Penampakan makam panjang Trowulan ( Dok. Istimewa) |
SwaraWarta.co.id – Mojokerto mempunyai wisata yang sayang untuk dilewatkan yakni Makam Panjang Trowulan.
Hampir semua wisatawan yang berkunjung pasti akan terkesima melihat sejarah dari makam panjang Trowulan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejumlah orang berpendapat bahwa makam panjang Trowulan menjadi destinasi yang tidak boleh dilewatkan saat mengunjungi Mojokerto.
Sejarah Singkat Makam Panjang Trowulan
Situs Makam Panjang Trowulan di wilayah Trowulan, Mojokerto yang menjadi pusat Kerajaan Majapahit merupakan tempat yang masih menyimpan banyak misteri.
Tempat ini terletak di Dusun Ungah-unggahan, Desa/Kecamatan Trowulan, dan berjarak sekitar 200 meter arah timur laut dari Kolam Segaran.
Bangunan Makam Panjang yang berada di sana cukup sederhana, hanya berupa pendapa yang dinaungi oleh pohon beringin raksasa.
Namun di dalamnya terdapat sebuah makam yang ukurannya tak lazim, berbeda dengan makam pada umumnya, makam yang satu ini mempunyai ukuran yang lebih besar yakni 5×2 meter.
Batu nisan dengan tulisan sansketa ( Dok. Istimewa) |
Di situ juga terdapat sebuah batu yang mirip dengan batu nisan yang bertuliskan bahasa Sansekerta dan angka tahun 1012 Masehi serta perjalanan hidup manusia.
Menurut Juru Kunci Makam Panjang Sunoto, Makam Panjang ini bukan makam manusia, melainkan tempat bertapa Mbah Dono Puro yang dipercayai sebagai leluhur dari orang Jawa.
Selain petilasan Mbah Dono Puro, di tempat ini juga terdapat mata air yang tak pernah kering.
Mata air sekitar 20 meter arah barat Makam dari Panjang itu disebut warga sekitar dengan Sumber Towo.
Sesuai dengan rasa airnya yang tawar atau dalam bahasa Jawa disebut Towo.
Menurut Sunoto, banyak pengunjung yang datang ke Makam Panjang. Ada yang sekadar menghormati leluhur mereka, ada juga yang menggelar ritual untuk beragam tujuan.
Setiap pengunjung yang ingin menggelar ritual di Makam Panjang harus lebih dulu menyucikan diri di Sumber Towo.
Terdapat empat ruangan yang airnya bersumber dari mata air yang sama, yakni sebuah ruangan khusus untuk air minum, dua ruangan khusus untuk mandi, dan satu ruangan khusus untuk berendam.
Setelah itu pengunjung dibolehkan untuk meditasi di sebuah sanggar yang berada di dalam Makam Panjang.
Perlu diketahui, tempat ini dianggap sebagai tempat bertapa leluhur oleh masyarakat sekitar.
Nenek moyang masyarakat Unggah-unggahan sengaja menyebut situs ini sebagai Makam Panjang untuk melindungi petilasan leluhur mereka.
Sunoto juga menambahkan, tempat ini diberi nama Makam Panjang karena dipercayai dapat menambah panjang segala sesuatu yang kurang.
Ada yang kurang mampu ekonomi, tidak punya pekerjaan, ingin dagangan laris, mencari kesembuhan dari penyakit, atau hal lainnya yang dirasa kurang.
Oleh karena itu, berbagai agama dan kepercayaan boleh datang ke tempat ini, karena Makam Panjang menerima semua agama dan kepercayaan.
Dengan segala keistimewaannya, Makam Panjang beserta Sumber Towo yang terletak di sekitarnya dapat menjadi tempat yang menarik untuk dipelajari serta dijadikan tempat wisata religi bagi masyarakat.
Terlebih bagi mereka yang mencari ketenangan dan kedamaian jiwa di tengah kesibukan kota.