Reza Indragiri Tanggapi Kasus Kematian Dante-SwaraWarta.co.id (Sumber: Tribun) |
SwaraWarta.co.id – Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri, memberikan pandangan yang mendalam terkait kasus pembunuhan berencana yang mengguncang masyarakat pada Sabtu, 27 Januari 2024, di Taman Air Tirtamas, Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pelaku, Yudha Arfandi, diduga secara sadis mengambil nyawa Raden Andante Khalif alias Dante, anak dari artis terkenal Tamara Tyasmara.
Reza Indragiri mencatat bahwa elemen krusial dalam kasus ini adalah penempatan CCTV yang tersembunyi di sekitar kolam renang.
Menurut Reza, posisi CCTV yang tersembunyi dan ketidaksiapan subsistem pemantauan menjadi faktor yang memungkinkan Yudha tega melaksanakan aksi kejamnya terhadap Dante.
Menyoroti rekaman CCTV berdurasi 2 jam 1 menit, Reza menekankan bahwa proses perencanaan pembunuhan tampak jelas tergambar.
Keputusan pelaku untuk menenggelamkan Dante berulang kali dilakukan tanpa rasa takut terdeteksi oleh pengunjung kolam renang lainnya.
Reza berkomentar bahwa tewasnya Dante menjadi gambaran menyedihkan, menunjukkan bahwa mengandalkan CCTV saja tidak cukup untuk menghadang kejahatan.
Reza memaparkan bahwa penempatan CCTV yang tersembunyi tidak mampu mencegah niat pelaku kejahatan.
Sebaliknya, hal itu malah dapat membaca oleh pelaku sebagai peluang untuk melaksanakan rencananya tanpa kekhawatiran terdeteksi.
Karena Kelemahan itulah yang kemungkinan berhasil dimanfaatkan oleh Yudha.
Tanpa adanya indikasi CCTV di sekitar, tersangka mengasumsikan bahwa tak ada orang yang akan memantau tindakan kejinya.
Reza juga mencatat ketidakberdayaan subsistem pemantauan dalam menanggapi kegentingan.
Meski rekaman CCTV menunjukkan adegan tragis berulang kali, tidak ada respons cepat dari pihak kolam renang untuk menolong Dante.
Menurut Reza, peristiwa ini menegaskan bahwa keselamatan harus dibangun atas dasar sistem keamanan yang lebih baik, bukan hanya mengandalkan kamera pengawas.
Kematian Dante bukan hanya tragedi, tapi juga mencerminkan kebutuhan untuk meningkatkan keamanan di tempat-tempat umum.
Reza Indragiri menyimpulkan bahwa perencanaan tersembunyi mungkin menjadi faktor kunci di balik pembunuhan tersebut.
Tersangka Yudha, setelah mempelajari lokasi tanpa adanya CCTV yang terlihat, bisa jadi merasa yakin untuk melaksanakan aksinya tanpa sepengetahuan pihak keamanan.
Urgensi perbaikan sistem keamanan, penempatan CCTV yang lebih efektif, dan respons cepat terhadap situasi darurat, harus dilakukan.
Tragedi ini menjadi panggilan untuk refleksi bersama tentang bagaimana kita dapat meningkatkan keamanan lingkungan kita agar kejahatan semacam ini tidak terulang di masa depan.***