Hermawi Taslim sekjen NasDem ( Dok. Istimewa |
)
SwaraWarta.co.id – Sekjen Partai Nasdem, Hermawi Taslim, mengungkapkan bahwa kubu pasangan calon nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, mendukung hak angket DPR untuk menyelidiki dugaan kecurangan dalam Pemilu 2024.
Hal tersebut disampaikan dalam program Satu Meja yang ditayangkan oleh Kompas TV pada Rabu, 28 Februari 2024.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Jadi kalau di 01 angket ini sudah clear, harus jalan,” ujar Hermawi
Hermawi mengatakan bahwa pasangan calon nomor urut 3, Ganjar Pranowo, telah mengajukan wacana mengenai hak angket sebelumnya, setelah itu tiga sekjen partai pengusung Anies-Muhaimin, yaitu NasDem, PKS, dan PKB, sepakat untuk mendukung hak angket tersebut.
“Masing-masing dengan tim, masing-masing dengan troli-troli, mereka sudah kerja dua hari. Kita verifikasi. Kita sampai pada kesimpulan, kita meski mendukung angket. Kita ingin buktikan semua komplain dan keluhan masyarakat ada dalam bentuk CD, ada dalam bentuk rekaman, dan segala macam,” kata Hermawi.
“Itu makanya waktu konpers saya dan dua sekjen lain mengatakan kita menanti tindak lanjut dari Pak Ganjar. Besoknya, para ketua-ketua umum,” ujarnya lagi.
Meskipun demikian, Hermawi menyatakan bahwa mereka juga harus realistis karena tidak dapat mendorong hak angket sendirian di DPR.
“Tapi kita realistis juga kan tidak bisa sendiri. Baru bersama-sama PDI-P. Nanti ujungnya kan voting di paripurna, pasti voting. Kalau sekadar tanggal 5 mau usulkan dua fraksi, 25, kita bisa. Tapi nanti kalau di paripurna kita pasti mentok,” kata Hermawi.
Sementara itu, Hermawi juga mengingatkan tentang pemanggilan semua komisioner KPU ke sidang Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) pada Rabu, 28 Februari 2024.
Hal ini terkait dengan adanya dugaan kebocoran Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024.
Hermawi menekankan bahwa kubu Anies ingin membuktikan bahwa Pemilu 2024 merupakan pemilu terburuk dalam sejarah.
“Biar saja angket ini berlangsung, kita uji. Kami cuma ingin buktikan bahwa pemilu kali ini adalah pemilu yang terburuk dalam sejarah. Kalau tidak, dibiarkan saja,” ujar Hermawi.