Tari Salai Jin – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest) |
SwaraWarta.co.id – Tarian Maluku Utara termasuk seni budaya yang ada di Provinsi Maluku Utara, yang merupakan salah satu wilayah yang memperkaya keragaman Budaya Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Terbentuk pada tanggal 4 Oktober 1999, provinsi ini berperan sebagai pemisah antara wilayah Maluku yang memiliki beragam suku dan juga kebudayaan.
Sebagai perwakilan dari keragaman etnis beserta budaya, Maluku Utara menyajikan warisan sejarah yang kaya, di antaranya melalui dua kerajaan besar yang pernah jaya, yakni Ternate dan Tidore.
Kedua kerajaan tersebut, Ternate dan Tidore, tidak hanya memengaruhi politik dan ekonomi di masa lalu, tetapi juga mewariskan kekayaan budaya yang begitu melimpah, termasuk ke dalam yang kelak menjadi cikal bakal Tarian Maluku Utara.
Keanekaragaman budaya Maluku Utara tidak hanya tercermin dalam seni pertunjukan, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti kuliner, pakaian adat, dan upacara tradisional, termasuk Tarian Maluku Utara tentunya.
Setiap suku bangsa di provinsi ini menyumbangkan keunikan mereka sendiri-sendiri, menciptakan mozaik budaya yang indah dan juga beragam.
Selain itu, wilayah Maluku Utara juga memiliki keindahan alam yang begitu memukau, termasuk pantai-pantai eksotis, pegunungan yang hijau, dan kekayaan bawah laut yang menakjubkan.
Kombinasi antara keindahan alam dan kekayaan budaya membuat Maluku Utara menjadi destinasi wisata yang menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Meskipun tergolong sebagai provinsi yang relatif baru, Maluku Utara telah mampu menunjukkan identitasnya sendiri sebagai pusat keberagaman budaya dan alam yang mempesona.
Dengan terus memelihara dan mempromosikan warisan budaya dan alamnya, provinsi ini menjadi salah satu potret indah dari kekayaan budaya Indonesia yang patut dijaga dan diapresiasi oleh generasi saat ini dan yang akan datang.
BACA JUGA: 5 Tari Tradisional Papua Barat Daya yang Patut Dilestarikan Eksistensinya
Tarian Maluku Utara yang Masih Ada dan Tetap Lestari
Berikut adalah Tarian Maluku Utara yang tentunya keberadaannya harus tetap dijaga dan dilestarikan agar tidak sampai punah.
1. Tarian Lalayon
Tari Lalayon – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest) |
Tarian Lalayon merupakan salah satu Tarian Maluku Utara yang mengandung pesan romantis dan cinta.
Disebut sebagai tarian pergaulan, Lalayon ditarikan oleh sepasang penari yang menggambarkan keindahan hubungan antar manusia.
Gerakan yang dijalankan dengan indah dan berpasangan mencerminkan keintiman dan hubungan yang erat antara dua individu.
Menggunakan lagu Melayu sebagai pengiring, Lalayon menambahkan elemen romantis yang kuat dalam pertunjukkannya.
Musik yang memikat menciptakan suasana yang tepat untuk menyampaikan pesan-pesan cinta dan kasih sayang yang terkandung dalam gerakan tarian.
Pada awal pertunjukan, penari memasuki pelataran dengan langkah yang elegan, sementara mata mereka saling berpandangan, menciptakan atmosfer romantis.
Penari pria kemudian memperagakan gerakan menggoda dengan penuh kelembutan, sementara penari wanita merespons dengan senyuman yang manis, menandakan penerimaan atas godaan tersebut.
Lalayon sering dipertunjukkan dalam acara formal seperti pesta adat dan perkawinan, di mana tarian ini menjadi bagian dari ritual dan ekspresi syukur atas berkah yang diberikan oleh Tuhan.
Selain sebagai hiburan, tarian ini juga memiliki nilai-nilai budaya yang dalam, mengajarkan tentang cinta, keintiman, dan hubungan antar manusia.
BACA JUGA: Ragam Jenis Tari Daerah Banten yang Populer di Kalangan Masyarakat
2. Tari Salai Jin
Tari Salai Jin – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest) |
Tari Salai Jin adalah sebuah Tarian Maluku Utara, khususnya yang berasal dari kota Ternate.
Tarian ini memiliki sejarah yang unik, di mana dulunya digunakan oleh masyarakat Ternate untuk berkomunikasi dengan bangsa jin, entitas dari alam gaib.
Komunikasi ini dilakukan dengan tujuan meminta bantuan kepada jin untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi oleh manusia, seperti penyakit yang dialami oleh anggota keluarga.
Dalam pertunjukkannya, tarian Salai Jin biasanya dilakukan oleh sekelompok penari, dengan jumlah yang harus genap untuk menghindari gangguan atau ketidakharmonisan yang tidak diinginkan.
Baik pria maupun wanita, atau bahkan campuran keduanya, dapat menarikan tarian ini.
Saat dipentaskan, para penari akan terlibat dalam proses di mana mereka diyakini akan ‘dimasuki’ oleh roh halus berupa jin. Fenomena ini diyakini masih terjadi hingga saat ini, menambahkan dimensi spiritual yang khas dalam pertunjukan tarian ini.
Tarian Salai Jin bukan hanya sekadar pertunjukan budaya semata, tetapi juga memiliki nilai-nilai spiritual yang dalam bagi masyarakat Ternate dan sekitarnya.
Hal ini memperkuat ikatan antara manusia dan alam gaib, serta memperlihatkan keyakinan yang kuat akan keberadaan entitas spiritual dalam kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA: 4 Tarian Kepulauan Riau yang Memiliki Sejarah Luhur
3. Tarian Soya Soya
Tari Soya Soya – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest) |
Tarian Soya Soya merupakan salah satu Tarian Maluku Utara, seringkali dihadirkan sebagai bagian dari upacara penyambutan tamu terhormat.
Awalnya, tarian ini diadakan sebagai bentuk penyambutan bagi pasukan yang kembali setelah berperang.
Tarian ini menjadi lambang semangat dan kebanggaan, diprakarsai oleh Sultan Baabullah untuk memberi semangat kepada pasukan Ternate setelah kematian Sultan Khairun,
ayahnya, dalam pertempuran merebut Benteng Nostra Senora del Rosario, atau yang dikenal sebagai Benteng Kastela, dari tangan Portugis pada 25 Februari 1570.
Pada zamannya, Soya Soya diartikan sebagai tarian pembebasan dari kekuasaan Portugis.
Para penari mengenakan busana putih yang dipadukan dengan sambutan berwarna hitam, merah, kuning, dan hijau.
Hiasan kepala mereka menggunakan taqoa, ikat kepala berwarna kuning yang melambangkan para prajurit perang.
Dalam tarian ini, perlengkapan utama adalah ngana-ngana, pedang bambu yang dihiasi dengan daun palem atau woka berwarna merah, kuning, dan hijau.
Ngana-ngana ini sering kali diberi kerincing atau biji jagung di bagian dalamnya untuk menambah keindahan suara.
Para penari juga membawa salawaku, perisai, yang diiringi oleh alat musik tradisional seperti tifa atau gendang, saragai atau gong, dan gono, sebuah alat musik kecil yang dikenal sebagai tawa-tawa.
BACA JUGA: 3 Tarian Yogyakarta dengan Makna Filosofisnya yang Mendalam
4. Tari Tide Tide
Tari Tide Tide – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pariwisata Indonesia) |
Tari Tide Tide merupakan salah satu tarian khas dari Halmahera Utara, Maluku Utara.
Tarian ini umumnya ditampilkan dengan cara berpasangan, penari laki-laki dan perempuan dalam berbagai acara adat atau hiburan, misalnya pada perayaan adat atau pernikahan yang digelar dengan cara adat.
Sebagai tarian pergaulan tradisional yang sangat terkenal, Tide Tide memiliki gerakan yang khas dan memikat.
Biasanya, Tari Tide Tide ditarikan oleh kelompok terdiri dari 4 hingga 6 penari, yang terdiri dari pria dan wanita.
Gerakan tariannya didominasi oleh gerakan tangan yang berayun ke depan secara bergantian dengan gerakan kaki yang melangkah sesuai irama.
Selama pertunjukan, Tari Tide Tide diiringi oleh alat musik tradisional seperti seruling, tifa, gong, dan biola.
Kostum yang dikenakan juga menjadi bagian penting dari penampilan Tari Tide Tide.
Penari pria mengenakan kemeja panjang dan celana panjang, seringkali dengan penutup kepala yang serupa dengan motif atau warna baju mereka dan para penari wanita mengenakan kebaya dan kain batik khas Maluku Utara.***
.