Nasi Tumpeng – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest) |
SwaraWarta.co.id – Cara Membuat Nasi Tumpeng umum dilakukan bila ada acara-acara istimewa semacam hajatan, perayaan Ulang Tahun, peresmian sebuah gedung atau yang lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Cara Membuat Nasi Tumpeng sudah sangat umum dilakukan oleh ibu-ibu di rumah, karena menjadi bagian tak terpisahkan dengan menu-menu selamatan yang kerap diadakan.
Cara Membuat Nasi Tumpeng bisa dibilang gampang-gampang susah, karena meskipun terlihat mudah, pada praktiknya sangat membutuhkan keterampilan khususnya agar nasinya sendiri memiliki citarasa yang pas.
Lantas, Cara Membuat Nasi Tumpeng seperti apa agar hasilnya sesuai harapan?
Sebelum masuk ke menu cara membuat nasi tumpeng, sebaiknya pahami dulu latar belakang dan filosofi Cara Membuat Nasi Tumpeng itu sendiri. Mari disimak.
Nasi Tumpeng merupakan hidangan khas Indonesia yang tidak sekadar lezat tetapi juga sarat akan makna filosofi juga sejarah yang melatarbelakanginya.
Pada perjalanan sejarah Nasi Tumpeng, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Indonesia secara umum.
Pada saat menghidangkan nasi tumpeng, nasi berbentuk kerucut tersebut diletakkan di tengah wadah dengan dikelilingi oleh beragam lauk-pauk dan sayuran, sehingga mampu menciptakan tampilan unik dan menarik.
Jenis nasi tumpeng yang umumnya dipakai adalah jenis nasi kuning, yang tentunya ditambahkan dengan hidangan lainnya semisal tempe orek, telur balado, ayam goreng, dan lalapan yang disesuaiksn dengan selera masing-masing.
Akan tetapi, di balik kelezatan nasi tumpeng, ternyata terdapat filosofi dan sejarah yang melatarbelakanginya, sehingga mampu menambah makna khusus pada sajian nasi tumpeng tersebut.
Merunut pada fakta sejarah di masa lalu, nasi tumpeng telah ada sejak zaman nenek moyang masyarakat kita, bahkan sudah menjadi bagian dari tradisi yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Tradisi ini kemudian bertahan dan terus dijalankan hingga saat ini, tentunya hal ini mengandung nilai-nilai luhur yang tetap relevan mengikuti perkembangan zaman.
Pada mulanya, keberadaan nasi tumpeng berhubungan erat dengan ritual penghormatan terhadap kebendaan, yakni gunung-gunung yang diyakini menjadi tempat bersemayamnya arwah Hyang atau para leluhur.
Pada masa penyebaran agama Hindu di wilayah Pulau Jawa, struktur bentuk nasi tumpeng dipahat mengerucut menyerupai Gunung Mahameru, yang merupakan tempat suci bagi para dewi-dewi.
Dengan berkembang pesatnya penyebaran agama Islam di Pulau Jawa, makna tumpeng kemudian berubah menjadi ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Nasi Tumpeng pada perkembangan selanjutnya sering disajikan setelah pengajian Al-Qur’an dan dibagikan untuk dinikmati secara bersama-bersama.
Dalam perjalanan sejarahnya, nasi tumpeng kemudian mengalami perubshan makna sebagai penggambaran perubahan budaya dan agama di Indonesia.
Dari yang asalnya penghormatan terhadap alam semesta dan leluhur, makna nasi tumpeng bergeser menjadi simbol rasa syukur serta kebersamaan dalam ruang lingkup keagamaan.
Dengan mengeksplorasi filosofi dan sejarah nasi tumpeng, tentunya kita akan dapat lebih bisa menghargai makna mendalam di balik hidangan tersebut menjadikannya lebih dari sekadar hidangan lezat, tetapi juga warisan budaya yang mampu mempersatukan serta memperkaya nilai-nilai tradisional Bangsa Indonesia.
Filosofi Nasi Tumpeng
Nasi Tumpeng – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest) |
Filosofi nasi tumpeng sangat mencerminkan nilai-nilai makna yang mendalam, yakni toleransi, keikhlasan, kebesaran jiwa, serta kekaguman terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Secara sudut pandang kala itu, bentuk nasi tumpeng yang mengerucut serta dikelilingi berbagai makanan pelengkap menjadi sebuah simbol yang menunjuk fakta kehidupan yang memiliki beragam bidang.
Bentuk nasi yang mengerucut serta memiliki puncak tinggi dalam tumpeng tentunya menjadi perlambang keagungan Tuhan Sang Pemberi Hidup.
Lauk-pauk dan sayuran yang menyelilingi nasi menjadi simbol isi alam semesta, serta memperkuat konsep keberagaman dan keharmonisan dalam hidup dan kehidupan sehari-hari.
Bukan hanya itu, warna nasi tumpeng juga menyimpan makna. Dominasi warna kuning dan putih memiliki dua arti yang berbeda.
Untuk warna putih melambangkan arti kesucian, sementara itu untuk warna kuningnya sendiri, merujuk pada kekayaan dan moral yang luhur, sehingga memperkaya makna tumpeng sebagai ekspresi syukur atas anugerah Tuhan yang telah diberikan.
Sementara itu, filosofi pada lauk-pauk dalam nasi tumpeng seolah menghidupkan kembali nilai-nilai kearifan lokal.
Ikan asin sebagai bagian dari hidangan tumpeng mencerminkan semangat gotong royong dan kebersamaan, menggambarkan kolaborasi dan juga kebersamaan dalam masyarakat.
Telur rebus, melambangkan kebulatan tekad, menambah dimensi nilai karakteristik bangsa yang kuat.
Daging ayam dalam tumpeng diartikan sebagai simbol kepatuhan terhadap Sang Pencipta, dengan menunjukkan rasa hormat dan ketaatan terhadap ketentuan-Nya.
Dengan mengurai makna filosofi dari nasi tumpeng, kita menemukan bahwa setiap elemen dalam hidangan ini membawa pesan mendalam tentang nilai-nilai luhur kehidupan.
Tumpeng bukan sekadar sajian lezat semata, tetapi lebih dari itu juga perwujudan budaya, spiritualitas, serta harmoni dalam masyarakat Indonesia.
Melalui kekayaan simboliknya, tumpeng tidak hanya melulu memberi makna memuaskan lidah, tetapi juga merangsang pemikiran untuk lebih bisa menghargai dan memahami kedalaman filosofi di setiap hidangan yang disajikan.
Cara Membuat Tumpeng
Nasi Tumpeng – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest) |
Dalam membuat tumpeng, pastikan Anda menyiapkan beberapa langkah yang harus dilakukan.
1. Menyiapkan Bahan
Umumnya, bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai berikut dengan proporsi yang tepat:
2. Bahan yang Diperlukan
3 liter beras, ditambah 1 liter beras ketan, dan tidak lupa juga siapkan santan kental dari 4 butir kelapa ukuran besar, dengan perbandingan beras dan beras ketan sebesar 3:1.
Untuk memberikan cita rasa yang khas, jangan lupa tambahkan 6 ruas jari kunyit ukuran besar yang telah di-blender dengan segelas santan, 4 ruas jari jahe ukuran besar yang dimemarkan,
1 sendok teh cengkih atau bubuk cengkih, 2 batang kayu manis berukuran sedang, 5 batang sereh ukuran besar (memarkan terlebih dahulu), 10 lembar daun salam, 2 butir biji pala yang sudah dipecahkan, dan jsngan lupa tambahkan garam dapur secukupnya.
3. Cara Membuat Nasi Tumpeng
Langkah awal yang harus dilakukan dalam pembuatan tumpeng adalah mencuci beras hingga bersih untuk kemudian merendamnya bersama beras ketan selama kurang lebih satu jam sebelum ditiriskan.
Kemudian, beras langsung dikukus di dalam panci yang telah disediakan tadi dengan air mendidih selama kurang lebih setengah jam hingga benar-benar matang.
Sambil menunggu proses pengukusan, sebaiknya persiapkan campuran kunyit dengan segelas santan yang kemudian di-blender hingga tercampur larut.
Yang Berikutnya, lalu campurkan cairan santan beserta kunyit dengan sisa santan tadi, lalu rebus bersama dengan bumbu lainnya juga garam hingga benar-benar sudah mendidih.
Pastikan untuk memasukkan elemen-elemen tambahan seperti cengkih, kayu manis, sereh, daun salam, dan pala untuk memberikan aroma dan rasa yang khas.
Setelah beras matang dan dikukus, pindahkan ke wadah lain dan siram dengan godokan santan yang sudah mendidih tadi.
Lakukan hal ini seraya nasi diaduk agar merata sempurna dengan bumbu-bumbu, kemudian diamkan hingga santan meresap sempurna ke dalam nasi.
Langkah selanjutnya adalah mengukus kembali nasi aron selama 30 menit sehingga tumpeng akhirnya siap disajikan.
4. Saran Penyajian
Jangan lupa, hidangkan tumpengmu bersama dengan menu pelengkap seperti ayam goreng, tempe kering, telur, perkedel, dan lainnya sesuai selera.
Dengan demikian, sajian tumpengmu akan menjadi lebih istimewa dan memberikan kesan mendalam.
Itulah Resep Cara Membuat Nasi Tumpeng versi Anda sendiri. Selamat mencoba, semoga tumpeng buatanmu memperkaya suasana acara spesial dan menyatukan orang-orang terdekat dalam kebersamaan yang penuh makna.***