Sekjen PDIP ( DOK. Istimewa) |
SwaraWarta.co.id – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, mengingatkan bahwa seorang pemimpin negara harus memiliki kedewasaan.
Hasto menyoroti pentingnya kedewasaan dalam suatu pekerjaan mengacu pada kecelakaan yang terjadi di Gerbang Tol Halim Perdanakusuma pada Rabu (27/3/2024) yang lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hasto menyatakan bahwa dalam menjadi seorang sopir truk saja ada batasan usia, apalagi dalam memimpin negara dengan berbagai masalah kompleks.
“Karena kedewasaan di dalam mengemban jabatan-jabatan tertentu, untuk sopir truk aja itu berbahaya, apalagi kaitannya dengan mengelola suatu negara sebesar Indonesia dengan problematika yang sangat kompleks,” kata Hasto dalam acara diskusi bertajuk ‘Sing Waras Sing Menang’, Sabtu (30/3/2024).
Sebagaimana diketahui, kecelakaan di Gerbang Tol Halim Perdanakusuma terjadi karena sopir truk yang belum cukup dewasa dan tidak memiliki surat izin mengemudi (SIM) berkendara dengan ugal-ugalan.
“Kedewasaan di dalam menghadapi problematika di jalan raya belum terjadi, hanya gara-gara menyenggol satu mobil dia lari karena kedewasaannya belum tercapai. Lalu menabrak dan mengena mobil lainnya,” kata Hasto.
Hasto juga mengingatkan Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 90 Tahun 2023 yang mengubah syarat pencalonan presiden dan wakil presiden sehingga putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, bisa mencalonkan diri.
Hasto mengkritik keputusan tersebut karena menurutnya, Gibran belum memiliki pengalaman yang cukup untuk melekat sebagai pemimpin di tingkat nasional yang harus menghadapi berbagai masalah, mulai dari ekonomi, sosial, geopolitik, dan kemiskinan.
“Kemudian di tengah-tengah itu muncul suatu tampilan bagaimana seorang anak presiden yang batas usia belum mencukupi, wali kota juga baru dua tahun, kemudian mendapatkan suatu preferensi,” ujar dia.