesia.

2. Mengenal Aksara Ngalagena


Aksara Ngalagena
Aksara Ngalagena – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest)



Untuk memahami aksara Sunda dengan baik, Anda harus mengenal lima jenis utamanya.

Ini meliputi berbagai aksara juga tanda baca, atau rarangken, atau juga angka, serta swara.

Aksara Sunda secara rinci terdiri dari 32 jumah huruf secara total, yang kemudian akan dibagi menjadi bagian pertama huruf vokal dan bagian kedua adalah konsonan.

Dengan pemahaman tentang jenis-jenis aksara Sunda dan strukturnya, Anda dapat memulai perjalanan dalam mempelajari sistem penulisan yang kaya ini.

Penting untuk diperhatikan bahwa pembelajaran aksara Sunda memerlukan kesabaran dan dedikasi, tetapi juga membuka pintu bagi pemahaman yang lebih dalam tentang budaya dan bahasa Sunda.

Dengan langkah yang tepat, Anda tentunya dapat memperkaya pengetahuan mereka tentang salah satu warisan budaya yang penting di Indonesia.

BACA JUGA: Contoh Maf’ul Bih yang Benar, Berikut Penjelasan Lengkapnya!

3. Aksara Ngalagena

Jenis pertama dari aksara Sunda adalah aksara Ngalagena, juga dikenal sebagai aksara konsonan.

Aksara ini terdiri dari 15 huruf, yang melambangkan bunyi fonem konsonan.

Baca Juga :  Apakah Suami Bilang Cerai Sudah Termasuk Talak? Ini Hukumnya dalam Agama Islam

Di antara huruf-huruf tersebut adalah ka, ga, nga, ca, ja, nya, ta, da, na, pa, ba, ma, ya, ra, la, wa, sa, ha, fa, va, qa, xa, za, kha, dan sya.

Menariknya, meskipun aksara ini terdiri dari konsonan, beberapa huruf dalam aksara Ngalagena juga membawa bunyi vokal “a”.

Cara membaca aksara ini bergantung pada posisi alat ucap dalam mulut seperti kerongkongan, langit-langit mulut, gigi, dan bibir.

Memahami sistem penempatan huruf-huruf ini membantu dalam pengucapan yang tepat dan pemahaman yang lebih baik tentang aksara Ngalagena dalam konteks bahasa Sunda.

Dengan pemahaman yang mendalam tentang aksara ini, Anda tentunya dapat mengembangkan kemampuan mereka dalam membaca dan menulis dalam bahasa Sunda dengan lebih baik.

4. Aksara Swara

Aksara Swara adalah jenis lain dari aksara Sunda yang menggambarkan bunyi vokal.

Aksara ini menyerap bunyi dari huruf-huruf vokal, dan terdiri dari tujuh huruf: a, i, u, e, o, é, dan eu.

Uniknya, dari tujuh huruf tersebut, a, é, dan i memiliki dua bentuk penulisan yang berbeda.

Fenomena ini disebabkan oleh seringnya pertukaran antara ketiga huruf tersebut dalam penggunaan sehari-hari.

BACA JUGA: Trik Belajar Bahasa Jepang agar Cepat Lancar

Dalam bahasa Sunda, aksara a, é, dan i sering digunakan secara bebas, tergantung pada konteks dan bunyi yang diinginkan.

Dengan pemahaman tentang karakteristik aksara Swara dan variasi dalam penulisannya, pembelajar dapat memperkuat kemampuan mereka dalam membaca dan menulis dalam bahasa Sunda.

Ini tentu saja bisa membantu pelajar dalam memahami teks-teks tradisional Sunda yang tertera dan juga memiliki kontribusi pada upayq pelestarian warisan budaya yang sangat berharga ini untuk tetap terjaga dan tidak sampai punah dan musnah.

Baca Juga :  Apa yang Terjadi Jika Komputer Tidak Ditemukan, Simak Penjelasannya Berikut ini!

5. Aksara Sunda Khusus

Aksara Sunda memiliki empat huruf khusus yang menarik karena tidak langsung terkait dengan bunyi vokal.

Huruf-huruf ini adalah ie atau ieu, re atau reu, ro, dan tra, masing-masing memiliki peran dan pengucapan yang khas dalam bahasa Sunda.

Kehadiran huruf-huruf khusus ini memberikan tambahan kekayaan dan keunikan pada sistem penulisan aksara Sunda.

Mereka membedakan aksara Sunda dari sistem penulisan aksara lainnya dan memberikan dimensi tambahan dalam pemahaman dan penggunaan bahasa Sunda.

Dengan memahami peran dan fungsi masing-masing aksara khusus ini, pembelajar dapat lebih memahami dan menghargai keindahan serta kompleksitas aksara Sunda sebagai bagian dari warisan budaya yang kaya di Indonesia.

6. Aksara Rarangken

Aksara Rarangken memainkan peran penting sebagai aksara pendamping dan pelengkap bagi aksara Ngalagena dalam sistem penulisan aksara Sunda.

Sebagai pendamping, aksara Rarangken memberikan bantuan dalam menyusun kata-kata dan memperluas kemungkinan pengucapan dengan menyesuaikan pola bunyi dalam bahasa Sunda.

BACA JUGA: Orang Jawa Menyebut Lor untuk Arah? Ini Jawaban Lengkapnya!

Dengan demikian, aksara Rarangken memberikan nuansa yang lebih kaya dan lengkap dalam penulisan bahasa Sunda.

Selain itu, aksara Rarangken juga berfungsi sebagai pelengkap aksara Ngalagena dengan memberikan tambahan bentuk-bentuk huruf yang tidak tercakup dalam aksara konsonan tersebut.

Dengan hadirnya aksara Rarangken, sistem penulisan aksara Sunda menjadi lebih fleksibel dan dapat menyesuaikan kebutuhan komunikasi dalam berbagai konteks.

Secara keseluruhan, peran aksara Rarangken dalam menyokong aksara Ngalagena membuktikan kompleksitas dan keunggulan sistem penulisan aksara Sunda dalam memfasilitasi ekspresi bahasa serta pemikiran dalam masyarakat Sunda.

Itulah Beberapa hal menarik Aksara Sunda atau Aksara Ngalagena yang bisa dipelajari dan dipahami dari bahasan di atas.***

Berita Terkait

50 mL Berapa Sendok Makan? Panduan Lengkap Konversi Takaran
Mengapa Rumah Adat Perlu Dilestarikan? Simak Penjelasannya!
Kunci Jawaban! Bagaimana Hubungan Antara Qada dan Qadar?
Bagaimana Cara Menerapkan Gotong Royong dalam Kehidupan Sehari-Hari di Sekolah?
Pengertian Pergaulan Bebas: Dampak dan Cara Menghadapinya
Bagaimana Cara agar Kebudayaan Bangsa Tidak Tercemar dengan Pengaruh Budaya Asing yang Bersifat Negatif?
Muncul Usulan Makan Bergizi Gratis Minta Dibiayai Zakat, PAN Berikan Respon
Bagaimana Agar Profil Pelajar Pancasila dapat Terbangun dengan Konsisten? Mari Kita Bahas!

Berita Terkait

Saturday, 18 January 2025 - 14:42 WIB

50 mL Berapa Sendok Makan? Panduan Lengkap Konversi Takaran

Saturday, 18 January 2025 - 14:20 WIB

Mengapa Rumah Adat Perlu Dilestarikan? Simak Penjelasannya!

Friday, 17 January 2025 - 14:48 WIB

Kunci Jawaban! Bagaimana Hubungan Antara Qada dan Qadar?

Friday, 17 January 2025 - 14:12 WIB

Bagaimana Cara Menerapkan Gotong Royong dalam Kehidupan Sehari-Hari di Sekolah?

Thursday, 16 January 2025 - 13:29 WIB

Pengertian Pergaulan Bebas: Dampak dan Cara Menghadapinya

Berita Terbaru

50 mL Berapa Sendok Makan

Pendidikan

50 mL Berapa Sendok Makan? Panduan Lengkap Konversi Takaran

Saturday, 18 Jan 2025 - 14:42 WIB

Masyarakat Gaza Bersukacita, Gencatan Senjata Bawa Harapan Baru

Berita

Masyarakat Gaza Bersukacita, Gencatan Senjata Bawa Harapan Baru

Saturday, 18 Jan 2025 - 14:29 WIB

Mengapa Rumah Adat Perlu Dilestarikan

Pendidikan

Mengapa Rumah Adat Perlu Dilestarikan? Simak Penjelasannya!

Saturday, 18 Jan 2025 - 14:20 WIB