Korosi – SwaraWarta.co.id – (Sumber: Pinterest) |
Dalam ilmu kimia, karat besi disebut juga dengan proses korosi. Lebih lanjut, korosi terjadi karena logam dalam hal ini Fe mengalami proses oksidasi, sementara oksigen atau O2 mengalami proses reduksi.
Rumus Kimia Karat Besi adalah Fe2O3.nH2O, atau disebut juga dengan korosi dimana terjadi kerusakan atau bisa dikatakan juga sebagai degradasi dari senyawa logam akibat terjadinya reaksi antara satu senyawa logam dengan beberapa zat atau senyawa lain di lingkungan sekitar hingga menghasilkan senyawa-senyawa baru yang—dalam hal ini, tidak dikehendaki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Atau dalam bahasa umum sehari-hari, korosi lebih dikenal sebagai perkaratan.
Rumus Kimia Karat Besi adalah fe-dua-O-tiga-n-ha-dua-O (dalam bahasa tulisan biasa).
Contoh perkataan yang terjadi secara umum di dalam kehidupan sehari-hari adalah perkaratan yang terjadi pada logam besi.
Hal ini biasanya akibat dari besi itu sendiri yang dibiarkan di ruang terbuka yang lembap atau memiliki kelembapan yang tinggi, hingga zat pembentuk besi tersebut mengalami kontaminasi dengan udara dalam hal ini oksigen atau o2.
Besi merupakan jenis logam yang paling rentan terkena proses perkaratan, dibanding jenis logam lainya, semisal, tembaga, perak, ataupun emas.
Karat logam biasanya berupa oksida ataupun karbonat, yang sifatnya merusak karena kadar keasamannya yang akan mendegradasi senyawa pendukung logam pada besi. Karat akan berbentuk zat baru yang bersifat padat.
Pada penjelasan lain, karat atau korosi bisa diartikan sebagai sebuah serangan yang sifatnya merusak senyawa logam disebabkan karena logam mengalami reaksi secara kimiawi atau disebut sebagai elektrokimia terhadap lingkungannya.
Atau bisa dikatakan juga bahwa korosi itu merupakan kebalikan dari proses ekstraksi pada logam, termasuk di dalamnya bijih mineral pendukungnya.
Misalnya saja bijih mineral pada logam jenis besi di alam terbuka ada yang berbentuk besi oksida atau mungkin logam besi sulfida, yang setelah mengalami ekstraksi dan pengolahan lanjutan akan menghasilkan bahan baku baru untuk proses pembuatan baja serta baja paduannya sebagai turunannya.
Selama dalam masa pemakaian, logam baja tersebut akan mengalami reaksi dengan lingkungan sekitarnya, inilah yang akan menyebabkan terjadinya korosi—berubah kembali jadi besi oksida.
Korosi memiliki percepatan tersendiri dalam melakukan degradasi terhadap logam.
Hal ini tentunya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung atau penyebab kecepatan laju proses korosi.
Faktor tersebut dapat berupa: terdapat atau tidaknya lapisan oksida pada logam yang hendak degradasi. Ha ini lebih disebabkan karena lapisan oksida bisa menghalangi perbedaan secara potensial elektroda-elektroda lainnya, yang tentunya akan berbeda bila keadaannya masih belum terjamah oksida.
Rumus Kimia Karat Besi adalah Fe2O3.nH2O. Sementara prosesnya sendiri melalui tahapan demi tahapan.
Proses Terjadinya Korosi
Korosi atau dalam istilahnya perkaratan, adalah fenomena dalam dunia perkimiawian yang terjadi pada bahan-bahan yang berasal dari logam yang secara lebih detail lagi merupakan sebuah reaksi logam yang berubah jadi ion pada permukaan logam yang bersangkutan yang mengalami kontamiinasi atau kontak secara langsung dengan lingkungannya yang lembap, memiliki kadar air juga memiliki kadar oksigen.
Perkaratan menghasilkan oksida pada logam besi misalnya di area udara terbuka. Karena sifatnya merusak korosi atau karat maka hasilnya memiliki sifat merugikan bagi manusia.
Perkarata pada logam dipengaruhi oleh sebuah proses anodic, yang artinya oksidasi pada logam yang mengubahnya menjadi ion yang dalam prosesnya terjadi pelepasan elektreon ke logam, dalam hal ini pada bagian permukaan, kemudian proses ini juga akan melibatkan proses katodik yang memakan electron tersebut dengan tingkat laju yang sama.
Secara gambling proses ini adalah proses katodik yang biasanya merupakan sebuah reduksi pada ion hydrogen maupun oksigen dari lingkungan sekelilingnya.
Berdasarkan level nilai potensial reaksi, besi adalah jenis logam yang sangat mudah mengalami proses perkaratan. Logam lain yang level potensial reaksinya di atas logam besi akan tidak mudah mengalami perkaratan. Biasanya logam-logam yang susah berkarat ini level nilai potensial elektrodanya di atas 0,4 V.
Ini dikarenakan potensial dengan nilai tersebut akan menghasilkan Eo reaksi sebesar kurang dari angka nol atau bisa juga negatif. Ketika mengalami kontaminasi dengan oksigen di udara pada lingkungan sekitar.
Jenis logam yang sukar mengalami perkaratan beberapa di antaranya adalah logam platina, perak, serta emas, yang tentu saja nilai potensial elektodanya di atas angka 0,4 V.
Hasil dari korosi adalah hidrat besi oksida. Perkaratan akan mengalami proses yang sangat cepat apabila terjadi di area pantai atau laut yang memiliki tingkat oksidasi tinggi karena senyawa air garamnya. Jadi hati-hati bila ingin meletakkan besi di lingkungan yang memilki air garam di sekitarnya.
Faktor Pendukung Terjadinya Perkaratan
Ada beberapa hal yang bisa menjadi pemantik terjadinya proses perkaratan pada logam, khususnya besi, yakni:
1. Terbentuknya Sel Elektrokimia Pada Logam
Biasanya hal ini terjadi pada dua buah logam yang memiliki perbedaan nilai potensial elektroda yang mengalami persinggungan dengan lingkungan sekitar yang cenderung lembap atau berair. Maka karenanya akan menghasilkan sel elektokimia secara otomatis.
Logam yang nilai potensial elektrodanya lebih rendah akan segera melepaskan elektronnya, ketika bersinggungan dengan logam yang potensial elektrodanya lebih tinggi. Karena proses inilah akan menghasilkan oksidasi sebagai reaksi terhadap senyawa oksigen yang di udara.
Proses ini menyebabkan proses perkaratan berlangsung jauh lebih cepat pada logam dengan potensial elektrodanya rendah, sebaliknya yang potensial elektrodanya lebih tinggi akan jauh lebih lama mengalami perkaratan.
2. Elektrolit
Elektrolit merupakan senyawa asam atau garam yang merupakan yang memiliki fungsi sebagai sebuah media yang sangat baik untuk pelepasan transfer muatan. Proses ini biasanya akan mempermudah electron mengikat senyawa oksigen yang ada di udara.
Sebagai catatan, air hujan bersifat asam, sementara air laut bersifat garam, jadi karena kedua hal ini logam besi akan mengalami perkaratan cepat bila terkena kedua jenis air ini karena kandungan senyawa yang dikandungnya bersifat asam dan garam.
3. Air dan Tentu Saja Level Kelembapan Udara
Air merupakan salah satu factor paling utama dalam terjadinya proses perkaratan dalam skala yang cepat.
4. Jenis-Jenis Bakteri yang Ada
Tidak hanya air atau kelembapan udara yang bisa mempercepat terjadinya perkaratan, hal lainnya juga bisa dikarenakan bakteri atau sejenisnya. Beberapa bakteri yang berkembang di udara atau lingkungan terbuka di antaranya adalah:
1. Bakteri Oksidasi Sulfur-sulfida
Merupakan jenis bakteri aerob yang mendapatkan pasokan energinya dari hasil oksidasi sulfit atau disebut juga sulfur.
2. Bakteri Reduksi Sulfat
Merupakan bakteri jenis anaerob yang membutuhkan lingkungan bebas dari senyawa oksigen atau o2 juga lingkungan yang memiliki kemungkinan bereduksi.
3. Bakteri Besi Mangan Oksida
Bakteri ini biasanya mendapatkan energinya dari hasil oksidasi Fe2+ Fe3+ dimana dalam hal ini menghasilkan deposit yang memiliki keterhubungan dengan bakteri lain penyebab perkaratan.
Rumus Kimia Karat Besi adalah perkaratan yang terjadi pada logam dengan potensial elektroda lebih rendah seperti pada logam jenis besi yang mudah sekali teroksidasi.