Keluarga Achmad Maulana, seorang pelajar yang tewas usai dikeroyok gangster (Dok. Istimewa) |
SwaraWarta.co.id – Seorang pelajar berusia 17 tahun bernama Achmad Maulana ditemukan tewas di depan Mal Ramayana, Sidoarjo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Keluarga korban mengatakan bahwa Maulana dikeroyok oleh sekelompok orang yang diduga gangster.
Selain itu, keluarga korban berharap polisi segera mengambil tindakan terhadap kelompok tersebut agar tidak ada korban lain yang jatuh.
Maulana, atau biasa dipanggil Lala, merupakan sosok yang berprestasi dan suka mengaji.
Lala juga dikenal rajin menabung dan memiliki usaha berjualan kaus. Keluarganya sangat kehilangan Lala, dan mereka sudah memenuhi keinginannya untuk dimakamkan di dekat makam ibu kandungnya di Pemakaman Tembok, Surabaya.
“Prestasi-prestasinya kita baru tahu. Dan yang lebih terharu dia itu guru online ngaji. Suka ngaji dan ngajarin ngaji lewat online, ikhlas,” kata ibu angkat korban, Nilam Sari (41) saat dijumpai awak media, di kediamannya, Rabu (13/3).
“Dia punya usaha sendiri, jualan kaus. Dia itu anak yang encer (pintar) dalam keuangan dan pembukuan. Semuanya rapi sampai usahanya bisa mendatangkan keuntungan. Dia nggak pernah minta uang ke saya,” tutur Nilam.
Jauh sebelum kepergiannya, Lala mengungkapkan bahwa banyak orang yang mengetahui kepergiannya.
“Dia pernah bilang ‘kalau aku mati mama lak ketawa. Mama kalau aku mati nanti viral, orang-orang udah tahu. Nanti senang mama, konvoi kita’. Itu omongannya sudah lama sejak SMP. Kemarin itu benar terjadi, (saat mengantar kepergian Lala) ada konvoi beneran,” ujarnya.
Keluarga korban menyebut bahwa Lala dikeroyok oleh puluhan orang yang diduga gangster.
“Ada yang sebagian ke sini, salah satu korban malam itu juga. Dia menceritakan kejadiannya dan minta maaf nggak bisa bantu. Dia sendiri untuk menyelamatkan diri kalang kabut. Jadi murni diserang gangster. Informasinya dari arah Ramayana Mal sudah ada motor banyak, ternyata nyerang. Maulana ini posisi paling belakang, paling banyak kena sasaran. Anak saya cuma rombongan 5 motor dengan rombongan 50 motor (gangster), ya korat-karit,” jelasnya
Menindaklanjuti hal ini, keluarga berkomunikasi dengan pihak kepolisian untuk mengungkap kronologi kejadian dan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Sebelumnya, ada dua remaja yang ditemukan terkapar di lokasi yang sama akibat pengeroyokan. Salah satu remaja meninggal dunia dan seorang lainnya masih dirawat di rumah sakit.