Potret Tamara Tyasmara saat ditemui awak media (Dok. Istimewa) |
SwaraWarta.co.id – Tamara Tyasmara merasa sangat sedih dan terkejut ketika dituduh melindungi pacarnya dalam kasus kehilangan putranya yang sangat dia sayangi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tamara sangat membenci spekulasi karena itu hanya membuat situasi semakin buruk. Dia ingin menjaga hubungan baik dengan semua orang, terutama dalam kasus yang melibatkan kematian putranya.
“Kita mau spesial atau apa (hubungannya), namanya urusan anak apalagi meninggal, nggak bisa aku tutupi. Dante sama dia nggak ada masalah, dekat banget dia sama Dante,” cerita Tamara Tyasmara, kemarin
Tamara pernah dikritik karena memilih untuk tidak berbicara tentang kasus tersebut sebelum ada hasil pemeriksaan polisi.
Netizen meragukan keputusannya untuk diam dan membuat spekulasi tentang hal-hal yang mungkin terjadi.
Tamara kemudian memberikan penjelasan tentang kunjungannya ke kolam renang pada 22 Januari 2024, ketika dia dan pacarnya mencari tempat untuk makan setelah berpuasa.
“Jadi kita nggak mau mendahulukan. Netizen ini, ‘Ibunya ngebunuh anaknya’. Kan ada aku yang ke kolam renang tanggal 22,” Ujarnya.
” Itu memang survey, memang saya ke sana. Itu kan dekat rumah Arfandi. 22 itu kan kebetulan saya lagi puasa, itu lagi bulan Rajab,” Ungkapnya.
“Kita mau buka puasa, aku sama Fandi mau buka puasa bareng cari makan keluar. Carilah dekat-dekat situ, Pondok Kelapa. Si Fandy ngomong di sini ada kolam renang dekat,” jelas Tamara Tyasmara
Tamara sering membawa putranya berenang ke tempat seperti waterboom, tetapi dia belum pernah melihat kolam renang umum sebelumnya.
Oleh karena itu, dia meminta pacarnya untuk mengecek kondisi kolam renang tersebut. Dia mengakui bahwa dia sangat khawatir tentang keselamatan putranya.
Polisi masih menahan pacar Tamara sebagai tersangka dalam kasus ini karena telah membunuh putranya dengan cara sangat kejam.
Bukti yang ditemukan menunjukkan bahwa pacarnya membenamkan tubuh putranya ke dalam kolam renang beberapa kali hingga dia tidak sadarkan diri.
Tamara sangat sedih atas kesedihan yang menimpanya dan bahkan lebih kesal karena spekulasi yang tidak berdasar.