Protein – SwaraWarta.co.id (Sumber: Kompas) |
SwaraWarta.co.id – Rumus Kimia Protein merupakan rantai panjang yang tersusun dari sekitar 20 jenis senyawa asam amino sebagai pendukungnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Asam amino pada Rumus Kimia Protein kemudian dihubungkan oleh sebuah ikatan peptida untuk pada proses selanjutnya ikatan peptida yang sudah terbentuk akan menghasilkan sebuah rantai yang disebut sebagai rantai polipeptida.
Secara umum ikatan Rumus Kimia Protein dapat ditemukan di keseluruhan tubuh kita tanpa terkecuali, dan tidak terpengaruh dengan perbedaan genre.
Mulai dari jaringan ikat pada otot dan tulang, di seluruh jaringan kulit, juga rambut, atau pada keseluruhan jaringan pada tubuh organisme lainnya tanpa terkecuali.
Protein, dengan Rumus Kimia Protein-nya merupakan makronutrien yang sangat berguna bagi pembentukkan konstruksi massa otot tubuh.
Sementara makronutrien sendiri, secara istilah dapat diartikan sebagai nutrien esensial yang dibutuhkan dalam jumlah ukuran yang sangat besar atau bersifat makro untuk tubuh kita.
Secara susunan, makronutrien terbentuk dari karbohidrat, lemak, serta senyawa protein.
Secara fungsional, masing-masing makronutrien memiliki kegunaan untuk memberikan energi atau tenaga dalam ukuran berbeda-beda pada tubuh.
Protein bersifat esensial artinya sangat dibutuhkan untuk tubuh sebagai senyawa pembentuk energi agar sistem kinerja tubuh tetap terjaga.
Lantas, selain dari dalam tubuh, asal protein bisa dari mana saja?
Rumus Kimia Protein dan Asal Terbentuknya, Serta Strukturnya Seperti Apa
Ada dua golongan besar penghasil protein yang berasal dari luar tubuh. Bila digolongkan, protein akan menjadi dua bagian, yakni protein dengan istilah hewani, serta protein dengan pengistilahan nabati.
Sesuai dengan penamaan istilahnya, protein hewani tentu saja protein yang dihasilkan oleh hewan.
Ada banyak ragam protein hewani yang sudah biasa dikonsumsi oleh manusia untuk menambah massa otot dan menghasilkan energi dan kinerja maksimal pada tubuh.
Beberapa contoh protein yang bersifat hewani adalah makanan laut, daging, telur, serta produk turunannya seperti susu atau keju.
Untuk jenis yang kedua, yakni protein nabati, biasanya protein yang dihasilkan dari tumbuhan atau produk olahannya.
Sebagai contoh untuk protein nabati adalah kacang kedelai, susu kedelai, atau jenis kacang-kacangan lainnya.
Dari sudut pandang manfaat, protein menjadi senyawa penting untuk membantu peningkatan proses pertumbuhan juga perkembangan tubuh dari berbagai segi terutama pada masa-masa penting pertumbuhan semisal fase kanak-kanak dan remaja.
Bukan hanya itu, protein juga sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama pada seorang ibu yang sedang dalam masa mengandung bayi.
Hal ini tentunya untuk membantu peningkatan level kesehatan sang ibu beserta janin yang dikandung olehnya.
Secara struktural protein merupakan senyawa dengan molekul kompleks juga merupakan senyawa penting tubuh yang memiliki tingkat kecanggihan secara fungsi.
Berdasarkan strukturnya, protein dikelompokkan menjadi empat bagian, sebagai berikut:
1. Struktur Primer
Struktur Primer – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pintar Biologi) |
Dalam struktur primer, senyawa protein digambarkan dengan urutan atom yang sangat unik, dimana asam amino dihubungkan untuk secara bersama-sama memproses pembentukan senyawa protein yang baru.
Proses ini biasanya dilakukan secara berulang, yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan pada tubuh.
Dalam hal ini, asa aminonya sendiri memiliki turunan sifat yang struktural bagus untuk kemudian dilajukan ke karbon alfa yang posisinya terikat pada empat senyawa lainnya.
Empat senyawa yang dimaksud meliputi atom Hidrogen, dengan rumus kimianya H; ikatan gugus karboksil atau – COOH, kemudian ada gugus mmino atau dengan rumus kimia -NH2, serta satu senyawa terakhir adalah grup variabel atau grup dengan inisial ‘R’.
2. Struktur Protein Sekunder
Berbeda dengan struktur primer, struktur sekunder hanya berupa penggulungan atau pelipatan pada gugus rantai polipetida yang memberikan protein yang memiliki bentuk 3D.
Polipetida sendiri merupakan senyawa polimer yang pembentukkannya disusun dari banyak peptida sebagai hasil dari pengikatan gugus COOH atau karboksil bersama dengan rantai gugus amino.
Dalam prosenya struktur sekunder menghasilkan dua jenis struktur turunan yang berupa struktur heliks alfa serta lembaran berlipat dengan istilah beta.
alfa dan beta dilambangkan dengan simbol a dan b pada abjad Yunani.
Struktur heliks alfa biasanya berbentuk batang dengan menyerupai per atau pegas dengan arah melingkar yang keberadaannya diamankan oleh ikatan senyawa hidrogen beserta polipetida.
Secara gambaran struktur, polipetida utama yang bergelung akan membentuk bagian dalam batang dan rantai samping yang mengarah ke arah luar dari heliks-nya itu sendiri.
Sementara lembaran belipat beta, mengaju pada namanya lembaran ini berbentuk seperti sebuah lipatan atau terlipat yang disatukan oleh ikatan senyawa H (Hidrogen), di antara posisi unit polipetida yang saling berdekatan.
3. Struktur Tersier
Jika diperhatikan, bentuk dari struktur jenis tersier ini, sangat mirip atau mengacu pada bentuk struktur 3-D yang bersifat komprehensif dari rantai polipetida yang ada.
Pada struktur jenis ini, terdapat empat jenis gaya atau ikatan yang menahan protein, yakni:
– Interaksi Hidrofobik
Merupakan interaksi protein terhadap protein lainnya yang bisa menyebabkan penurunan dalam proses kelarutan senyawa.
– Ikatan Hidrogen
Merupakan sejenis gaya saling tarik menarik antar dua molekul atau lebih atau antara dipol di antara dua muatan listrik yang bersifat parsial dengan polirat dengan pergerakan saling berlawanan.
– Ikatan Ion
Adalah upaya dalam pentransferan senyawa elektron yang dilepaskan oleh dua atom yang berlainan.
– Jembatan Disulfida
Jembatan disulfida biasanya terbentuk dari penggabungan dua gugus rantai tiol.
Dari keempat gaya protein tersebut tentu saja kesemuanya memiliki kontribusinya masing-masing.
4. Struktur Kuartener
Struktur Kuartener – SwaraWarta.co.id (Sumber: Kompas) |
Merupakan struktur yang mengacu kepada struktur makromolekul protein yang terbentuk karena adanya interaksi dari beberapa gugus rantai polipeptida yang ada.
Protein yang ada pada struktur jenis ini bisa terdiri atas lebih dari satu macam subunit protein yang sejenis, bisa juga dari subunit protein yang tidak sama.
Sebagai contoh struktur pada jenis kuarter adalah hemoglobin yang merupakan protein yang terbentuk dari kandungan zat besi dalam prosesnya.
Protein dalam hemoglobin memiliki fungsi untuk mengikut molekul yang terdapat pada oksigen.
Biasanya, untuk mengetahui jenis protein secara struktural bisa mempergunakan cara pada umumnya yakni Transkripsi DNA.
Transkripsi DNA sendiri jika digambarkan adalah sebuah cara dalam pembuatan RNA yang lebih utamanya adalah mRNA yang prosesnya dilakukan dengan menyalin sebagian berkas yang terdapat pada kandungan DNA.
Proses ini dilakukan dengan bantuan dari enzim RNA Polimerase.
Pada prosesnya, transkripsi DNA akan menghasilkan mRNA dari DNA nya sendiri di dalam sel yang tentunya merupakan sebuah langkah awal pembentukan protein yang bersifat sintetis atau tidak murni.
Lebih jelas, transkripsi DNA menjadi bagian dari proses rangkaian ekspresi genetik.
Secara bahasa, transkripsi sendiri adalah pengalihaksaraan atau penyalinan, atau juga bisa disebut penduplikasian.
Dari penjelasan Rumus Kimia Protein di atas tentunya banyak hal yang bisa dipelajari, termasuk asal muasal terbentuknya protein dalam tubuh kita yang tentunya akan sangat mempengaruhi kinerja tubuh terutama pada massa otot tubuh.
Itulah Rumus Kimia Protein beserta penjelasannya dalam asal, artian, dan juga strukturalnya.***