Raja Baldwin (Dok. Istimewa) |
SwaraWarta.co.id – Salahuddin Ayyubi dan Raja Baldwin terbukti sangat dekat selama masa Perang Salib.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Siapa Raja Baldwin?
Raja Baldwin adalah nama yang diberikan kepada beberapa raja dalam sejarah yang berbeda-beda.
Dalam konteks Perang Salib, Raja Baldwin merujuk pada dua orang raja dari Kerajaan Yerusalem, yaitu Baldwin I dan Baldwin IV.
Baldwin I adalah raja pertama Kerajaan Yerusalem setelah penaklukan kota itu pada tahun 1099.
Dia adalah seorang pemimpin yang kuat dan berhasil membangun negaranya yang baru. Baldwin I meninggal pada tahun 1118 dan digantikan oleh sepupunya, Baldwin II.
Baldwin IV, juga dikenal sebagai Baldwin Keberanian, menjadi raja pada usia 13 tahun setelah kematian ayahnya, Amalrik dari Yerusalem.
Dia menderita penyakit lepra yang memburuk seiring berjalannya waktu, tetapi menunjukkan keberanian dan kebijaksanaan sebagai seorang pemimpin selama hidupnya.
Baldwin IV meninggal pada tahun 1185 dan digantikan oleh keponakannya, Baldwin V.
Kedua Raja Baldwin adalah tokoh penting dalam sejarah Perang Salib, dan mereka dikenal karena keberanian, kepemimpinan yang kuat, serta kemampuan mereka untuk membangun hubungan yang bermanfaat dengan tokoh-tokoh lain di negara-negara tetangga.
Kedekatan Raja Baldwin dengan Salahuddin Ayyubi
Raja Baldwin saat menjadi tentara (Dok. Istimewa) |
Beberapa kisah dan bukti menunjukkan bahwa keduanya membangun persahabatan yang kuat karena:
1. Pertemuan di Alexandria
Salahuddin dan Raja Baldwin pertama kali bertemu di akhir pengepungan di Alexandria pada tahun 1167.
Setelah pertemuan yang menyenangkan di perkemahan Raja, keduanya terus berkomunikasi di tahun-tahun berikutnya.
2.Saling Berkirim Surat
Salahuddin sering berkirim surat untuk Raja Baldwin. Langkah ini membantu mereka menjaga persepsi positif satu sama lain dan mencegah kecurigaan antara negara mereka.
3. Mencoba Membangun Perdamaian
Ada spekulasi bahwa persahabatan antara mereka adalah upaya untuk membangun perdamaian atau aliansi antara Kerajaan Tentara Salib dan negara Salahuddin.
4. Kepemimpinan dan Kepribadian:
Baik Salahuddin maupun Raja Baldwin dikenal sebagai pemimpin yang kuat dan baik. Mereka memiliki karakter dan kepribadian yang sama-sama kuat, yang membuat mereka saling menghargai dan menghormati satu sama lain.
Meskipun perang terjadi antara kedua negara, persahabatan mereka membuktikan bahwa kedua pemimpin besar dapat membangun hubungan yang bermanfaat dan positif pada masa sulit tersebut.
Bagaimana Kerajaan Yerusalem berakhir?
Kerajaan Yerusalem pada awalnya adalah negara yang didirikan oleh pasukan Perang Salib pada abad ke-11.
Kerajaan ini memerintah wilayah yang meliputi Yerusalem dan sebagian besar wilayah Palestina modern hingga sebagian dari Lebanon dan Suriah.
Namun, pada akhirnya, Kerajaan Yerusalem mengalami kejatuhan dan berakhir pada tahun 1291.
Alasannya berkaitan dengan kekuatan politik dan militer yang semakin melemah. Kerajaan ini mengalami serangkaian kegagalan militer dan politik yang menimbulkan terjadinya kekacauan dalam pemerintahan.
Pada tahun 1187, pasukan Muslim pimpinan Saladin merebut kembali Yerusalem, dan meskipun beberapa usaha telah dilakukan oleh para pemimpin Kristen, tidak ada upaya militernya yang cukup efektif untuk merebut kembali kota itu.
Pada akhirnya, pada tahun 1291, kekuatan Muslim Mamluk menguasai wilayah Kerajaan Yerusalem terakhir yang masih tersisa, yaitu kota Akko, yang memaksa pasukan Kristen untuk menyerah dan mengakhiri kerajaan tersebut.
Seiring berjalannya waktu, arsitektur dan budaya Kristen di wilayah tersebut terus berkembang, meskipun sekarang termasuk dalam wilayah Palestina.