Geografis di daerah dataran tinggi (Dok. Istimewa) |
SwaraWarta.co.id – Pola pemukiman di Indonesia beragam dan dipengaruhi oleh kondisi geografis yang ada di setiap wilayah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di daerah yang kurang subur dan di dataran tinggi, penduduk biasanya mempunyai pola pemukiman yang berbeda dari daerah yang subur atau dataran rendah.
Hal ini disebabkan kondisi alam sekitar yang lebih kering dan dingin dibanding daerah yang subur, sehingga ada penyesuaian dalam pola pemukiman untuk tetap dapat bertahan hidup.
Bentuk Pola Permukiman Penduduk Indonesia
Bentuk rumah adalah salah satu contoh pola pemukiman di daerah dataran tinggi yang berbeda dari daerah dataran rendah.
Di daerah dataran rendah, rumah memiliki lubang angin yang lebar di atas jendela. Hal ini dilakukan agar sirkulasi udara menjadi lebih lancar dan rumah tetap terasa sejuk.
Sedangkan di daerah dataran tinggi, rumah dibuat lebih rapat dan tertutup dengan sedikit lubang angin agar udara panas di dalam rumah bertahan dan memberikan rasa hangat.
Hal ini dilakukan untuk mengatasi suhu dingin yang biasanya terjadi di daerah dataran tinggi.
Pola pemukiman di daerah kurang subur atau di dataran tinggi biasanya tersebar dan jauh dari satu sama lain.
Hal ini dikarenakan lahan pertanian mungkin terbatas atau tidak efisien, sehingga penduduk mencari lahan yang lebih subur atau memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia.
Namun, di beberapa daerah dengan kondisi alam yang memungkinkan, penduduk melakukan teknik terasering untuk mengelola lahan di lereng bukit atau gunung.
Bali dan Jawa Tengah, misalnya, memiliki contoh rumah-rumah yang dibangun di atas teras-teras di lereng bukit atau gunung.
Pola pemukiman sesuai kondisi geografis
Geografi di dataran tinggi (Dok. Istimewa) |
Pada umumnya, pemukiman di daerah kurang subur atau di dataran tinggi cenderung dekat dengan sumber air, seperti sungai, danau, atau mata air.
Sumber air menjadi kebutuhan pokok bagi manusia, sehingga pemukiman berada di tempat yang mudah di akses agar mendapatkan air yang cukup.
Selain itu, pemukiman di daerah tersebut juga berada di sekitar jalan atau jalur transportasi untuk memudahkan akses ke daerah lain dan mempermudah distribusi barang dan jasa.
Penduduk di daerah kurang subur atau di dataran tinggi juga harus beradaptasi dengan kondisi iklim yang ada di daerah mereka.
Suhu udara biasanya lebih dingin, dan curah hujan mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan daerah dataran rendah.
Penduduk di daerah ini harus menyesuaikan pola pemukiman mereka dengan kondisi iklim, seperti membangun rumah dengan bahan yang isolatif atau menggunakan atap yang mampu menahan beban salju di daerah bersalju.
Secara keseluruhan, pola pemukiman di daerah yang kurang subur atau di dataran tinggi dipengaruhi oleh kondisi geografis, iklim, dan ketersediaan sumber daya alam.
Penduduk di daerah tersebut harus beradaptasi dengan kondisi lingkungan mereka agar dapat hidup dan bertahan hidup.
Pola pemukiman di setiap daerah menciptakan keragaman adat istiadat, kesenian, bentuk rumah, tata bahasa, dan lain sebagainya yang merupakan kekayaan budaya Indonesia.