Makam Bale Batur Ngebel Jawa Timur ( Dok. Istimewa |
SwaraWarta.co.id – Di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, ada seorang tokoh perempuan yang sangat dikenal oleh warga setempat, yaitu Nyai Latung yang eerat dengan makam bale batur.
Legenda Naga Baruklinting sangat erat kaitannya dengan dirinya, karena dalam cerita yang berkembang di masyarakat terlebih Nyai Latung berhasil diselamatkan oleh Naga Baruklinting dari banjir bandang sehingga tidak heran makam bale batur populer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Terlepas dari makam bale batur, Nyai Latung adalah seorang warga biasa dan berasal dari kalangan jelata.
Makam Nyai Latung sendiri diyakini oleh masyarakat berada di tengah Pasar Bale Batur Ngebel, tepat di bawah sebuah pohon besar dan tua.
Meski makamnya sudah lapuk, masih banyak peziarah yang datang untuk melihatnya.
Dalam konteks Telaga Ngebel yang menjadi objek wisata andalan di Kabupaten Ponorogo, Nyai Latung juga memainkan peran yang sangat penting dalam legenda asal-usulnya.
Cerita legenda mengatakan bahwa Nyai Latung adalah satu-satunya orang yang dengan ikhlas memberikan makan kepada seorang bocah bernama Baru Klinting.
Bocah tersebut dikisahkan sebagai jelmaan dari seekor ular raksasa yang mencabut sebuah lidi hingga mengeluarkan mata air dan menjadi Telaga Ngebel.
Nyai Latung diceritakan menjadi orang yang selamat setelah banjir bandang melanda daerah tersebut.
Hal itu karena sebelum Baru Klinting mencabut lidi, Nyai Latung sudah diberi tahu bahwa akan ada banjir besar yang akan menenggelamkan desa tersebut.
Namun, menurut penuturan sang juru kunci Bale Batur, makam tersebut adalah makam tiban, yang tidak diketahui sejak kapan keberadaannya.
Bahkan beberapa juru kunci sebelumnya yang merawat lokasi tersebut juga tidak mengetahui kapan persisnya makam itu ada.
Meskipun tidak diketahui sejak kapan makam tersebut ada, namun masyarakat sekitar tetap yakin bahwa itu adalah makam Nyai Latung.
Di lokasi tersebut juga terdapat makam Mbah Bale Batur, namun cerita ataupun legenda mengenai tokoh ini tidak terlalu dikenal oleh warga setempat.
Meskipun merupakan makam tiban, namun lokasi tersebut masih sering dikunjungi oleh para peziarah dengan tujuan yang berbeda-beda.
Ada yang datang untuk berdoa, mendoakan, atau ngalap berkah supaya permintaannya dikabulkan oleh Allah.
Keunikan lainnya dari lokasi tersebut adalah tradisi Ringgitan atau Wayang Kulit semalam suntuk yang selalu dilaksanakan oleh warga setempat setiap bulan Suro.
Selain itu, Pasar Bale Batur juga selalu ramai setiap hari pasaran yakni Pon, Wage, dan Legi, dan beroperasi sejak dini hari hingga malam hari atau bahkan 24 jam pada hari tertentu.
Pada musim buah-buahan, Pasar Bale Batur selalu ramai oleh para pedagang buah dari berbagai penjuru wilayah yang mencari dagangan, terutama durian.