Tradisi pernikahan begalan ( Dok. Istimewa) |
SwaraWarta.co.id – Setiap orang menganggap tradisi pernikahan sebagai kejadian yang sangat diharapkan, karena pernikahan dilakukan sekali seumur hidup.
Tradisi Pernikahan ialah upacara resmi, merupakan sarana untuk menyatukan dua orang laki-laki dan perempuan dalam suatu ikatan baik secara fisik dan mental serta hukum dalam keluarga yang bahagia.
Tradisi pernikahan juga merangkum semua perbedaan sehingga perbedaan itu menjadi sesuatu yang indah untuk mencapai tujuan mulia dari pernikahan itu sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tujuan tersebut antara lain memiliki keturunan, membendung zina, mendapatkan kedamaian, dan menyatukan dua keluarga.
Setiap negara mempunyai keunikan adat istiadat masing-masing mengenai pelaksanaan pernikahan.
Hal itu karena pada dasarnya setiap negara memiliki budaya dan adat istiadat yang berbeda.
Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan berbagai suku yang beragam, sehingga kebudayaan juga beragam termasuk adat istiadat dalam pelaksanaan pernikahan.
Banyumas, yang terletak di KPKNL Purwokerto mempunyai tradisi adat pernikahan yang tidak ada di daerah lain yaitu begalan.
Begalan berasal dari kata begal atau perampok. Adat begalan pertama kali dikenalkan pada masyarakat masa Bupati Banyumas XIV, Raden Adipati Tjokronegoro pada tahun 1850.
Begalan berasal dari kisah Adipati Wirasaba yang menikahi putri dari Adipati Banyumas.
Pada saat itu, seperti pria pada umumnya, Adipati Wirasaba bersama rombongannya membawa pernik-pernik yang diperlukan untuk pelaksanaan pada saat acara pernikahan.
Di tengah perjalanan, rombongan tersebut bertemu dengan rampok atau begal yang hendak merampas barang-barang berharga yang dibawa oleh rombongan tersebut.
Pertarungan tidak dapat dihindari, dan Adipati Wirasaba serta rombongannya menjadi pemenang, sehingga pernikahan dapat terus berlangsung. Tempat pertarungan tersebut dikenal dengan nama Sokawera.
Adat begalan dilaksanakan setelah acara akad nikah atau pada saat resepsi di tempat calon pengantin perempuan dimana yang diperistrikan adalah anak pertama dengan anak pertama, anak terakhir dengan anak terakhir, anak pertama dengan anak terakhir, dan anak pertama yang perempuan.
Barang-barang yang dibawa pada saat acara begalan adalah alat-alat dapur yang disebut brenong kepang, antara lain iyan, pedhang wlira, cething, siwur, kukusan, ilir dan lainnya.
Nah itulah informasi mengenai tradisi pernikahan begalan yang kerap diterpakan oleh masyarakat Jawa.