Bubur Lambuk, Kuliner Khas Malaysia-SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest) |
SwaraWarta.co.id – Bubur Lambuk merupakan hidangan yang tak terpisahkan dari tradisi Ramadan di Malaysia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hidangan khas ini tidak hanya menyajikan kelezatan, tetapi juga mengandung nilai-nilai kebersamaan dan keberagaman.
Bahan utama bubur lambuk adalah beras, potongan daging, santan, dan rempah-rempah beragam.
Perpaduan bahan-bahan ini menciptakan cita rasa yang khas dan nikmat, membuat bubur lambuk menjadi pilihan utama selama bulan Ramadan.
Proses penyajiannya juga turut menjadi bagian dari tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Selama bulan Ramadan, aroma harum rempah-rempah dan santan merayap di sekitar masjid dan rumah-rumah di Malaysia.
Bubur lambuk seringkali disiapkan oleh sukarelawan di masjid untuk dibagikan kepada jamaah yang akan buka puasa. Keberadaannya tidak hanya memenuhi kebutuhan nutrisi, tetapi juga memberikan rasa kehangatan dan kebersamaan di antara umat Muslim.
Proses pembuatan bubur lambuk dimulai dengan mencuci beras secara teliti. Setelah itu, beras direbus bersama potongan daging yang telah dipilih, menciptakan kuah yang gurih.
Kemudian, santan ditambahkan untuk memberikan kelembutan dan kelezatan pada bubur.
Rempah-rempah seperti kayu manis, cengkeh, dan daun pandan turut menambahkan sentuhan khas pada hidangan ini.
Pentingnya bubur lambuk selama Ramadan tidak hanya terletak pada aspek rasa dan gizi, tetapi juga pada nilai-nilai sosial dan budaya yang diusungnya.
Tradisi menyajikan bubur lambuk di masjid menjadi momen yang dinantikan, di mana komunitas Muslim berkumpul untuk berbuka puasa bersama.
Ini menciptakan ikatan sosial yang erat dan meningkatkan rasa solidaritas di antara mereka.
Tidak hanya di masjid, bubur lambuk juga menjadi sajian istimewa di rumah-rumah. Keluarga-keluarga berkumpul untuk menyiapkan hidangan ini bersama-sama, menjadikannya kesempatan untuk memperkuat hubungan antaranggota keluarga.
Generasi muda belajar cara memasak bubur lambuk dari para sesepuh, mewarisi tradisi yang telah ada selama bertahun-tahun.
Selain kelezatan dan nilai-nilai kebersamaan, bubur lambuk juga memiliki dimensi filantropi.
Banyak organisasi dan sukarelawan yang dengan antusias mengambil bagian dalam memasak dan mendistribusikan bubur lambuk kepada masyarakat yang membutuhkan.
Hal ini mencerminkan semangat berbagi dan peduli terhadap sesama yang menjadi ciri khas Ramadan.
Dengan berakhirnya bulan Ramadan, tradisi bubur lambuk tetap meninggalkan jejak yang berkesan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Malaysia.
Hidangan ini bukan sekadar santapan lezat, tetapi juga simbol kebersamaan, keberagaman, dan kepedulian sosial.