5 Tarian NTT yang Memiliki Nilai Adat Budaya dan Sejarah Adiluhung

- Redaksi

Friday, 8 March 2024 - 21:41 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tari Caci – SwaraWarta.co.id (Sumber: Wikipedia)

SwaraWarta.co.id – Wilayah Indonesia Timur merupakan wilayah yang kaya akan keanekaragaman budayanya termasuk di dalamnya Tarian NTT.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam hal ini Tarian NTT mencakup tarian tradisional yang berasal dari daerah di wilayah Flores, lebih tepatnya dari Kawasan Manggarai yang kaya akan unsur tradisinya.

Tarian NTT memiliki pesona luar biasa yang mengundang banyak wisatawan untuk datang berkunjung yang tentunya bisa menambah pundi-pundi devisa daerah.

Daerah Manggarai bisa dikatakan sebagai daerah yang masih menjunjung tinggi nilai tradisi yang mecakup nilai kebudayaannya yang secara turu temurun diwariskan dari generasi ke generasi.

Secara administratif, Manggarai terbagai ke dalam tiga wilayah besarnya yang mencakup kawasan Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai, dan Kabupaten Manggarai Timur.

Dari ketiga wilayah di Manggarai inilah terdapat segudang Tarian NTT yang menyimpan banyak makna juga penampilan eksotik dari setiap gerakan yang dilakukan oleh para penarinya.

Banyak wisatawan yang terpesona akan keindahan tarian NTT ini yang merupakan warisan kekayaan budaya yang terjaga rapi dari zaman dahulu hingga saat ini di era modern.

Dalam penyajiannya, Tarian NTT ini juga menyelipkan unsur magis, ritual, dan tidak ketinggalan unsur religinya.

Selain itu, sebagian tarian NTT menjadi murni seni pertunjukkan yang tidak menyelipkan unsur ritual maupun agama.

Ada banyak ragam dan jenis tarian NTT ini, dan yang berikut ini adalah beberapa di antaranya.

Tarian NTT yang Memiliki Nilai Sejarah yang Tinggi

Dari banyaknya tarian NTT yang kerap dipertunjukkan ada 6 jenis yang dirasa paling menonjol di antara yang lainnya.

1. Tarian Tiba Meka


Tarian NTT
Tari Tiba Meka – SwaraWarta.co.id (Sumber: Kompas)



Tarian NTT yang pertama adalah Tarian Tiba Meka yang merupakan tarian yang menjadi bagian dari Tiba Meka atau dalam artian lebih terang disebut sebagai sebuah tradisi dalam penyambutan tamu atau Pembesar dalam budaya wilayah Manggarai.

Baca Juga :  Apa Saja Kendala yang Dirasakan Saat Pelaksanaan Ujian? Berikut ini Penjelasannya!

Tradisi penyambutan ini menjadi bagian penting dalam upaya penyambutan tamu-tamu yang sangat penting, dan tradisi ini diturunkan secara turun-temurun.

Tarian Tiba Meka dilakukan secara runut beriringan dengan tradisi lainnya yang disebut dengan ritual adat Kepok, yang memiliki makna yang hampir sama yakni ritual penyambutan untuk-untuk tamu penting juga pembesar-pembesar, termasuk di dalamnya para pejabat.

Tarian ini sendiri menjadi tarian wajib yang selalu harus ada dalam acara-acara penting yang bersifat tradisi dan budaya ataupun momen istimewa kedatangan pejabat negeri.

2. Tarian Ndudu Ndake


Tarian NTT
Tari Ndudu Ndake – SwaraWarta.co.id (Sumber: Wikipedia)



Tarian NTT berikutnya adalah Tarian Ndudu Ndake, yang merupakan tarian nasional yang biasanya dipertunjukkan oleh penari perempuan.

Tarian Ndudu Ndake merupakan tarian tradisional yang khas dari kawasan Manggarai yang hingga saat ini masih lestari dan kerap dipertunjukkan untuk acara-acara tertentu baik formal maupun tidak.

Tarian ini dilakukan dalam formasi berkelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari beberapa orang perempuan.

Tarian Ndudu Ndake dilakukan biasanya pada momen-momen istimewa tertentu semisal acara perkawinan yang menyajikan upacara adat di dalamnya.

Lalu momen lain yang melibatkan Tarian Ndudu Ndake ini adalah pada acara upacara adat Congko Lakap yang sakral dan menjadi budaya turun-temurun masyarakat Manggarai.

Congko Langkap sendiri adalah sebuah acara yang dilakukan sebagai prosesi peresmian atas dibangunnya rumah adat orang-orang Manggarai.

Secara bahasa, Tarian Ndu Ndake memiliki dua makna bahasa yang bila diturunkan artinya adalah “Ndu” yang merupakan sebutan atau sapaan halus untuk perempuan Manggarai, sementara “Ndake” memiliki arti menari secara lepas.

Baca Juga :  Doa Sholat Hajat dan Keutamaannya, Semua Keinginan Terkabul?

3. Tarian Danding

Tari Danding NTT
Tari Danding – SwaraWarta.co.id (Sumber: Travel Kompas)


Tarian NTT selanjutnya adalah Tarian Danding, merupakan perpaduan antara bentuk tarian dan juga bentuk nyanyian yang dipertunjukkan dalam satu waktu.

Untuk nyanyiannya sendiri menggunakan kalimat-kalimat yang merupakan pantun yang berisi banyak petuah bijak dari para leluhur untuk kebajikan masyarakat dari generasi ke generasi.

Dalam pertunjukkan ini para penari merupakan dua kelompok besar yang terdiri dari kelompok laki-laki dan juga kelompok perempuan yang akan saling melemparkan tanya-jawab dalam bentuk pantun.

Tari Danding merupakan tarian yang termasuk ke dalam tarian pergaulan yang keberadaannya sangat populer di kalangan masyarakat Nusa Tenggara Timur, lebih khusus daerah Manggarai.

Tarian ini dilakukan sambil bernyanyi dalam formasi berkelompok membentuk lingkaran kemudian bergerak mengitarinya.

Dalam pelaksanaannya kedua belah pihak penari baik perempuan dan laki-lakinya bisa berbaur dalam satu lingkaran yang tentunya menjaga tata krama dan sopan santun pergaulan.

Dalam pelaksanaanya, Tari Danding dipimpin oleh seseorang yang dianggap ketua dalam kelompok, dan biasa disebut dengan sebutan Nggejang.

Posisi Nggejang dalam formasi lingkaran berada di tengah-tengahnya, ia bertugas mengatur irama gerakan para penari juga mengatur hentakan kaki ke tanah saat syair atau pantun akan dimulai.

Pengaturan ini biasanya dibantu dengan suara gemerincing yang dilakukan oleh Nggejang tersebut.

4. Tarian Tepi Woja

Tari Tepi Woja NTT
Tari Tepi Woja – SwaraWarta.co.id (Sumber: Travel Kompas)


Secara istilah Tarian Tepi Woja mengandung dua unsur arti dari kata “Tepi” dan juga “Woja”, kedua kata tersebut kalau diartikan satu persatu adalah memisahkan (tepi) dan padi (woja).

Dari makna kedua kata di atas, jelasnya bahwa tarian tersebut merupakan tarian yang dilakukan pada saat melakukan pemisahan bulir padi dari gabahnya.

Baca Juga :  Menurut Anda Perlukah Ada Perwakilan Masyarakat Adat di Lembaga Legislatif pada Tingkat Nasional (DPR)

Tarian Tepi Woja merupakan tarian NTT yang merupakan tarian yang memiliki keterikatan erat dengan bidang pertananian yang menjadi mata pencaharian sebagian besar masyarakat Nusa Tenggara Timur.

Tarian ini terus dipertunjukkan untuk memberitahukan atau memperingatkan generasi saat ini bahwa di masa lalu, orang Manggarai pernah menggunakan peralatan pemisah padi di masa lalu yakni doku atau nyiru dalam bahasa lain, sebagai bahan yang digunakan dalam tepi woja.

5. Tarian Caci

Tari Caci NTT
Tari Caci – SwaraWarta.co.id (Sumber: Wikipedia)


Tarian NTT berikutnya adalah Tarian Caci, merupakan sebuah pertunjukkan tari perang yang biasanya sangat dikenal luas oleh banyak masyarakat adat di hampir seluruh wilayah Indonesia, yang tentunya dengan penamaan berbeda sesuai daerahnya masing-masing.

Tarian Caci memiliki arti yang diambil sesuai dari kata Ca untuk mengartikan kata satu, sementara Ci untuk mengartikan kata uji.

Jika didefinisikan secara lebih luas arti kata Caci adalah satu lawan satu, dalam hal ini soal uji ketangkasan satu lawan satu.

Tarian Caci biasa dilakukan oleh masyarakat Manggarai pada saat musim panen padi tiba sebagai bentuk rasa syukur atas keberlimpahan rezeki dalam hal ini panen yang melimpah.

Bisa juga dilakukan dalam acara momen penting lainnya semisal tahun baru adat, pembukaan sebuah lahan untuk pertanian atau perkebunan, juga upacara-upacara adat kebesaran lainnya.

Tari Caci juga bisa dilakukan pada saat acara penyambutan para pembesar atau tamu-tamu penting.

Ada terdapat sedikitnya puluhan jenis tarian lainnya yang biasa dipertunjukkan di berbagai daerah di Nusa Tenggara Timur lainnya.

Kelima Tarian NTT ini kelestariannya masih terjaga hingga saat ini yang tentu saja menjadi tugas penting bagi generasi sekarang dan generasi mendatang untuk terus merawatnya agar tidak sampai punah tergerus zaman.

Berita Terkait

50 mL Berapa Sendok Makan? Panduan Lengkap Konversi Takaran
Mengapa Rumah Adat Perlu Dilestarikan? Simak Penjelasannya!
Kunci Jawaban! Bagaimana Hubungan Antara Qada dan Qadar?
Bagaimana Cara Menerapkan Gotong Royong dalam Kehidupan Sehari-Hari di Sekolah?
Pengertian Pergaulan Bebas: Dampak dan Cara Menghadapinya
Bagaimana Cara agar Kebudayaan Bangsa Tidak Tercemar dengan Pengaruh Budaya Asing yang Bersifat Negatif?
Muncul Usulan Makan Bergizi Gratis Minta Dibiayai Zakat, PAN Berikan Respon
Bagaimana Agar Profil Pelajar Pancasila dapat Terbangun dengan Konsisten? Mari Kita Bahas!

Berita Terkait

Saturday, 18 January 2025 - 14:20 WIB

Mengapa Rumah Adat Perlu Dilestarikan? Simak Penjelasannya!

Friday, 17 January 2025 - 14:48 WIB

Kunci Jawaban! Bagaimana Hubungan Antara Qada dan Qadar?

Friday, 17 January 2025 - 14:12 WIB

Bagaimana Cara Menerapkan Gotong Royong dalam Kehidupan Sehari-Hari di Sekolah?

Thursday, 16 January 2025 - 13:29 WIB

Pengertian Pergaulan Bebas: Dampak dan Cara Menghadapinya

Thursday, 16 January 2025 - 13:16 WIB

Bagaimana Cara agar Kebudayaan Bangsa Tidak Tercemar dengan Pengaruh Budaya Asing yang Bersifat Negatif?

Berita Terbaru

Cara Menemukan HP yang Hilang

Teknologi

6 Cara Menemukan HP yang Hilang dengan Mudah dan Cepat

Saturday, 18 Jan 2025 - 16:35 WIB