Swarawarta.co.id – KPK mengungkapkan bahwa Harun Masiku, buron kasus suap, menerima perintah dari Hasto Kristiyanto untuk merendam handphonenya sebelum melarikan diri.
“Pada hari yang sama tanggal 8 Januari 2020 sore hari sekitar jam 16.00 WIB Firli Bahuri Ketua KPK menyampaikan konferensi pers melalui media bahwa sedang dilakukan OTT KPK pada KPU. Padahal termohon belum sempurna melakukan tangkap tangan karena Harun Masiku dan Hasto Kristiyanto belum bisa diamankan,” ujarnya.
Percakapan ini diperoleh dari penyadapan dan diungkapkan oleh Tim Biro Hukum KPK dalam sidang praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
KPK juga menjelaskan bahwa penangkapan Harun Masiku gagal pada Januari 2020 karena pengumuman OTT oleh Ketua KPK Firli Bahuri sebelum semua pihak ditangkap.
“Dalam proses pengejaran kepada Harun Masiku dan Pemohon tersebut adalah petunjuk yang didapatkan oleh termohon atas penyadapan tanggal 8 Januari 2020 jam 19.54 WIB bahwa terdapat perintah dari pemohon kepada Nur Hasan penjaga Rumah Inspirasi Jalan Sutan Syahrir nomor 12 A yang digunakan pemohon berkantor untuk menelepon Harun Masiku supaya merendam handphone di air dan agar Harun Masiku untuk melarikan diri dari kejaran petugas termohon,” ujarnya.
Berikut isi percakapannya:
Nur Hasan: Pak, ini ada amanat.
Harun: Iya
Nur Hasan: Bapak handphonenya harus direndam di air, terus bapak standby di DPP.
Harun: Iya oke, di mana disimpannya?
Nur Hasan: Direndam di air, Pak.
Harun: Di mana?
Nur Hasan: Enggak tahu deh saya, bilangnya direndem aja.
Harun: Gini aja, Pak Hasan segera ini, itu kita ke itu, apa namanya aduh.
Nur Hasan: Halo, pak?