Doa menjelang Isra’ Mi’raj bisa diamalkan menjelang bulan Rajab ( Dok. Istimewa |
SwaraWarta.co.id – Salah satu keistimewaan bulan Rajab adalah peristiwa Isra’ Mi’raj yang terjadi pada waktu tersebut.
Kejadian Isra’ Mi’raj terjadi pada tanggal 27 Rajab oleh sejarawan dan juga Al-Manshur Faury.
Peringatan Isra’ Mi’raj sangat penting untuk memperdalam pemahaman tentang Nabi Muhammad dan mengingat perjalanan bersejarah saat beliau menerima perintah Allah untuk shalat bagi umat Muslim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejarah mencatat bahwa awalnya Allah memerintahkan untuk shalat sebanyak 50 kali dalam sehari semalam.
Namun, setelah pertimbangan kondisi umat Nabi Muhammad, jumlah tersebut kemudian dikurangi menjadi 5 kali.
Nabi Musa juga menasihatkan Nabi Muhammad untuk selalu meminta keringanan kepada Allah SWT setelah menerima perintah shalat.
Peringatan Isra’ Mi’raj bertujuan untuk selalu mengingat usaha Nabi Muhammad dalam membawa agama Islam dan menjadi momentum untuk selalu memperbaiki kualitas shalat serta menjaganya dengan sepenuh hati.
Selain menjadi rukun Islam kedua setelah syahadat, shalat merupakan puncak dari segala ibadah.
Di malam 27 Rajab, momen peringatan Isra’ Mi’raj, umat Islam melakukan amalan penting berupa doa.
Syekh Muhammad bin Abdullah bin Hasan al-Halabi al-Qadiri menjelaskan dalam kitabnya bahwa doa pada malam tersebut memiliki keistimewaan yang sangat besar.
Hal ini sangat penting untuk menambah keimanan dan menjaga ikatan dengan Allah SWT.
مَنْ قَرَأَ بِهَذَا الدُّعَاءِ لَيْلَةَ السَّابِعِ وَالْعِشْرِيْنَ مِنْ رَجَبَ ثُمَّ يَسْأَلُ الله حَاجَتَهُ فَاِنَّهَا تُقْضَى بِاِذْنِ اللهِ
Artinya, “Barang siapa yang membaca doa ini pada malam 27 Rajab, kemudian meminta kepada Allah (untuk dipenuhi) kebutuhannya, maka akan dipenuhi kebutuhannya dengan izin Allah.” (Abdullah al-Halabi, Nurul Anwar wa Kanzul Abrar fi Dzikris Shalati ‘alan Nabi al-Mukhtar, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah: tt], halaman 38).
Doa yang dimaksud yakni:
اللهم إِنِّي أَسْأَلُكَ بِمُشَاهَدَةِ أَسْرَارِ الْمُحِبِّيْنَ، وَبِالْخَلْوَةِ الَّتِي خَصَّصْتَ بِهَا سَيِّدَ الْمُرْسَلِيْنَ حِيْنَ أَسْرَيْتَ بِهِ لَيْلَةَ السَّابِعِ وَالْعِشْرِيْنَ أَنْ تَرْحَمَ قَلْبِيَ الْحَزِيْنَ وَتُجِيْبَ دَعْوَتِيْ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْنَ
Allāhumma innī as’aluka bi musyāhadati asrāril muhibbīn, wa bil khalwatil latī khashshashta bihā sayyidal mursalīn hīna asraita bihī lailatas sābi’i wal ‘isyrīn an tarhama qalbiyal hazīna wa tujība da‘watī yā akramal akramīn.
Artinya, “Ya Allah, dengan keagungan diperlihatkannya rahasia-rahasia orang-orang pecinta, dan dengan kemuliaan khalwat (menyendiri) yang hanya Engkau khususkan kepada pimpinan para rasul, ketika Engkau memperjalankannya pada malam 27 Rajab, sungguh aku memohon kepada-Mu agar Kau merahmati hatiku yang sedih dan Kau mengabulkan doa-doaku, wahai Yang Maha Memiliki kedermawanan.”