Kesenian Jaranan Thek era dulu ( Dok. Istimewa) |
SwaraWarta.co.id – Sebagian masyarakat di Ponorogo menyebut kesenian Jaranan Thek dengan sebutan Reog Thek atau Senterewe.
Ini disebabkan oleh bentuk mahkota pada barongan Jaranan Thek yang mirip dengan daun Sente dan Rawe.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal ini berbeda dengan Reog Waru, yang mahkota meraknya mirip dengan daun waru. Oleh karena itu, dalam komunitas seniman jaranan Thek yang mengkhususkan diri dalam kesenian ini menyebut diri sebagai Reog Senterewe.
Kesenian Jaranan Thek muncul di akhir abad ke 15 dan awal abad ke 16. Ada dua masa sejarah yang melatarbelakangi munculnya Jaran Thek.
Abad ke 15 (Barongan Tanpo Lulang) Pada masa ini, Warok Guno Seco dan Warok Suro Handoko merasa dibuang dari Kadipaten Ponorogo karena ditugaskan ke daerah yang jauh dari pusat Ponorogo.
Mereka membantah dengan menampilkan Topeng Barongan Tanpo Lulang yang bertujuan untuk menunjukkan bahwa pemimpin Ponorogo tidak memiliki wibawa.
Abad ke 16 (Barongan Nogo Baruk klinting) Pada masa ini, sering terjadi pertarungan antara komunitas Reog Ponorogo yang disebut tempuk, di mana grup reog yang kalah akan kehilangan perangkat barongan dadak merak, Gemblak, dan peralatan lainnya, sehingga malu bagi anggota komunitas Reog Ponorogo yang kalah.
Mereka mengungsi ke wilayah pegunungan Ponorogo bagian timur mengikuti jejak Warok Guno Seco.
Komunitas Reog Ponorogo yang kalah membuat kesenian yang mudah dibuat dengan cerita berdasarkan legenda Telaga Ngebel, Naga Baruk Klinting.
Meskipun topengnya berbentuk menyerupai naga, tetap disebut macan atau singo barong.
Hal ini dilakukan karena sebagian besar kesenian Reog telah beralih kepada kubu pemerintahan Batoro Katong.
Kesenian Jaranan Thek diiringi musik yang terbuat dari bambu menghasilkan suara seperti Gamelan Reog.
Meskipun tanpa dilapisi kulit harimau, Kesenian Jaranan Thek diminati oleh masyarakat sekitar dan menyebar hingga ke arah timur seperti Tulungagung, Trenggalek, dan sebagian Pacitan, serta mengisi acara pasar malam di Blitar dan Malang.
Jaranan Thek di daerah pegunungan disebut Senterewe karena mahkota pada topeng Jaranan Thek menyerupai daun Talas yang menjulang ke atas.
Selain itu, Jaranan Thek sudah dikenal di daerah Tulungagung sebagai kreasi baru karena mengolah gerak tari yang lebih modern.