Nyeri Haid – SwaraWarta.co.id (Sumber: Alodoc) |
SwaraWarta.co.id – Bicara soal Amalan Ketika Haid, fase normal dari sebuah kehidupan bagi seorang perempuan adalah datang bulan, atau haid, atau dalam istilah medis disebut Menstruasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada fase ini, dalam Islam ada Amalan Ketika Haid yang bisa dilakukan dan tidak bisa dilakukan menurut aturan syariat dari Islam itu sendiri.
Amalan Ketika Haid yang tidak boleh dilakukan tentunya pantangan yang tidak boleh dilanggar karena sifatnya sudah baku menurut aturan.
Kembali ke soal haid, fase pada perempuan ini merupakan sebuah keadaan normal dimana ada pendarahan pada saluran uterus yang alirannya dimulai dari rahim kemudian keluar dengan sendirinya melalui lubang pelepasan bagian depan perempuan.
Darah yang dikeluarkan adalah adalah kotor yang tidak lagi diperlukan oleh tubuh terutama karena tidak adanya proses pembuahan di dalam rahim.
Darah kotor inilah yang disebut menstruasi dimana di dalam Islam, pada saat ini perempuan tidak boleh melakukan beberapa aktivitas.
Normalnya, perempuan mengalami fase menstruasi rutin satu bulan satu kali selama rentang waktu antara 5 hari sampai dengan satu minggu.
Siklus menstruasi pada perempuan secara umum adalah antara 28 sampai 35 hari setiap bulannya secara intens, kalau keadaannya normal.
Terkadang ada beberapa bagian perempuan yang siklus-nya tidak beraturan alias berantakan.
Di dalam Al Quran disebutkan bahwa menstruasi merupakan adza, yang artinya suatu hal yang berlangsung di dalam tubuh yang akan memberikan rasa sakit kepada yang bersangkutan, tetapi dalam medis tidak termasuk ke dalam golongan sebuah penyakit.
Pada fase menstruasi atau haid, perempuan dalam Islam tidak diperbolehkan melakukan beberapa ibadah sebagai mana mestinya, misalnya saja mendirikan sholat.
Bukan hanya sholat saja, menurut beberapa keterangan menyebutkan bahwa perempuan dalam keadaan ini tidak diperbolehkan untuk menyentuh mushaf Al Quran.
Amalan yang Boleh Dilakukan Saat Haid
Nyeri Haid – SwaraWarta.co.id (Sumber: Halodoc) |
Jika selama masa haid perempuan dilarang mendirikan sholat, kemudian tidak boleh ikut berpuasa saat Ramadhan, serta tidak diperkenankan menyentuh mushaf Al Quran, lantas apakah setiap perempuan pada masa menstruasi tidak boleh melakukan ibadah?
Jawabannya adalah tidak. Pada saat menstruasi atau haid, sejumlah Amalan Ketika Haid, beberapanya sangat bisa dilakukan.
Ini tentunya sesuai dengan keterangan hadits dan juga pendapat para alim ulama dan para ahli tafsir tentunya.
Lantah Amalan Ketika Haid yang bisa dilakukan tersebut itu apa saja, bisa dibaca dalam pembahasan seperti di bawah ini.
1. Dzikir dan Sholawat
Dzikir dan Sholawat – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest) |
Amalan Ketika Haid yang bisa dilakukan adalah dzikir, mengingat Allah dengan ucapan dan juga hati.
Membaca kalamullah lewat bacaan dzikir tentunya bukan hal yang dilarang meskipun dalam keadaan haid. Justru sangat dianjurkan agar tubuh dan pikiran kita bisa tenang, juga bisa mendatangkan banyak pahala.
Ketentuan dzikir saat haid tentunya sudah disepakati oleh para ulama dan para ahli tafsir karena sifatnya memang mengingat dan mengagungkan asma Allah dengan tidak memegang mushaf Al Quran-nya.
Selain berdzikir, membaca sholawat untuk menjunjung tinggi kebesaran Nabi Muhammad SAW pun sangat diperbolehkan meski dalam keadaan haid.
Justru ini bisa menambah jumlah pahala kita mengingat pahala shiolat kita untuk sementara hilang, jadi membaca sholawat dan dzikir bisa menjadi penggantinya.
Dalam salah satu hadits riwayat Imam Muslim disebutkan bahwa jika kita bertasbih sebanyak 100 kali, maka amal kebaikan yang akan dicatat oleh Allah menjadi berlipat sebanyak 1.000 kali kebaikan, dan kemudian akan dihilangkannya dari diri kita 1.000 kesalahan yang pernah kita perbuat.
Merujuk pada hadits di atas, Amalan Ketika Haid yang berupa membaca kalimat dzikir dan sholawat tentunya diperkenankan untuk dilakukan.
2. Pengulangan Hafalan Ayat Al Quran yang Telah Kita Kuasai atau Disebut Murajaah
Membaca Hafalan Al-Qur’an – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest) |
Murajaah atau mengulang hafalan ayat Al Quran merupakan Amalan Ketika Haid berikutnya yang diperbolehkan.
Hal ini bisa dilakukan karena menghafal ayat berdasarkan ingatan yang tersimpan dalam pikiran di otak kita sementara hal itu dilakukan dengan tidak ada kontak atau menyentuh secara langsung mushaf Al Qurannya.
Artinya bisa dilakukan dan hal itu tidak bertentangan dengan aturan syariah yang berlaku.
Secara lebih jelas, perempuan yang sedang haid tetap mendapatkan pahala mengaji lewat murajaah meskipun tidak duperkenankan menyentuh mushaf Al Quran-nya.
Hal ini bisa dikatakan amalan pengganti membaca Quraan dengan amalan murajaahnya.
Jadi tidak ada alasan bahwa perempuan tidak punya kesempatan untuk menambah
pundi-pundi amal kebaikannya ketika sedang berada pada fase berhalangan.
3. Selalu Beristiqamah dalam Meminta Ampun kepada Allah atau Istigfhar
Berdo’a – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest) |
Istigfhar merupakan amalan yang dilakukan umat Islam dalam rangka mendekatkan diri kepada sang khalik, yaitu Allah SWT, dengan cara terus meminta ampunan dari dosa-dosa lalu yang pernah diperbuat, atau dosa saat ini yang baru saja dilakukan, atau dosa-dosa lain yang pernah kita lakukan tapi lupa kapannya.
Amalan Ketika Haid yang berupa istighfar tentunya tidak dilarang oleh siapa pun karena sifatnya merupakan bagian dari amal kebaikan.
Dalam satu hadits, Rasulullah menyebutkan bahwa salah satu amalan yang bisa dilakukan bila sedang dihimpit oleh masalah besar dan ingin mendapatkan jalan keluarnya dengan segera maka perbanyak baca istighfar.
Bukan hanya itu saja, Rasulullah juga menyebutkan bahwa khasiat dari kerap membaca istighfar adalah Allah akan memberikan banyak kebahagiaan di tengah banyaknya kesusahan yang menimpa.
Hal lain dari memperbanyak instighfar adalah Allah menjanjikan rezeki yang berlimpah yang datangnya dari arah yang tidak disangka dan diduga-duga.
Amalan ketika haid dengan membaca Istighfar diperbolehkan bahkan sebisa mungkin dilakukan untuk terus mendekatkan diri kepada Allah Taala.
4. Selalu Menjaga Kebersihan baik Diri Sendiri, Rumah, Maupun Lingkungan Sekitar
Hal ini meski dilakukan dengan kesadaran diri mengingat masih banyak perempuan yang pada saat haid terlihat lebih banyak bermalas-malasan termasuk dalam merawat dirinya sendiri.
Ini tentunya tidak boleh dilakukan, karena sikap bermalas-malasan apalagi tidak menjaga kebersihan diri saat kotor tentunya bukan perbuatan yang baik dan sesuai dengan aturan.
Perempuan pada saat haid boleh menyisir rambutnya bahkan memotong kukunya bila memang di butuhkan, tapi tentunya dengan sarat agar rambut dan kukunya dikumpulkan untuk kemudian dibawa keramas setelah masa haidnya sudah selesai.
Jadi aturan yang menyebut perempuan tidak boleh sisiran dan menggunting kuku saat sedang haid adalah hanya sebuah mitos.
Jadi boleh dilakukan untuk menjaga kebersihan diri.
Banyak Amalan Ketika Haid yang bisa dilakukan oleh perempuan sesuai ketentuan yang berlaku itu tidak terlepas dari manfaat yang akan diterimanya.
Ini tentunya akan menambah banyak pahala meskipun beberapa ibadah lainnya dilarang dilakukan pada kondisi seperti ini.***