Petani gabah di Ponorogo mulai panen ( Dok. Istimewa |
SwaraWarta.co.id – Harga gabah di Ponorogo mengalami penurunan seiring dengan masa panen tanaman padi petani seluas belasan ribu hektare pada bulan ini.
Gabah basah saat ini hanya dibanderol seharga Rp6.900 per kilogram, dibandingkan dengan awal tahun yang sempat mencapai Rp7.800 per kilogramnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Data dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispertahankan) Ponorogo menunjukkan bahwa beberapa wilayah di kabupaten ini sudah memasuki masa puncak panen, seperti di wilayah Kecamatan Jetis, Mlarak, Sambit, dan Slahung.
Diperkirakan hasil panen dari lahan seluas 12.380 hektare di wilayah tersebut mencapai 86.660 ton.
“Rata-rata panenan Ponorogo itu 6,5-7 ton setiap hektarenya,’’ kata Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dispertahankan Ponorogo Tri Budi Widodo.
Puncak panen kedua akan berlangsung pada bulan April mendatang, yakni masa panen raya untuk wilayah Ponorogo Utara dan Barat seperti Kecamatan Jenangan, Babadan, Ponorogo (Kota, Red), Sukorejo, Kauman, Sampung, dan Badegan.
Produksi gabah basah diperkirakan mencapai 105 ribu ton dari total lahan pertanian seluas 15 ribu hektare.
“Masa panen di Ponorogo tidak sama antar wilayah, bahkan setiap bulan ada yang panen,’’ katanya.
Kegiatan panen yang sedang berlangsung ini merupakan hasil kerja keras petani dalam periode tanam Desember-Januari yang lalu.
Memasuki masa panen ini diharapkan mampu menurunkan harga beras di pasaran. Terlebih beberapa daerah tetangga seperti Ngawi dan Madiun mulai panen raya.
“Setahun bisa tanam 3-4 kali, karena ada varietas padi yang berusia kurang dari 90 hari,’’ jelasnya.